You & I
Happy reading😉😉
"Kau akan pergi?" Ujar kim bum menghentikan wanita di depannya. Sang wanita tersenyum dan berbalik badan ingin meninggalkannya tapi dengan cepat kim bum mencegahnya . "Jangan tinggalkan aku" ujar kim bum takut. Wanita itu menatap kim bum. "Berapa lama aku harus menunggu dirimu? Kau bahkan tidak mengenal diriku" ujar wanita itu dengan senyum miris.
"Apa maksudmu? Apa yang tidak aku ingat?"
"Cintamu. Kau tidak mengingatnya lagi"
"Siapa yang kau maksud?"
"Cinta seseorang yang sedang menunggumu. Kau selalu menolaknya"
"Aku benar-benar tidak tau siapa yang kau katakan. Bagaimana cara ku mengingatnya, aku bahkan tidak bisa melihatnya."
Wanita itu tersenyum melihat kim bum tertunduk sedih, air mata mengalir begitu saja tanpa kim bum kehendaki.
Wanita itu berjalan perlahan ke arah kim bum ia memeluk kim bum lembut.
"Biarkan hatimu merasakannya, jangan biarkan pikiran mu mengganggu. Saat jantung mu berdetak kencang dan hatimu merasa nyaman dalam dekapannya dialah orang yang kau cari."
"tapi aku hanya butuh dirimu" kim bum melepaskan pelukan mereka dan menatap wanita itu dengan pandangan terluka. Wanita itu tersenyum manis kearah kim bum dan membelai wajah kim bum lembut. "Aku adalah dirinya, jika kau tidak bisa merasakannya maka aku akan benar-benar pergi".
Wanita itu berjalan menjauhi kim bum yang masih mencerna perkataannya.
"Tidakk kau tidak boleh pergi,,jangan pergiiii,,
Jangan pergiiii" kim bum terbangun dari tidurnya. Mimpi itu lagi, sejak 2 tahun lalu hingga sekarang ia selalu memimpikan wanita itu. Wanita yang memberikan kim bum semangat untuk bertahan.
Kim bum tidak tau siapa wanita cantik dalam mimpinya yang ia tau ia merasa sempurna jika bersama wanita itu.
Kim bum menyandarkan tubuhnya di sandadaran ranjang, mengingat kembali mimpi-mimpi yang datang tiap malam.
"Apa yang harus aku lakukan? Aku tidak mengerti sama sekali" gumamnya lirih. Kim bum menekuk lututnya dan membenamkan wajahnya di antara lututnya, rasa takut kembali merayapi hatinya.
Entah apa yang membuat kim bum begitu takut kehilangan wanita yang ada di dalam mimpi itu. Wanita misterius yang hadir tiba-tiba dan merubah kehidupannya.
###
Matahari bersinar begitu hangat pagi ini membuat suasana hati so eun begitu ceria, setelah menunggu selama seminggu akhirnya hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Hari ini so Eun dan Kim Bum akan melakukan presentasi di depan para pemegang saham dan pimpinan LeHan Group. Seperti janji so eun seminggu yang lalu jika mereka berhasil maka Kim Bum akan tetap menjadi pewaris JK Group.
"Hari ini aku harus berhasil" ujarnya saat berkaca di depan cermin. Merasa penampilannya sudah sempurna so eun keluar dari kamarnya menyapa penghuni rumahnya yang lain, so eun menggendong kucing kesayanganya yang berada di sofa. Diusapnya bulu-bulu halus si kucing dengan sayang.
"Cooni~ya eoma berangkat dulu ya kau baik-baiklah di rumah," ujar so eun pada kucingnya ia mengusap kepala cooni dengan lembut.
"Cooni dengan appa saja ya, biar eoma bekerja dengan tenang"ujar Onew yang dihadiahi tatapan mengancam dari So Eun. Onew mengambil cooni dari dekapan so eun dan mengelus kucing itu sayang.
"Apa yang kau katakan? Kau bukan appanya" ujar so eun kesal. Tidak terima dengan perkataan Onew tadi.
"Jadi siapa appanya? Aku tidak ingin cooni menjadi kucing yatim di usianya yang masih kecil" Onew mendekap sayang cooni seperti bayi.
"Kembalikan cooni padaku, aku akan mencarikan dia appa yang lebih tampan" ujar so eun asal, ia mencoba merebut cooni tapi Onew berusaha menghalanginya.
"Tidak ada yang lebih tampan dariku." Mendengar ucapan Onew yang begitu percaya diri membuat So Eun mendengus sebal, berbeda dengan ketiga adiknya yang sejak tadi menahan tawa.
"Hahahaha aku tidak bisa menahannya lagi" ujar Taemin tertawa lepas. "Aku seperti melihat adegan suami istri yang sedang bertengkar" sambung Key.
