Chapter 16 - Pencarian Lila
Pov Intan
Aku sengaja meminta cuti kepada boss tempatku bekerja. Bossku untungnya memberikanku izin setelah aku menjelaskan tujuanku cuti. Aku bergegas merapikan tempat tidurku yang berantakan, lalu membersihkan, dan kemudian makan seadanya.
Aku tidak nafsu makan sejak adikku tiba-tiba hilang. Tidurku semalam juga tidak nyenyak. Aku sering terbangun karena bermimpi Lila menangis kesakitan. Dan aku berharap hal buruk itu tidak terjadi kepada Lila.
Aku segera menyambar jaket ungu yang tergantung di gantungan pakaian dan langsung memakainya. Aku bergegas menuju ke rumah Ayse usai mengunci rumah.
Aku mengetuk pintu rumah Ayse. Tak berapa lama, pintu terbuka dan yang membuka pintu adalah ibunya Ayse.
"Intan, silakan masuk!" Ibunya Ayse, Vera mengajakku masuk.
"Terima kasih, tante," balasku, kemudian berjalan masuk dan duduk di kursi yang ada di ruang tamu.
"Ayse, semalam sudah cerita kalau Lila tiba-tiba hilang saat mereka berenang di danau. Danau Azen kalau tidak salah namanya," ujar Vera. Tante Vera tampaknya ikut khawatir.
Aku mengangguk pelan. "Iya, tante. Lila hilang. Semalam aku dan Ayse ke danau Azen. Aku nyemplung ke danau Azen mencari keberadaan Lila, tetapi dia tidak ada."
"Jadi, hari ini kau mau ke kantor polisi?" tanya Vera. Wanita itu berusia empat puluh satu tahun.
"Iya, benar tante. Hari ini rencananya mau ke kantor polisi untuk meminta bantuan. Ya, semoga saja dengan adanya bantuan polisi, Lila bisa lebih cepat ketemu," kataku berharap.
"Tante juga do'akan agar Lila cepat ketemu," balas Vera tulus.
"Semoga saja tante."
"Kak Intan, aku sudah siap. Ayo kita berangkat," ujar Ayse. Gadis itu memakai kaos hijau polos dan celana pendek selutut hitam.
"Tante juga mau ikut kalian ke kantor polisi," ujar Vera.
"Boleh tante."
Akhirnya, kami bertiga memakai sepeda menuju ke kantor polisi. Lokasi kantor polisi lumayan jauh dari rumah kami. Perjalanan kami hampir memakan waktu lebih kurang selama tiga puluh menit lebih.
Aku bernapas lega. Akhirnya, kami sampai juga di depan kantor polisi. Keadaan kantor polisi sepi, hanya ada polisi saja.
"Ayo kita masuk!" kataku. Kami memarkirkan sepeda di parkiran motor.
Aku mengetuk pintu sebelum berjalan masuk ke dalam ruangan kantor polisi.
"Masuklah, dek!" sapa salah satu polisi muda dengan ramah. Yang aku tebak, polisi laki-laki itu seumuran denganku.
Aku, tante Vera, dan Ayse berjalan masuk ke dalam dan duduk di kursi yang telah disediakan.
"Ada sesuatu yang ingin dilaporkan?" tanya polisi yang sama.
"Ada, Pak, aku ingin melaporkan adikku hilang," ujarku.
"Sejak kapan kejadiannya?" tanya polisi. Yang kuketahui bernama Aldo dari name tagnya yang ada di sebelah kanan dadanya.
"Sejak kemarin Pak."
"Siapa namanya?"
"Lila Natasha."
"Ciri fisiknya?"
Aku menjelaskan ciri-ciri fisik dari adikku, dan Aldo menulis semua yang kukatakan di kertas.
"Baiklah, kita akan mulai pencariannya."
***
Happy reading, guys🥰
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top