Chapter 9 - Terima kasih

Di ruangan yang didominasi berwarna biru cerah dan barang-barangnya berwarna emas. Ranjang terletak di sebelah kiri ruangan. Ada jendela di sebelah kanan ruangan.

Lila terbaring di ranjang berwarna emas. Ekornya sudah berganti menjadi kaki. Di kakinya dibalut perban. Kenzie menatap matenya khawatir sudah dua belas jam lebih gadis itu tidak kunjung sadar.

"Mate maafkan aku yang telat menyelamatkanmu," ujar Kenzie lirih. Kenzie menggenggam tangan lembut matenya.

Lila perlahan-lahan membuka kelopak matanya. Rasa sakit langsung menghantam kepalanya. Kepalanya bagai dipukul ribuan palu. Lila meringis kesakitan. Dia memegang kepalanya. Pandangan matanya buram.

"Sakit sekali," ucap Lila lirih.

"Yang mana yang sakit." Kenzie ikut mengusap kepala Lila dengan pelan.

Lila sadar kalau di ruangan ini tidak hanya ada dirinya, tetapi ada juga orang lain.

Setelah beberapa menit rasa sakit menghilang dan pandangannya sudah jelas.

"Aku ada di mana?" ucap Lila pelan menatap mata ungu Kenzie.

"Di kamarku," balas Kenzie singkat.

"Hiu itu aku hampir saja jadi santapannya." Lila mengingat kejadian beberapa jam lalu, rasa takut menyerangnya.

Lila melihat ke arah kakinya yang diperban.

"Kakiku tidak apa-apa kan?" tanyanya khawatir.

"Iya, jangan khawatir kakimu tidak apa-apa kok," sahut Kenzie tersenyum.

"Terima kasih karena sudah menolongku."

"Sama-sama."

"Kenzie namaku Kenzie," ucap Kenzie ramah.

"Salam kenal Kenzie, namaku Lila."

"Lila apa kamu haus?" tanya Kenzie perhatian.

Lila mengangguk mengiyakan.

"Aku akan mengambil segelas air dulu." Kenzie keluar kamarnya meninggalkan matenya sendirian.

Lila mengamati ruangan tersebut. Ranjang yang tidurinya dibingkai tiang-tiang yang berukiran unik.

"Ruangan ini rapi sekali." batin Lila

"Interiornya seperti di kerajaan." batin Lila.

"Apa jangan-jangan ini memang di kerajaan?" batin Lila menduga.

💧💧💧💧💧💧💧💧💧💧💧💧💧💧

See you next chapter 😊

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top