"Lihat wajah kucing itu, sepertinya ia bingung melihat orang tuanya bertengkar hahah" minho tidak mau ketinggalan menggoda so eun
So eun yang mendengar tawa mereka semakin kesal dibuatnya, sedangkan Onew bukannya marah ia juga ikut tertawa.
"Awas saja kalian nanti" so eun pergi meninggalkan mereka berempat dengan langkah yang terhentak dan wajah kusutnya, masih bisa ia mendengar tawa dari mereka berempat meski so eun sudah berada di halaman rumahnya. 4 lawan 1 jelas saja ia kalah jumlah. "Puaskan diri kalian tertawa, lihat saja nanti pembalasanku" gumamnya.
##@##
Kim bum sudah menyelesaikan sarapannya saat so eun datang. Meski kim bum enggan so eun terus bersamanya , ia tidak memiliki pilihan lain. Ia akui jika so eun terus membantunya dalam urusan pekerjaan tapi wanita itu selalu bersikap manja ketika pekerjaan mereka selesai.
"Dimana paman Seo?" Ujar Kim Bum saat sampai di halaman rumah. Biasanya paman Seo akan membukakan kim Bum pintu mobil, tapi sekarang berbeda. Meski pun kim bum buta tapi ia tahu jika di depannya tidak ada mobil yang terparkir untuk mengantarnya.
"Paman Seo sedang ada urusan, kemarin ia mengatakannya padaku" ujar so eun. "Apa kau bisa menyetir? Siapa yang akan mengantarkan kita ke kantor?" So eun tersenyum lebar mendengarnya.
"Aku yang akan mengantarmu ke kantor, tetapi tidak dengan mobil. Kita berangkat dengan motor" ujar so eun gembira.
"Apa? Kau sudah gila? Ini akan sangat berbahaya, aku belum pernah menaiki sepeda motor" melihat kim bum yang protes membuat so eun menghela nafasnya. "Aku yang akan menjamin keselamatanmu. Kau harus percaya padaku"
"tapi....."
"sudahlah tidak masalah, kau hanya perlu tenang saat aku membonceng mu" 'dan memeluk pinggangku dari belakang' batin so eun.
Membayangkan kim bum yang memeluknya selama perjalanan ke kantor saja membuat pipinya bersemu merah.
"Apa jangan-jangan kau takut jika aku meninggalkan mu di jalanan seperti yang kau lakukan dulu padaku? Kau tenang saja aku tidak akan setega itu" tambah so eun.
Kim bum yang mendengar ucapan so eun hanya menghela nafasnya pelan, terselip rasa bersalah di hatinya tapi ia berusaha mengacuhkannya begitu saja.
"Terserah kau saja" mendengar jawaban kim bum tanpa membuang waktu lagi so eun segera memakaikannya helm dan membantu kim bum naik ke sepeda motornya. "Pegangan yang erat" perintah so eun sebelum menghidupkan mesin motornya. "Hhmm" gumam kim bum sebagai jawaban, kim bum berpegangan sedikit pada ujung jaket so eun.
"Jangan berpegangan seperti itu, nanti kau jatuh letakkan tanganmu di pinggangku agar lebih aman" ujar so eun.
"Kau cerewet sekali" protes kim bum tapi ia melakukan apa yang so eun katakan.
Kim bum meletakkan kedua tangannya di pinggang so eun erat, saking eratnya tidak ada jarak di antara mereka. Kim bum seperti sedang memeluk tubuh so eun membuat so eun sedikit gugup begitu juga dengan kim bum entah mengapa jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya. Kim bum segera melepas pelukannya dari so eun, sekarang ia hanya memeluk pinggang so eun sebagai pegangan. Selama beberapa menit mereka menenangkan debaran jantung masing-masing, merasa lebih tenang akhirnya so eun menjalankan motornya perlahan meninggalkan rumah megah itu.
Sena yang sejak tadi memperhatikan tingkah mereka dari dalam rumah tersenyum lebar, air mata haru menetes begitu saja dari kedua matanya.
"Semoga cinta kalian tetap abadi selamanya". Ujarnya dan berlalu dari tempatnya berdiri.
###
"Apa yang kau lakukan? Apa kau sudah tidak waras?" Teriak pria tampan itu pada teman wanitanya.
"Siapa yang kau bilang tidak waras? Aku bahkan sangat waras untuk melakukannya" wanita itu membalas dengan nada tak kalah keras.
"Bisakah kau menuruti perkataanku? Sekali saja, agar semua rencana kita berjalan lancar jika tidak semuanya akan hilang, semua yang kita dapat akan hilang begitu saja" pria itu mulai menurunkan nada bicaranya, sepertinya ia mulai bisa mengontrol emosinya yang sedari tadi meluap-luap.
