Tipuan

Happy reading
Maaf typo😆

Kim bum menutup matanya sejenak, sejak kejadian pagi tadi di rumah so eun hingga sore ini ia sama sekali tidak mendapat kabar dari gadis itu. Ia akui kesalahannya tidak bisa dimaafkan tapi ia tidak memiliki pilihan lain. Suara ketukan pintu membuyarkan lamunanya.

"Masuk"

Jae Hyun berdiri diambang pintu dengan secangkir kopi yang masih mengepulkan asapnya. Perlahan ia mendekati kim bum.

"Aku tidak tau apa kau suka kopi di sore hari atau tidak. Tapi saat melihat kedai kopi yang baru dibuka pagi tadi aku jadi mengingatmu. Apa kau mau mencoba rasanya?" Tawar JaeHyun.

"Apa kau fikir wajahku ini seperti mesin kopi, dasar kau ini"

"Hahaha, bukan begitu maksudku. Jika dilihat dari luar kau terasa sangat dingin tapi saat lebih mengenalmu kau orang menyenangkan. Sudahlah aku tidak ingin membicarakannya lagi"

"Baiklah aku terima kopi ini" Kim bum mulai meneguk kopi itu perlahan. Jae hyun yang melihatnya tersenyum miring.

'Aku sudah berhasil menyingkirkan gadis itu dalam hidupmu. Sekarang giliran dirimu yang akan berakhir kim sang bum'

Belum habis kopi yang ada di cangkir itu, tiba-tiba kim bum merasakan sakit di kepalanya.

"Kim bum kau baik-baik saja"

"Kepalaku...." belum sempat kim bum menyelesaikan perkataannya ia jatuh pingsan.

"Kim bum,,kim bum" Jae hyun memastikan jika kim bum sudah tidak sadarkan diri.

"Aku tidak tau jika membohongimu akan semudah ini kim sang bum" ujar jaehyun. Tanpa menunggu lebih lama lagi Jae hyun mulai mencari berkas yang ia inginkan. Cukup lama waktu yang ia butuhkan, sampai pandangannya menatap sebuah map berwarna merah di pojok bawah  rak dokumen. Diambilnya map itu dan dibacanya dengan teliti.

"Akhirnya aku menemukannya" setelah mendapatkan apa yang ia mau jae hyun bergegas untuk pergi. Ditatapnya sebentar wajah kim bum yang tertidur lelap sampai perhatiannya teralihkan oleh deringan ponselnya yang berbunyi nyaring.

"Halo"
"....."
"Temui aku malam ini di kafe blue garden, kita bicarakan disana" sambungan terputus.

"Gadismu ada ditanganku, aku tidak akan segan-segan membunuhnya seperti apa yang kau lakukan pada ayahku"
Gumam Jaehyun menatap kim bum dingin.

Jae Hyun pergi dari ruangan kim bum setelah mendapatkan apa yang ia inginkan.
Perlahan kim bum membuka matanya. Diraihnya ponselnya dan mulai menghubungi sebuah nomor.
"Malam ini di kafe blue garden, Han Jae Hyun" sambungan terputus, kim bum menatap lurus dengan pandangan kosong.
"Aku tidak akan memaafkanmu jika terjadi sesuatu dengan kim so eun ku"
Kim bum mengepalkan tangannya erat menahan emosi yang siap meledak kapan saja.
Sekarang ia tau alasana so eun tidak menghubunginya. Kim bum bahkan bersumpah pada dirinya sendiri untuk membuat  mereka jera dan masuk penjara seumur hidup.

####
So eun perlahan membuka matanya, pandangannya menyusuri setiap penjuru ruangan asing ini. Seingatnya  tadi pagi ia bertengkar dengan kim bum dan hubungan mereka benar-benar berakhir sekarang. Tapi kenapa ia tiba-tiba berada di ruangan gelap ini, udaranya sedikit pengap karena beberapa tumpukan barang yang tersusun menggunung di sebelah kanan dan kirinya. So eun merasakan tubuhnya remuk  redam,kepalanya pusing dan yang lebih membuatnya kaget badanya tidak bisa digerakkan. Tangan dan kakinya terikat kuat di sebuah kursi, rasa takut mulai menghantuinya. Apa yang sebenarnya terjadi padanya?
Pintu di depannya terbuka terlihat seorang wanita dan beberapa lelaki memasuki ruangan itu, entah bagaimana wajah mereka so eun tidak bisa melihatnya. Keadaan ruangan yang gelap ditambah tidak ada cahaya dari luar yang masuk, bahkan so eun tidak tau apa sekarang masih pagi atau sudah malam.

