PART 6 ("OMG")
Angel nampak benar-benar bosan menghabiskan waktunya di rumah sementara Mamanya hampir setiap siang mengunjungi rumah lamanya, rumah tempat tinggal keluarga William dulu sebelum mereka pindah ke Amerika. Sesekali Angel menghela nafas panjang, Sofie kalau jam segini pasti ada di rumahnya, kebetulan rumah Sofie dekat dengan rumah keluarga Fernando.
Beberapa kali remot tv dinyalakan kemudian dimatikan, Ini baru jam 06.30 dan si iblis sialan itu sudah berangkat kerja. Ya kerja? Dia begitu merindukan sahabat sekantornya Lisa, ntah sudah berapa lama mereka tak bertemu. Angel merasa 4 hari di rumah ini bagai dikurung seabad lamanya.
"Tunggu, bukankah kontrak kerjanya di perusahaan sahabat Papa masih 2 tahun."
Bergegas dia bersiap-siap berangkat ke perusahaan yang sudah hampir 6 bulan ditinggalnya itu. Atasannya Nick, kebetulan dia sudah tahu kalau Angel adalah sahabat dari pemilik perusahaan tersebut, jadi tidaklah menjadi masalah baginya. Senyum Angel merekah ketika memikirkan akan bertemu dengan teman-teman yang begitu dirindukanya.
Angel melangkahkan kakinya santai menuju departemen tempatnya bekerja, setelah dia membuka pintu mata biru itu membulat dibalas dengan senyuman kerinduan.
"Ya Tuhan Angel, aku sangat merindukanmu kau tahu..!!!" Teriak Lisa, memeluk erat tubuh sahabatnya,
"I know, di mana Nenek sihir itu? Apa dia tidak ada di sini?" Selidik Angel sambil melirik mencari keberadaan wanita janda yang dulunya adalah salah satu pegawai di departemen ini,
"Dia sudah pensiun Angel, sekarang kau tahu dia digantikan dengan seorang wanita yang berkali-kali lebih kejam dari dia, bahkan di sini akupun tak tahu siapa yang menjadi atasannya ataukah Nick atau Margareth Arshey."
"Waaow.. kurasa aku akan dalam bahaya jika aku kembali bekerja di sini."
"Kurasa tidak, aku yakin Nick akan membelamu mati-matian, sungguh.. ohya, " Kata Lisa terputus sambil melambai ke arah wanita mungil berambut ikal sebahu yang berada di meja paling ujung ruangan, tak berapa lama wanita itupun datang dengan senyuman manisnya.
"Ini Merry, pegawai baru di departemen ini, aku yakin kita akan kompak kedepannya."
"Merry."
"Angel." Kata mereka berdua bersalaman.
"Ehem.. keliatanya ada pegawai baru dan saya tidak tahu soal itu." Suara berat itu berhasil membuat ketiganya hampir melompat.
Dilihatnya Angel dari bawah sampai atas, wanita itu terlihat cantik dengan heels warna hitam dan baju kerja warna senada yang begitu melekat ditubuhnya sehingga terkesan sexy. Kaca mata yang nangkring manis di hidung mancungnya membuatnya terlihat begitu dewasa ditambah rambut ikalnya yang digerai.
"Eh, saya.. saya bukan pegawai baru di sini." Kata Angel hati-hati, tentu saja dia tak mau dimarahi oleh Nenek Sihir yang bisanya lebih beracun dari pada ular kobra.
"Jadi?"
"Saya cuti untuk beberapa bulan, dan saya kembali bekerja di sini"
Wajah Margareth nampak begitu merah, dia mencoba menahan amarahnya, dengan cepat Margareth menarik lengan Angel,
"Maaf apa yang akan anda lakukan terhadap saya?"
"Kau tak tahu kalau perusahaan ini memiliki semua pegawai yang kompeten, lalu kau pergi selama ini dan kembali, kau fikir perusahaan sebesar ini milik nenek moyangmu! ha!!"
Angel menunduk, dia tahu seharusnya dia harus berfikir dua kali untuk datang di perusahaan ini.
"Kau ikut aku menemui CEO di sini, agar dia sendiri hukuman apa yang pantas untuk bocah tengik sepertimu.".