"Apa yang bisa aku dapatkan? Semuanya sudah hilang sejak dulu, ibuku pergi entah kemana. Ayahku harus mati di penjara gara-gara lelaki itu. Tidak ada yang tersisa untukku" teriak wanita itu dengan air matanya yang menetes deras. Pria itu berjalan kearahnya dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Jadi apa artinya diriku selama ini untuk mu? Han Ji Eun bukan maksudku Han Jae Hyun apa selama ini kau hanya mempermainkan diriku?" Jae Hyun tersenyum miris pada pria di depannya.
"Aku bahkan tidak memiliki perasaan apa pun sekarang. Hati ku telah mati karena dendam"
"Jae Hyun..."
"Cukup Lee yeong Jae aku tidak ingin membahasnya lagi"
Tanpa membalas perkataan Jae hyun Yeong jae pergi meninggalkannya di apartmen mewah itu . 'Maafkan aku, aku bukan wanita yang baik untuk mu' gumam Jae Hyun menatap pintu yang di tutup kasar oleh Yeong jae.
####
So eun memerikasa semua dokumen rapat untuk hari ini ia tidak ingin semua kerja kerasnya sia-sia karena dokumennya tidak lengkap.
"Apa masih lama?" Ujar kim bum bosan, sedari tadi hanya so eun yang sibuk sedangkan dia hanya duduk dengan memangku dagunya di atas meja.
"Sebentar, bersabarlah. Aku tidak ingin ada dokumen yang terlupakan jadi harus di cek berulang kali" ujar so eun yang masih sibuk memeriksa dokumennya.
"Cepatlah aku bosan" kim bum menyandarkan tubuhnya di kursi empuknya, so eun yang melihatnya hanya tersenyum tipis sebelum melanjutkan pekerjaannya. Pintu ruang kim bum diketuk dan munculah tuan Park dengan setelan jas rapinya berdiri di ambang pintu.
"Apa kalian sudah siap? Rapat akan segera di mulai" ujarnya saat duduk di sofa.
"Iya semua dokumennya sudah selesai, kami akan bersiap-siap ke ruang rapat. Anda duluan saja" ujar so eun. Tuan Park hanya mengangguk mengerti ia pun beranjak dari duduknyaa dan pergi dari ruangan itu.
"Apa kau sudah siap kim bum~si" tanya so eun setelah tuan Park pergi.
"Ingat panggil aku dengan sebutan 'tuan', aku ini majikanmu ingat itu" kim Bum berdiri dari duduknya. "Terserah kau saja" So eun merapikan semua dokumennya ke dalam sebuah tas tangan yang cukup besar.
"Ayo"
"Tunggu dulu" kim bum menekuk alisnya , ada apa lagi sekarang. Apa so eun mau membuatnya terlambat karena ocehan-ocehannya seperti biasa?.
"Biar aku rapikan dulu pakaian mu" so eun membenarkan dasi kim bum yang kurang rapi begitu pula dengan rambut serta jasnya.
"Sudah selesai?" Ujar kim bum saat merasakan so eun tidak lagi melakukan pergerakan.
"Sebenarnya ada satu hal lagi yang belum" ujar so eun ragu.
"Apa itu?"
"Tapi kau jangan marah"
"Lakukan saja dengan cepat, aku tidak ingin terlamat" ujar kim bum mulai kesal.
"Ccuuppp"
Tanpa Kim bum duga so eun tiba-tiba mencium pipinya cepat membuat kim bum mematung. Debaran jantungnya semakin menjadi, apa mungkin kim bum terserang penyakit jantung berdebar secara tiba-tiba? Mengapa sejak pagi tadi jantungnya selalu berdetak kencang saat bersama so eun. Sepertinya ia harus pergi ke dokter agar penyakitnya cepat sembuh pikir kim bum.
"Aku sudah melakukannya dengan cepat." Ujar so eun malu.
"Jangan lakukan itu lagi, aku tidak suka" meski ia mengatakan hal itu tapi wajah kim bum terliahat merona walau sangat tipis.
'Apa-apaan dia, tadi menyuruhku melakukan dengan cepat sekarang bilang tidak suka. Katakan saja ingin ku cium lama-lama' batin so eun.
Dengan kesal so eun mengikuti kim bum, tangan mereka selalu bertautan selama berjalan ke ruang meeting. Meski kim bum ingin melepaskannya tapi dengan erat so eun menggenggam tangannya bahkan so eun mengancam jika tautan tangan mereka lepas ia akan memeluk kim bum sampai ruang meeting. Mendengar ancaman So Eun membuat Kim Bum kesal, bukan karena ia tidak suka jika so eun menyentuhnya tapi detak jantungnya tidak mau berdetak normal seperti biasanya.