"Kau masih berunrung nona kim so eun kami tidak membunuh mu, kau masih diberikan kesempatan hidup lebih lama."
Suara itu so eun seperti mengenalnya
So eun seperti tidak asing dengan suara wanita itu.

"Siapa kau? Apa mau mu? Cepat lepaskan aku" so eun berteriak sekuat tenaga. Tubuhnya terasa sangat lemah saat ini, entah sudah berapa jam ia tertidur yang jelas ia merasa takut dan ingin pergi dari tempat ini.

"Baiklah aku akan melepaskanmu"

So eun merasakan ada beberapa orang yang mendekatinya. So eun merasa takut suaranya tiba-tiba menghilang entah kemana saat merasakan tali yang ada di tubuhnya mulai terlepas. Saat so eun ingin berdiri untuk menyelamatkan diri sepasang tangan mencegatnya, tubuhnya di dorong ke arah dinding cukup keras membuat kepalanya terbentur dengan dinding.

"Aakkhh"

"Cukup biarkan saja dia disini, kalian boleh keluar." Orang-orang itu pun keluar dari ruangan itu.

"Ini belum seberapa kim so eun, aku bahkan lebih menderita dari ini. Jangan coba-coba untuk kabur karena itu akan sia-sia"

Wanita itu pergi dan mengurung so eun di ruang gelap itu sendiri.
So eun hanya bisa menangis menahan sakit dan takut. Ini hal terburuk yang pernah ia alami seumur hidupnya.

"Kim bum aku takut hiks hiks" so eun terus menangis sepanjang malam, tanpa sadar ia pun mulai terlelap dalam dunia mimpi.

###

Kim bum menetralkan deru nafasnya yang tersenggal. Mimpi itu datang lagi entah kenapa kim bum tidak bisa mengingat gadis itu. Perasaannya mulai aneh, ini biasa terjadi saat dirinya bermimpi hal yang berulang-ulang.

"Apa yang sudah terjadi? Kenapa aku tidak bisa mengingatnya?"
Kim bum mengacak rambutnya frustasi, bukan hanya kejadian massa lalu saja yang terlupa, kejadian kemarin pagi hingga sore pun ia tidak bisa mengingatnya.
Diambilnya sebuah pena dari meja di samping tempat tidurnya, dibukanya pena itu dan diambilnya sebuah benda kecil di dalamnya. Kim bum menghubunhkan benda kecil itu pada  laptopnya, diputarnya rekaman kegiatanya selama satu hari itu. Berharap dengan melihat rekaman itu ingatannya sedikit demi sedikit bisa pulih.

"Kim so eun? Siapa dia?" Gumam kim bum, ia terus berusaha mengingat kembali tentang gadis yang bernama kim so eun itu.

@@@

"Hyung apa noona sudah pulang? Aku coba menghubunginya tapi tidak bisa" Taemin berjalan mondar-mandir dan coba menghubungi so eun berulang-ulang tapi tidak ada jawaban.

"Tenanglah aku masih melacaknya" ujar key tanpa mengalihkan pandangannya dari leptop.

"Apa maksudmu? Noona ada dimana sekarang?" Taemin merasa bodoh saat ini, kenapa hanya dia yang tidak tau apa-apa tentang keberadaan kim so eun.

"Aku memasang cctv di pohon depan, kemarin sore aku coba melihatnya ternyata noona dibawa pergi oleh orang yang tak dikenal"

"Mwo? Maksudmu noona di culik?"
Key menganggukan kepalanya sebagai jawaban.

"Kenapa kau hanya diam saja hyung, bagaimana jika terjadi sesatu dengan noona? Kita harus segera bertindak" marah Taemin.

"Diamlah Taemin aku sedang berkonsentrasi mengirimkan data pada Onew Hyung. Benerapa menit lagi mereka akan beraksi. Saat Onew hyung menghubungi kita maka kita harus sudah siap.  Jangan sampai rencana Onew hyung berantakan karena ulah kita yang gegabah. Kita harus tetap tenang"

Taemin duduk di sofa dekat key, meski ia mencoba mencari nonanya sekarang yang ada ia akan ditangkap juga, bahkan bisa jadi langsung dibunuh. Taemin bahkan tidak tau siapa yang menjadi lawan mereka saat ini.

####

Hari menjelang pagi suasana di sebuah ruangan di kantor polisi e
Seoul cukup ramai. Onew menatap setiap orang yang yang hadir di ruangan itu.

"Aku sudah memutuskan operasi akan dijalankan hari ini"
Semua yang mendengarnya hanya mengangguk patuh.