Pintu berukuran besar nampak begitu gagah berdiri, Angel mulai bergeming. Bagaimana ini, bagaimana kalau nanti CEOnya marah-marah dan langsung menendangnya tepat di depan wanita tua sialan ini. Mau ditaruh mana mukanya. Ya Tuhan, Angel merasa begitu bodoh sekarang. Dia merasa selalu bertindak bodoh! Umpatnya dalam hati,
"Masuklah." Terdengar suara berat dari dalam kemudian Angel dan Margareth melangkahkan kakinya menuju ruangan itu.
Angel kenal betul dengan lelaki yang tengah berdiri di hadapannya, ya Andrew dia begitu terlihat tampan memakai kemeja hitam dengan jas rwarna abu-abunya. Senyum tipispun tersungging di bibir Angel, setidaknya ada orang yang dikenal desah Angel dalam hati.
Nampak dari raut wajah Andrew terdapat kegelisahan. Angel tak melihat wajah lelaki memakai setelan jas serba krem itu. Ntah berapa umurnya, mungkinkah sepantaran dengan Papanya? Otak Angel berkutat dengan pertanyaan-pertanyaan yang benar-benar tak penting,
"Jangan pernah masuk ke ruanganku kalau tak ada masalah penting, kau tahu itu!!" Suara keras dan dingin itu begitu familiar, Angel melonjak ketika melihat siapa pemilik suara tersebut 'Alan'
"Maaf Tak Fernando, nampaknya ada salah satu karyawan anda yang sangat tidak kompeten di sini, dia hampir 6 bulan tidak masuk kerja, dan sekarang seenaknya saja dia kembali ke perusahaan ini." Kata Margareth menjelaskan, tapi mata coklat Alan tak lepas dari raut wajah kebencian Angel.
"Saya tak perlu kerja di sini lagi, maaf anda bisa pecat saya sekarang." Kata Angel berubah fikiran.
Kenapa semua ini terjadi?. Keluar dari kandang macan malah masuk ke kandang harimau.
Senyuman sinis itu muncul di sudut bibir Alan, Angel sekilas melirik Andrew mencoba mencari penjelasan kepada Andrew.
"Well, tak masalah.. kontraknya bukankah selama 2 tahun, untuk 6 bulan yang lalu dia sedang cuti Margareth, kebetulan orang tuanya adalah rekan bisnisku, jadi biarkan dia."
"Saya tidak mau!" Sela Angel dengan nada tinggi,
"Sekarang kau bisa pilih Nona, tetap bekerja di sini sampai kontrakmu habis atau aku akan menuntutmu." Sontak perkataan Alan seperti nuklir yang menghantam Angel.
Angel hanya bisa terdiam tanpa bisa membantah perkataan Alan. Shitt!! Umpatnya dalam hati.
"Kita bisa sering bertemu Angel, sudahlah biarkan CEO kita bekerja." Kini Andrew meraih lengan Angel lalu menariknya keluar. Margareth membuntutinya dari belakang.
"Apa maksud semua ini Andrew?!!" Tanya Angel sambil menarik kerah Andrew, Andrew hanya bisa menghela nafas panjangnya,
"Kenapa kau tak cerita kalau pimpinan kita ada lelaki sialan itu!! Dan sekarang usahaku untuk menghindari lelaki itu malah membuatku semakin terjebak dengan iblis biadap itu!!" Seru Angel dengan penuh emosi.
"Maaf Angel kalau aku tak memberitahumu, aku fikir kau tak akan kembali lagi ke sini."
"Aku fikir ini perusahaan milik teman Papa seperti yang dibilang Papa dulu, oh.. ya benar, ini perusahaan milik temannya tapi juga milik musuhku."
"Tenanglah, tak akan sampai seburuk itu kau tahu, dia bukan tipe pimpinan yang akan sering bertemu dengan karyawannya, dan ingat. Ada aku di sini, so jangan sedih." Angel mengangguk pasrah mendengar ucapan Andrew.
Alan tak habis fikir dengan kejutan yang diberikan Angel siang ini, dia dengan kedua kakinya sendiri datang, kembali bekerja di perusahaannya. Nampaknya sampai beberapa waktu lalu Angel masih belum tahu siapa pemilik perusahaan ini. Alan tersenyum kecut, semenjak rentetan kejadian yang menimpa Angel, Alan hampir tak pernah bisa tidur, merasa bersalah setiap kali melihat mata coklat Angel, tapi rasa muak juga datang ketika melihat tingkah dan ucapan Angel yang benar-benar menguras kesabarannya.