###
JongHyun memainkan ponsel mewahnya tanpa minat, sejak tadi ia merasa ragu untuk menghubungi seseorang. "Apa yang harus aku tanyakan? Andai saja aku menanyakan alamat rumahnya seminggu yang lalu" kesal JongHyun.
"Apa aku kirimi dia pesan saja? Aiishh bagaiman jika tidak di balas" Jonghyun mengacak rambutnya frustasi. Sejak pagi hingga sore ini tidak satu pekerjaan pun ia dapat selesaikan. Pikiran dan hatinya tersita hanya untuk memikirkan seorang Kim So Eun.
####
So Eun dan Kim Bum duduk di sebuah kursi panjang dekat sungai Han.
Hari semakin sore membuat pemandangan di sungai Han semakin eksotis, setelah rapat selesai dengan memuaskan so eun dan kim bum memutuskan untuk pergi berjalan-jalan di sungai Han. Jelas ini adalah ide So Eun yang disertai paksaan agar Kim Bum mau ikut bersamanya.
"Apa pemandangannya sangat indah?" Beberapa menit terjadi keheningan sebelum kim bum bertanya.
"Ya sangat indah dan menarik" ujar so eun menatap kim bum.
"Apa saja yang ada di depan sana? Bisa kau ceritakan?"
"Disana hanya ada cinta dan kesedihan" ujar so eun yang masih menatap wajah kim bum.
"Yakk aku bicara sungguh-sungguh"
"Aku juga bersungguh-sungguh. Cahaya jingganya seolah melambangkan cinta sampai penghujung waktu yang begitu indah. Sedangkan mendung di atas sana seolah melambangkan kesedihan. Dengan pemandangan seperti ini membuatku jadi bersedih." Ujar so eun dengan kepala menunduk.
"Kenapa seperti itu?"
'Karena aku takut cintaku padamu hanya sebatas jingga yang menunggu gelap meski indah tapi hanya sekejap, bukan seperti matahari yang menyinari tiap detik waktu. Walau malam matahari tetap bersinar, karena sesungguhnya bulan tidak dapat bersinar tanpa bantuan matahari. Aku harap bisa menjadi matahari untukmu kim bum.' Batin So Eun.
"Karena kau tidak tersenyum sedari tadi, kau seperti tidak suka dengan ku" ujar so eun dengan nada yang dibuat kesal. Mendengar ucapan so eun kim bum tersenyum lebar, wanita ini tidak bisa menyembunyikan perasaannya sama sekali, sangat jujur.
"Kim bum~ah hasil rapatnya akan dikirim besok, apa kau tidak merasa gelisah?"
"Untuk apa? Diterima atau pun tidak kita sudah berusaha. Terimakasih untuk kepercayaan mu padaku"
So eun yang mendengarnya tersenyum haru, setidaknya kim bum tidak akan terpuruk jika hasilnya mengecewakan.
"Lagi pula meski aku bukan lagi pewaris perusahaan aku masih bisa melakukan sesuatu dan masih ada banyak wanita yang mengejarku".
Mendengar ucapan kim bum yang begitu percaya diri membuat so eun mendelik tajam.
"Yaakkk apa yang kau katakan? Siapa wanita itu? Akan ku beri dia perhitungan" kim bum yang mendengarnya hanya tertawa lepas, dirinya sangat puas menggoda so eun.
"Kenapa tertawa? Apa ada yang lucu,, aish kau mulai menyebalkan" so eun mengembungkan kedua pipinya kesal sedangkan kim bum tidak menghiraukan so eun, ia sibuk tertawa lepas. Melepas semua beban yang ada di hatinya, perasaan hangat itu kembali datang menghampirinya. Apa so eun benar-benar gadis itu? Gadis misterius yang selalu muncul dalam setiap mimpinya.
Kim bum bahkan tidak berani menyimpulkan dugaan itu sebelum hatinya benar-benar yakin.
TBC
Setelah beberapa hari bertapa akhirnya selesai juga ff ini. (Apa hubungannya)
semoga Ff ini masih ada yang suka, jujur saja aku masih bingung mau dibawa kemana arah ceritanya. Biasanya banyak alur yang berkeliaran di pikiranku tapi sekarang satu pun tidak ada yang muncul. Efek lama gak nulis kali ya.
Maaf buat para readers jika aku lama update
Klo udh ada ide ceritanya biasanya 1-2 hariudh kelar 1chap, klo gak ada ide ya kayak sekarang, lama up nya. Heheh
Selamat membaca ya,,😗😗🤗🤗
Salam hangat peluk cium untuk kalian...
Bye bye
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top