Chapter 8 - Hiu
Pov Lila
Toko Sasha lumayan ramai pelanggan. Kami dibuat kewalahan melayani mereka. Pelanggan berangsur-angsur sepi. Aku duduk di kursi bersama mereka berdua.
"Baru pertama kali ini tokoku ramai sekali," ucap Sasha tak percaya.
"Hari ini rezekimu mungkin Sasha," sahut Lilia.
"Benar itu." Aku membenarkan ucapan Lilia.
"Kalian benar. Toko tiga puluh menit lagi akan tutup. Ayo bantu aku merapikan toko ini setelah itu kita akan menutupnya," tukas Sasha.
"Oke," jawab kami berdua kompak.
Kami merapikan toko kemudian menutup tokonya.
Beberapa toko ada yang masih buka. Kami mampir ke salah satu rumah makan "Daisy" Sasha mentraktir kami makan.
"Sha terima kasih atas traktirannya," ucapku.
"Terima kasih Sasha," ujar Lilia.
"Terima kasih kembali," sahut Sasha.
"Oh, ya aku harus pergi," kataku.
"Hati-hati Lila," balas keduanya kompak.
Aku berenang menjauhi mereka. Sekarang aku tidak lagi berada di pasar. Ada banyak ikan-ikan dari yang berukuran besar, sedang dan ada juga yang kecil. Warnanya pun bermacam-macam. Uniknya ada yang transparan.
Aku melihat ada tulisan taman harapan. Aku berenang ke dalam. Ada banyak mermaid di sana. Beberapa ada yang sedang memadu kasih. Adapula yang sendirian. Banyak lampu-lampu kristal putih di sana. Ada pohon-pohon laut.
Tiba-tiba ada segerombolan ikan hiu yang besar masuk. Orang-orang berteriak ketakutan. Rombongan hiu abu-abu mengejar orang-orang. Ada yang dapat oleh ikan hiu itu, darah seketika bercampur dengan air. Taman harapan berubah menjadi kacau balau. Pohon-pohon yang semula tertata rapi kini roboh tak karuan bentuknya lagi. Lampu-lampu kristal pecah berserakan.
Aku mempercepat berenangku ada satu ikan hiu yang mengejarku. Setengah meter lagi hiu itu di belakang. Hiu itu membuka mulutnya yang dipenuhi taring yang besar dan tajam.
"Tolong aku," teriakku ketakutan.
Setelah kupikir sudah jauh. Aku beristirat sejenak. Aku lelah sekali. Ekorku terasa sakit karena aku memaksakan berenang cepat tadi.
Aku bersembunyi di balik batu karang besar berharap hiu itu tidak mengejarku lagi.
Hiu itu berada tepat di belakangku menggigit ekorku. Aku tidak sempat lagi menghindar. Rasa sakit langsung menjalar.
"Mengapa nasibku harus dimakan hiu," ucapku lirih.
Aku ingin melepaskan diri tapi gigitan hiu itu sangat kuat. Kurasakan ekorku ini robek. Darah dari luka di ekorku merubah warna air yang semula biru menjadi merah dan bau amis tercium di hidungku
"Tolong siapa pun selamatkan aku."
Aku hanya bisa pasrah kepalaku rasanya pusing sekali. Mungkin karena darah yang keluar terlalu banyak. Kegelapan merenggutku.
🐳🐳🐳🐳🐳🐳🐳🐳🐳🐳🐳🐳🐳🐳
See you next chapter 😊
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top