4. Gosip Mulai Bertebaran
Seminggu berlalu, dan aku semakin memasang mataku pada Vani dan Liam. Siera sedikit banyak menyadari keanehan yang aku lakukan, dan dia kadang nanya padaku soal kedekatan mereka berdua. Aku hanya bilang kalau sampai saat ini aku nggak tau apa – apa, dan aku rasa lebih baik kita membiarkan mereka melakukan apa yang mereka suka terlebih dahulu sebelum akhirnya ada klarifikasi. Dan Siera mengamini kalau mereka akan pacaran suatu saat nanti.
Dan jujur saja, aku ikut mengaminkan doa dari Siera tadi.
Mereka bisa dibilang mulai akrab. Mulai dari nanya tugas, tukeran jawaban, dan kadang berinteraksi satu sama lain. Liam memang terlihat sedikit pasif, tapi dia bisa dibilang cukup menikmati semua interaksinya dengan Vani.
Dan sedikit banyak, sepertinya teman – teman dikelas menyadari kalau mereka mulai dekat.
“Hei, kalian liat Liam gak?” tanya Vani, saat dia menghampiri ke meja kami.
“Mana ane tau. Itu anak agak invisible, jadi mungkin gue gak liat kalo dia ada.” Ujarku.
“Kamu kira hantu apa, invisible...” sahut Siera.
“Yakali. Abis dia agak gaib dan kadang kemunculannya nggak terduga. Serupa makhluk astral lah...”
“Hush, ntar orangnya tau lagi...”
“Masa bodo. Emang dia siapa gue? Emang kenapa elu nyariin, Van. Tumbenan...”
“Enggak, kemaren aku pinjem buku Biologi – nya, jadi aku nyariin Liam buat ngebalikin bukunya.” Ujar Vani.
“Ooh, gitu. Yah, sori. Gue kagak tau dan kagak liat dia.”
“Cie, nyariin Liam nih ye?” ujar Aulia, saat berlalu melewati kami.
Kami bertiga terdiam sejenak, hingga akhirnya Vani mulai bergerak gelisah.
“Apaan sih, udah ah, aku mau nyari dia lagi!” ujar Vani, lalu menuju ke luar kelas.
Aku melirik ke arah Aulia. Dia terlihat biasa saja, dan dia kini berkumpul dengan gengnya. Aku mengamatinya sejenak. Yah... Dia pasti satu dari beberapa orang yang menyadari kalau antara Vani dan Liam.
Aulia, aka ketos, yah... Dia bukan orang yang jadi list teratas dari orang yang akan menyadari kedekatan Vani dan Liam. Tapi dia tetap masuk sepuluh besar di daftarku.
Dan satu hal : dia dekat dengan beberapa orang, dan bisa dibilang mereka itu seperti semacam geng. Dan walau mereka semua orang yang cukup patut untuk diajak berteman, tapi satu hal yang bisa kunilai adalah, mereka cukup rese. Khas cewe.
Dan itu jadi satu kekhawatiran bagiku.
“Hei, Ra.” Ujarku.
“Ada apa, La?” tanya Siera.
“Dengar apa kata Aulia tadi?”
“Pastinya.”
“Ketakutanku terbukti.”
“Kenapa?”
“Kamu pasti sadar kalau aku mengamati kalau Vani dan Liam mulai dekat. Tapi... Rupanya bukan cuma aku yang menyadarinya...”
“Lalu, kamu takut kenapa?”
“Kamu tau sendiri temen – temennya Aulia kayak gimana... Kuharap, kalau sampai ada gosip, mereka gak bakalan ribut, dan dua orang itu gak bakalan risih...”
“Iya sih, pasti gak asik lah kalo dicekcokin kayak gitu...”
“Emang. Aku tau rasanya gimana. Gak asik banget...”
~~~~~
Sayangnya, ketakutanku terbukti.
Kali ini, aku sedang berada di kelas, dan Vani sedang mendatangi Liam.
“Cie Vani, deketin Liam nih~” goda Aulia.
Vani menoleh sejenak, dan dia akhirnya kembali bicara dengan Liam. Seharusnya aku bisa menduganya sih. Vani memang orangnya cuek kalo soal begitu. Tapi beda dengan Liam. Dia kelihatan sedikir risih akan perkataan Aulia tadi.
Dan tau apa yang terjadi? Saat Vani lewat di dekat Aulia, dia dan teman – temannya menggoda Vani soal Liam.
Semoga ini nggak menjadi semakin buruk... Aku tau rasanya begitu. Gak asik sebenernya. Tapi aku dan temanku itu sama – sama gak peduli soal pendapat orang, jadi semuanya berjalan dengan santai saja. Kalau Liam... Kuakui dia kelihatan nggak nyaman karenanya...
Kulihat Vani melirikku, dan dia terlihat agak kesal.
Oke... Sepertinya nggak butuh waktu lama, Vani akan menceritakan semuanya kepadaku...
~~~~~
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top