Bagian 21
Ophelia telah berganti pakaian. Ia kembali ke ballroom bersama dengan Aexio yang tidak pernah melepaskan genggaman dari tangannya.
Aexio tidak akan membiarkan siapapun menghina istrinya lagi. Ia memang bukan anak kandung keluarga Schieneder, tapi namanya masih cukup berpengaruh. Ia bisa menghancurkan hidup orang yang mencoba mencari masalah dengannya. Ia tak begitu peduli pandangan orang lain tentangnya saat ini, tapi Ophelia? Itu hal yang berbeda.
Tindakan jantan Aexio membuat Cia meradang. Bagaimana bisa Aexio masih dengan bangga menggenggam Ophelia. Cia meringis, hatinya hancur berantakan. Tidak hanya Cia, Tiffany juga merasakan hal yang sama. Ophelia hanya wanita asing, tapi kenapa Aexio memperlakukannya seolah wanita itu sangat berharga. Bukankah Aexio terlalu cepat mendekatkan diri dengan Ophelia?
Kath memperhatikan Aexio dan Ophelia sejak beberapa saat lalu. Hatinya masih saja sakit karena ucapan Carol.
"Aexio baik-baik saja. Tenanglah." Anthony mengerti betul apa yang dikhawatirkan oleh istrinya saat ini.
"Dia selalu terlihat baik-baik saja meski dia terluka. Aexio selalu menyembunyikan lukanya dengan baik." Ada kesedihan yang terpancar dari mata Kath. Ia memahami anaknya dengan sangat baik. Sejak dahulu Aexio selalu mandiri, bersikap seolah baik-baik saja agar ia dan suaminya tidak memikirkannya.
"Apa yang harus aku lakukan agar suasana hatimu membaik?"
"Hancurkan bisnis keluarga Carol."
"Jika itu yang kau mau maka akan aku lakukan." Anthony akan melakukan apa saja yang bisa membuat hati Kath membaik.
"Carol tidak memandang kita sama sekali. Aku melihat wanita itu menghina Aexio tanpa berkedip sedikitpun."
"Aku mengerti. Aku juga marah, Sayang. Sekarang tenanglah. Aku tidak ingin suasana hatimu semakin rusak," bujuk Anthony lembut.
Kath menarik napasnya. Ia mencoba untuk mengendalikan emosinya.
Acara kembali berlanjut, dengan suasana hati beberapa orang yang sudah rusak.
Waktu lelang telah tiba. Berbagai jenis barang dilelang dengan harga mahal. Perhiasan, lukisan, serta barang antik lainnya telah berpindah ke pemilik yang baru.
Sesi lelang hampir berakhir. Kath menjadi yang terakhir dalam pelelangan itu. Ia memanggil Ophelia untuk datang ke depan membawa kalung yang ingin ia lelang.
Kath mengerutkan keningnya ketika melihat kalung yang dilelang bukan kalung miliknya melainkan kalung yang tadi Ophelia pakai.
Sesuatu pasti sudah terjadi, Kath akan membahasnya nanti. Sebelum memulai pelelangan kalungnya, Kath memperkenalkan Ophelia secara resmi pada semua orang. Dengan bangga ia menyebut Ophelia sebagai menantunya.
Semua orang yang ada di sana tidak tahu bagaimana cara Kath dan Anthony memilih menantu, tapi mereka bisa menilai bahwa Kath dan Anthony tidak pernah memandang orang dari status sosialnya
Namun, orang-orang mulai membanding-bandingkan antara Ophelia dan Aleycia. Satu dari kelas bawah, dan satu dari kelas atas. Satu berpendidikan rendah, dan satu berpendidikan tinggi, berbagai macam perbandingan lain muncul. Dan semuanya membuat nilai Ophelia begitu rendah.
Acara kembali dilanjutkan, kalung yang Ophelia bawa dilelang dengan harga 3 juta Dollar. Seorang donatur dari Rusia mendapatkan kalung itu dengan harga 7 juta Dollar.
Ophelia tidak menyangka bahwa kalung ia pakai tadi ternyata memiliki harga yang sangat tinggi. Aexio telah memberikannya kesempatan menggunakan kalung mahal itu meski hanya sesaat.
Setelah kalung Aexio berpindah ke pemilik yang baru. Aexio maju ke depan, mengambil mikrofon. Matanya bergerak ke seluruh penjuru ruangan. Ia kini menjadi pusat perhatian. Tamu undangan menanti apakah kiranya yang akan Aexio katakan.
Aexio melangkah menuju ke Ophelia yang berdiri beberapa meter darinya. Pandangan orang-orang masih belum berubah, tetap pada Aexio.
"Kalian sudah mengetahui bahwa wanita yang berdiri di sebelahku saat ini merupakan menantu tertua keluarga Schieneder, dan kalian juga mengetahui tentang dari mana ia berasal serta pendidikannya yang rendah. Saat ini aku akan memberitahu kalian sedikit lagi tentangnya.
Dia adalah Atherra Ophelia, wanita baik hati yang bersedia menjadi pendampingku. Dia tidak pernah melakukan hal licik untuk mendapatkan perhatianku, akulah yang datang padanya, memaksa ia untuk menikah denganku. Sebelum ini Ophelia bekerja disalah satu hotelku. Ia wanita sederhana yang mencintai dunianya yang tenang.
Ia sangat pendiam, galak, manis, penuh perhatian, menyenangkan dan hangat. Aku adalah pria paling beruntung yang berhasil menikahinya.
Saat ini Ophelia sedang mengandung anak kami. Aku berani mempertaruhkan perusahaanku untuk menjamin anak itu benar-benar anakku. Aku harus mengatakan lagi bahwa aku sangat beruntung menjadi laki-laki pertama bagi Ophelia.
