CHAPTER 1
CHAPTER 1 : PERNYATAAN CINTA ALGEBRA
"Lo orang teraneh yang pernah gue temui!"
Akatsuna Hiara, 16 tahun. Baru saja membuat seseorang kecewa karena menolaknya dengan alasan paling tidak masuk akal. Lelaki itu adalah teman sekelasnya, Algebra Gama.
Kini, ia sungguh terkejut, napasnya memburu kala ia mendapat ucapan bernada tak menyenangkan itu. Ia sadar apa yang salah dari ucapannya hingga cowok ini terlihat begitu membencinya. Tapi tak seharusnya Algebra berlaku demikian.
"Seperti yang gue bilang. Gue nggak bisa, Al. Maaf kalau emang alasan gue nggak bisa lo percaya, tapi tolong jangan bentak gue kayak gini!" ujar Hiara.
Algebra di depannya tampak merasa bersalah, pengecut macam apa yang berani membentak wanita?
"Maaf, gue hilang kendali." Algebra mengatur napasnya, mencoba sedikit bisa mengerti jalan pikir perempuan yang disukainya ini.
"Lo bisa nolak gue, Ra. Asal alasan lo lazim buat gue mengerti. Kenapa lo selalu bikin alasan yang nggak logis, sih?" Ia mengulum bibir ke dalam sebelum melanjutkan, "Kalau lo nggak mau jadi pacar gue, nggak apa-apa. Nggak usah ngarang sesuatu yang nggak perlu," terang Algebra sembari menghela napas pasrah.
Hiara dibuat semakin diam di tempatnya, alasannya memang itu! "Gue ngomong beneran, Al. Gue nggak bisa suka sama orang selain tokoh anime itu! Mungkin buat lo itu lelucon, tapi buat gue itu beneran! Gue suka Aomine!" ungkap Hiara yang membuat Algebra makin melebarkan senyum mirisnya.
"Sumpah, lo nggak perlu mengada-ada, Ra." Lagi-lagi Aldrian tersenyum miris. "Yah, kayak biasanya. Lain kali bakal gue coba lagi. Maaf gangguin waktu istirahat lo." Algebra berbalik, Hiara menatap punggungnya yang menjauh.
Hiara menyukai Aomine, kenapa dengan alasan itu? Kenapa seolah semua orang tak percaya akan hal itu?
Hiara menghembuskan napasnya, pasrah. Sekalipun Aomine Daiki tak nyata, apa tak boleh Hiara menyimpan rasa untuknya?
"Ara? Lo nggak pa-pa?" tanya Lucia, teman baiknya.
Hiara menatap manik hazel Lucia yang terlihat khawatir, ia merasa lebih baik. "Gue baik-baik aja, makasih Lulu."
Lucia Seyrifa, atau yang biasanya ia panggil Lulu itu tersenyum. "Gue ngeliat yang tadi, Algebra? Dia kenapa ya kekeh banget buat sama lo?"
Hiara sendiri menggeleng, tak mengerti. "Kayaknya Algebra marah banget sama gue, padahal gue nggak ngarang-ngarang alasan, sumpah."
"Iya, gue percaya. Yuk ke koperasi. Kita beli minum," ajak Lucia, mengalihkan perhatiannya dari peristiwa yang baru saja ia lalui.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top