Chapter 23
Pangeran Kenzie menatap pengawal pribadinya, Bobby. "Kau benar, Bobby, tapi dimana aku akan menemukan dia?"
"Pangeran, tidak tahu dimana alamat rumah Nona Lila?" tanya Bobby.
"Aku lupa menanyakannya dengan dia," sesal Kenzie.
"Kalau begitu Pangeran terpaksa naik ke daratan untuk mencari Nona Lila," saran Bobby.
***
Di belakang rumah sederhana, yang sebagian catnya sudah mengelupas dan tampak memudar.
Lila sedang menjemur tumpukan pakaian basah di jemuran. "Akhirnya, selesai juga jemur pakaian."
Dia mendongak ke atas langit, matahari bersinar dengan cerah. Awan-awan melayang di sana. "Sepertinya hari ini tidak akan turun hujan. Ya juga sih, beberapa hari ini hujan terus-menerus."
Lila duduk di kursi kayu coklat yang ada di teras. "Tiba-tiba, aku teringat dengan Kenzie. Bagaimana kabar dia sekarang? Aku janji dengannya akan cepat pulang, tapi aku tidak bisa menepatinya."
"Apa aku ke sana sebentar, ya? Setelah itu aku pulang?" Lila bingung dan bimbang.
"Hm, lebih baik seperti itu saja. Sebelum Kak Intan pulang, aku harus pulang."
Lila bergegas masuk ke dalam kamarnya dan mengambil topi biru, lalu menyimpannya di dalam tasnya. Tujuannya ke danau Azen.
Di danau Azen.
Lila terkejut saat melihat sosok laki-laki yang sedang duduk di kursi yang berada dekat dengan danau Azen.
"Itu Kenzie bukan sih? Tapi sepertinya iya," ujar Lila, kemudian berjalan menghampiri orang tersebut.
"Lila? Kamu benar datang ke sini?" tanya Pangeran Kenzie dengan raut wajah senang dan bahagia. Dia langsung memeluk matenya untuk beberapa saat meluapkan kerinduan yang membuncah di dalam hatinya.
"Iya, aku datang ke sini, Kenzie." Keduanya saling menatap satu sama lain, kemudian Pangeran Kenzie mengecup pipi kanan Lila. Lila terkejut namun juga bahagia atas perlakuan manis Kenzie.
Keduanya sekarang duduk berdekatan. "Maaf Kenzie. Aku tidak datang menemuimu. Aku bantu kakakku di toko."
"Lila, kamu dalam keadaan susah, mengapa tidak memberitahu? Aku pasti akan membantumu," ucap Kenzie.
"Aku memiliki banyak uang. Katakan berapa banyak yang kau butuhkan?" tanyanya.
"Apa yang kerajaan kau berlaku di dunia manusia?" Lila balik bertanya.
Pangeran Kenzie menggaruk kepalanya. "Aku tidak tahu, Lila, tapi aku memiliki mutiara. Mungkin saja itu bisa dijual di sini?" Dia melihat ke arah kakinya yang kini sudah mulai kembali bersisik, efek obatnya akan segera habis.
"Lila, ayo ke istana. Aku takut ada orang yang akan melihatku berubah menjadi duyung."
"Baiklah, Kenzie."
***
Happy reading pembaca setia Lila is My Mate🥰.
Oh, ya, teman-teman liburan ini jalan-jalan ke mana? Apa cuma di rumah saja?
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top