Wanita ini...." Aexio menggenggam tangan Ophelia hangat. Matanya menatap mata Ophelia sendu. Penuh kasih sayang dan kelembutan.
"Dia adalah istriku. Wanita yang akan menemaniku hingga aku menua dan menutup mata."
Air mata Ophelia jatuh begitu saja. Aexio, pria itu telah membuatnya jatuh cinta semakin dalam. Di depan semua orang Aexio memperlakukannya seperti harta yang berharga.
Aexio membawa Ophelia ke dalam pelukannya. "Kenapa menangis? Apakah karena aku terlalu manis?"
Ophelia mencubiti pinggang Aexio lalu kemudian membalas pelukan Aexio.
Lagi-lagi Aexio dan Ophelia membuat beberapa hati patah, terutama Cia dan Tiffany. Beberapa wanita muda yang hadir di acara itu pernah menyukai Aexio, tapi ditolak oleh Aexio tanpa perasaan. Mereka merasa Ophelia sangat beruntung karena memiliki Aexio.
Sedang beberapa orang lainnya merasa kesal dan jijik. Mereka adalah keluarga adik ipar Kath.
"Mommy pernah berpikir bahwa suatu hari nanti Mommy akan menyebut Aexio sebagai menantu Mommy, ternyata Mommy dan Aexio tidak berjodoh." Marisa, ibu Tiffany bicara pada putri semata wayangnya.
Marisa sangat menyukai Aexio. Ia berharap hubungan antara Aexio dan Tiffany bisa berkembang jadi cinta, tapi siapa yang tahu takdir tidak memberikan restu.
"Mungkin tidak sekarang, Mom."
Balasan Tiffany terasa ambigu bagi Marisa. Ia melirik anaknya bingung, tapi Tiffany tak memberikan jawaban apapun untuk mengatasi kebingungannya.
Tiffany semakin ingin merebut Aexio dari Ophelia. Hatinya baru akan terobati jika Aexio sudah jadi miliknya. Jalan manapun akan Tiffany tempuh, siapa yang tahu jika akhirnya nanti semua usahanya bisa membuahkan hasil.
***
Sepulang dari acara pelelangan Aexio dan Ophelia berada di ruang keluarga bersama dengan Anthony dan Kath. Hal ini berkaitan dengan hilangnya kalung yang dititipkan oleh Kath.
"Mom, sebelumnya Aexio dan Ophelia ingin meminta maaf." Aexio mulai bicara. "Kalung yang Mom titipkan pada Ophelia telah hilang."
Raut wajah Kath tidak bisa ditebak. Ia diam untuk beberapa saat.
"Ini semua salahku, Mom. Aku lalai menjaganya." Ophelia menundukan kepalanya.
Kath merasa sedikit kecewa. "Bagaimana kalung itu bisa hilang?"
"Aku tidak tahu, Mom. Aku menyimpan kalung itu di brangkas, tapi ketika kami hendak pergi tadi kalung itu sudah tiada," jelas Ophelia.
"Apakah kamarmu dimasuki maling?" tanya Anthony.
"Aku tidak yakin, Dad. Tidak ada kerusakan sama sekali," jawab Aexio.
"Siapa saja yang tahu sandi brangkasmu?"
"Hanya aku dan Ophelia."
Kath diam lagi, membuat Ophelia cemas jika Kath mencurigainya.
"Sebaiknya kita lapor polisi biar mereka bisa memeriksanya." Anthony mengambil keputusan.
"Lakukan diam-diam saja. Jangan membuat kegaduhan." Kath selalu ingin menyelesaikan masalah tanpa banyak orang lain tahu.
"Maafkan aku, Mom. Aku benar-benar menyesal." Ophelia meminta maaf dengan tulus.
Kath menarik napas pelan. "Kau sudah menjaganya dengan baik, Ophelia. Jangan terlalu dipikirkan." Kath tidak mencurigai Ophelia sama sekali. Ia memang baru mengenal Ophelia, tapi ia cukup yakin Ophelia tak akan melakukan hal memalukan seperti itu.
Di balik dinding ada Cia yang menguping. Kedua tangannya mengepal kuat. Beberapa hari lalu ia mendengarkan percakapan Kath dan Ophelia mengenai kalung yang akan dilelang. Dan ia telah mencuri kalung itu dari brangkas Aexio dengan harapan Kath akan memarahi Ophelia, dan berpikir bahwa Ophelia lah yang mencuri kalung itu, tapi kenyataannya tidak sesuai harapan Cia. Apa yang sudah ia lakukan ternyata sia-sia.
Ini semua karena Aexio, jika Aexio tidak memberikan kalung yang harusnya diberikan padanya ke acara pelelangan maka semua akan berjalan sesuai rencananya.
Cia menjadi membenci Aexio sebesar ia mencintai Aexio. Ia kecewa dan semakin kecewa pada Aexio yang terus melindungi Ophelia. Ia tak mengerti apa istimewanya Ophelia? Ophelia hanyalah wanita murahan yang tidak pantas mendapatkan perhatian Aexio.
"Sihir apa yang sudah wanita jalang itu gunakan hingga bisa membuat Mommy dan Daddy begitu mempercayainya!" geram Cia.
Cia berbalik pergi, tapi sebelum ia pergi Aexio telah lebih dahulu melihat Cia. Kening Aexio berkerut, apakah Cia menguping pembicaraan mereka? Dan kenapa wajah Cia terlihat tidak senang?
Aexio tidak bisa menemukan jawabannya dalam waktu singkat. Ia mengabaikan pertanyaan-pertanyaan itu sejenak dan kembali pada pembicaraan dengan kedua orangtuanya.
Tbc
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top