Sesekali Alan menghela nafas panjang, dia tahu betul terakhir dia bersenang-senang dengan salah seorang pelacur yang datang di perusahaannya, sebelum kesenangan itu diganggu oleh Andrew, sahabatnya. Tapi, setelah kejadian itu ntah kenapa Alan sama sekali tak tertarik dengan wanita manapun, ntah kenapa dia hanya menginginkan tubuh Angel. Tubuh manis Angel yang begitu memabukkan.
Siang itu Alan makan siang di kantin perusahaanya, tak seperti biasa. Nampaknya setumpuk pekerjaan membuatnya malas untuk pergi ke restoran mencari makan, buktinya makan siang ini dia hanya memesan secangkir kopi.
"Kau harus mengurus cabang yang ada di Sanghai, Andrew." Kata Alan membuka suara sambil menyesap kopi yang ada di tangannya.
"Kurasa pengembangan perusahaan yang di sana akan memakan waktu dan biaya besar." Tambah Andrew sambil melihat beberapa dokumen yang sedari tadi berada di meja. Alan menghempaskan tubuhnya bersandar di kursi.
"Aku akan membuat perusahaan ini menjadi perusahaan terbesar di dunia, jadi apapun itu hAaanganya, aku harus menyingkirkannya.. jadi, berangkatlah.. karena kau satu-satunya orang yang kupercaya untuk ini".
Andrew tersenyum samar sebelum membalas perkataan Alan, dia tahu betul kalau ini bukan rencananya untuk membuat dirinya menjauh dari Angel. Sahabatnya ini begitu profesional, dia mampu menyingkirkan masalah pribadi dan masalah pekerjaan. Dan itulah yang membuat Andrew bangga dengan Alan,
"Jika gajinya besar, why not." Alan tersenyum mendengar perkataan Andrew. Ya, dia harus membuat perusahaannya mendunia, dan menjadi nomor satu di dunia. Itulah misinya dari lama.
Nick, Lisa, Merry dan Angel saling berbisik sambil mencuri-curi pandang ke arah meja yang dihuni dua lelaki tampan yang berada tak jauh dari tempat mereka duduk.
"Ya Tuhan, demi apapun di dunia ini aku tak pernah melihat lelaki setampan Tuan Fernando, dia benar-benar sempurna." Ucap Lisa sambil meremas botol minumannya,
"Ya, siapapun yang menjadi pasangannya pastilah wanita yang benar-benar beruntung." Tambah Merry dengan wajah kegirangan.
Nick dan Angel hanya bisa menghela nafas panjang. Memang jika dilihat tak ada sedikitpun kekurangan di diri Alan, bagaimana tidak, wajahnya benar-benar sempurna dengan alis hitam dan bulu mata yang begitu lentik, mata coklatnya yang begitu tajam dan dingin dengan hidung mancung membuatnya semakin mempesona, terlebih bibir seksinya yang dibalut dengan bulu-bulu kecil yang menghiasi wajah. Alan adalah lelaki yang benar-benar sempurna.
Tak berapa lama Alan dan Andrew bergegas pergi, dan disapa ramah dengan para pegawainya. Andrew tersenyum ramah tapi berbeda dengan Alan. Dia hanya mengangguk sambil berlalu, lelaki itu benar-benar begitu dingin bahkan dengan para karyawannya sekalipun.
Ruang makan itu terlihat begitu hening, hanya sesekali terdengar gelak tawa dan setelah itu kembali sepi seperti kuburan. Sesekali Elena terbatuk, entahlah nampaknya penyakitnya memang sudah teramat sangat parah, dan itu pula yang membuat raut kesedihan di wajah Angel semakin bertambah.
"Mama tak apa?" Tanya Angel memastikan, Mamanya hanya tersenyum seakan menunjukkan kalau dirinya baik-baik saja.
"Beberapa hari ini aku tak melihat kalian masuk dalam kamar yang sama, apa yang sedang terjadi? Apa kalian bertengkar?"
Sontak perkataan itu membuat wajah Angel memerah "Karena aku begitu banyak pekerjaan Elena, itu sebabnya aku tak sempat tidur." Jawab Alan dengan cepat, ekspresinya benar-benar begitu tenang.
"Ayolah, untuk ukuran pasangan yang ingin segera mendapatkan momongan, apakah itu hal yang wajar?" Kali ini urat wajah Alan tak bisa dibaca,
"Iya Ma, nanti kami akan tidur di kamar yang sama, aku juga kasian dengan suamiku karena dia nampak begitu kelelahan karena bekerja. Iya, kan sayang?" Tanya Angel sambil menginjak kaki Alan yang berada tak jauh dari kakinya, Alan hanya mengangguk. Lagi-laki lelaki itu tanpa ekspresi.
Setelah makan malam usai, Angel begitu mesra menggandeng Alan menuju tempat tidur dengan senyum yang sengaja dilebarkan untuk Mamanya tercinta. Mereka melangkah memasuki ruangan yang membuat Angel ingin muntah, benar-benar hal yang memuakkan.
"Lepaskan tanganmu dariku." Kata Alan sambil menepis tangan Angel,
"Jangan khawatir, akupun tak sudi menyentuhmu kalau bukan karena Mama." Jawab Angel tak kalah judes, sebenarnya dia begitu takut di dalam sebuah ruangan tertutup terlebih bersama dengan iblis biadap ini.
Bayangan masa lalu terus menari-nari di otaknya membuat dirinya ingin menjerit. Tapi tidak, dia tak mau terlihat lemah di depan Alan.
"Aku tidur di sini, kau tidurlah di manapun yang kau mau aku tak peduli." Kata Alan sambil merebahkan tubuhnya di ranjang.
Angel mengambil sebuah bantal dari ranjang kemudian meletakkannya di sofa. Matanya terasa begitu panas, mana ada lelaki yang membiarkan seorang perempuan terlebih istrinya sendiri untuk tidur di sofa, setidaknya dia mengalah untuk seorang wanita. Tapi Angel tak ingin berdebat, dia tak mau adu mulut lebih lama dengan lelaki sialan itu.
Angel mondar-mandir menyelesaikan pekerjaannya, Margareth benar-benar ingin mengerjainya, dari tadi disuruh ke sana, disuruh di departmen apa sampai tulang-tulang kaki Angel begitu nyeri.
"Hey kau.. kalau kerja yang becus jangan lelet seperti siput!!" Bentak Margareth saat melihat Angel bersimpuh dengan kedua kakinya.
Hah, ternyata wanita ini tak hanya berbisa tetapi juga tak punya hati, sangat cocok dengan Alan CEO kurang ajar itu umpatnya dalam hati.
"Aku bukan robot Margareth, jadi berhentilah menyuruhku melakukan hal-hal konyol!" Kata Angel geram, nafasnya begitu tercekat dia merasa membutuhkan nafas buatan sekarang.
"Kalau kau terus membantah, aku akan memberimu pekerjaan lebih dari ini!!" Kali ini Angel berkacak pinggang, memangnya siapa dia berani menyuruh-nyuruh seperti itu,
"Maaf Nyonya Arshey yang terhormat, atasanku adalah Tuan Nick bukan dirimu. Jadi berhentilah bertindak bossy di sini."
"Kalau kau benarni macam-macam akan ku laporkan kau kepada Tuan Fernando kau tahu!!" Ancam Margareth hilang sabar, tapi Angel malah tertawa dengan nyaring,
"Oh.. silahkan, aku sama sekali tak takut dengan hal itu." Tak disadari mereka ternyata Alan tengah berjalan bersama Nick.
"Jangan pernah buat keributan di kantorku!" Kata Alan dengan suara dinginnya sambil berlalu. membuat Angel dan Margareth terpaksa menghentikan perdebatan mereka.
"Aku tak suka ada karyawan yang membuat rusuh perusahaanku!" Seru Alan sambil membanting pintu kamar dengan keras membuat Angel setengah melompat.
"Dia yang memulai duluan bukan aku." Jawab Angel membela diri,
"Aku tak peduli dengan itu!" Kata Alan berlalu meninggalkan Angel.
Mata Angel benar-benar panas, air mata itu tak mampu dibendungnya lagi. Laki-laki yang bersamanya benar-benar berhati batu. Benar-benar membuat Angel muak.
"Ohya, besok kau harus ikut aku datang ke pesta rekan bisnisku.. dan ingat, jangan membuatku malu!" Gertak Alan setelah keluar dari kamar mandi,
"Aku tak mau ikut, tak ada hubungannya denganku! Seru Angel."
"Mamamu juga akan ke sana."
Kali ini Angel tak bisa membantah. Bagaimana dia bisa menolak jika Mamanya juga ikut. Benar-benar 5 hari memuakkan dalam hidupnya.
ito'�g�V
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top