"Aku percayakan tim delta untuk menyelamatkan tawanan. Sedangkan tim alpha akan menjalankan misi penyergapan dan penangkapan"

"Aku akan mempercayakan tim delta pada Minho, dia yang akan menjadi ketua kalian. Ada yang ditanyakan?"
"Siap, tidak sir" jawab mereka serempak.
"Kita berangkat 20 menit lagi"

Semua orang membubarkan diri dari ruangan itu, sekarang hanya tinggal Onew dan Minho yang masih tetap tinggal.

"Kita harus menghubungi kim bum"

"Aku sudah memberitahu key agar menemui kim bum, mungkin sekarang ia sudah disana"

"Baiklah, persuapkan semuanya pastikan tidak ada yang terlupa"
"Baik, aku permisi"

Minho segera pergi dari ruangan itu.
Onew menatap layar laptop itu dengan pandangan kosong. Sekarang yang ada dipikirannya adalah keadaan so eun.

"Bertahanlah, sebentar lagi kau akan ku selamatkan"

####@###

Key berjalan kearah ruang kerja kim bum setelah mengetuk pintu ia langsung membukanya tanpa harus mendengar jawaban dari dalam. Akhir-akhir ini ia terbiasa dengan suasana kantor kim bum, tidak seperti awal ia datang kemari.

Dilihatnya kim bum sedang menatap laptop di depannya dengan landangan kosong.

"Eekkhhmm, maaf mengganggu waktumu tuan kim, aku hanya memberitahumu bahwa kita akan beraksi hari ini. Aku hanya mengingatkan saja jika kau ingin tau"

key mendekati kim bum yang sedari tadi tak bicara. Key merasa ada yang aneh dengan kim bum apa ini hanya firasatnya saja?
"Jangan mendekat. Pergilah aku tidak mengenalmu"
Ujar Kim Bum tanpa memandang key.

Aneh biasanya kim bum akan mengingat dirinya meski membutuhkan waktu beberapa menit lebih lama. Tapi sikapnya juga berubah hari ini.

"Kau tidak ingat aku sama sekali?"
Key duduk di depan kim bum menatap kim bum tajam seolah ingin memastikan kebenarannya.

Kim bum yang ditatap tajam oleh key hanya menghela nafasnya, jujur kim bum sangat binggung sekarang. Satu sisi ia tidak mengingat key sedikit pun dan di sisi lain hatinya berkata bahwa ia pernah mengenal pria ini.

"Aku tidak tau apa pun dan siapa pun, bahkan aku tidak mengingat kejadian kemarin. Aku tidak bisa membantumu apa pun sekarang. Lebih baik kau pergi" kim bum meremas pelan rambutnya, jujur ia sangat tersiksa dengan keadaannya saat ini.

"Baiklah aku tidak akan memaksamu, aku tau rasanya tidak nyaman." Key beranjak dari duduknya tak sengaja matanya tertuju pada secangkir kopi di meja kim bum.

"Kau suka minum kopi di lagi hari?"

Kim bum melirik sebentar kearah pandang key, dilihatnya secangkir kopi yang masih berisi diatas mejanya. Sejak kapan kopi itu ada di mejanya? Seingat kim bum ia tidak pernah memesan kopi itu.

"Aku tidak yakin dengan hal itu"
Key menyipitkan matanya, 'sepertinya ada yang tidak beres' batin key

"Apa kau mengingat semua kejadian pagi ini?"

"Hhmm"
Kim bum menganggukan kepalany sebagai jawaban.

Key hanya tersenyum ramah, sepertinya benar dugaanya ada sesuatu yang terjadi.

"Mungkin ini kopimu yang kemarin, aku akan membuangnya" key mengambil kopi yang sudah dingin itu tapi kim bum mencegahnya.

"Tidak perlu biarkan anak buahku yang membuangnya"
Key tetaplah key yang keras kepala ia tetap bersikukuh ingin membuangnya sendiri.

"Terserah kau saja" akhirnya kim bum mengalah dan membiarkan key membawa kopi itu.

"Selamat bekerja 'calon kakak ipar' semoga harimu menyenangkan" kim bum menekuk kedua alisnya bingung, ia hanya menatap punggung key yang menghilang di balik pintu.

Key segera pergi dari perusahaan itu tak lupa ia membawa kopi yang sudah dingin itu bersamanya. Seperti dugaannya kedai kopi itu masih tutup ia melihat kedai itu saat keluar dari area perkantoran milik Kim Bum, ternyata dugaanya benar kemungkinan besar ada sesuatu di dalam kopi ini.

Key menghentikan laju mobilnya di sebuah rumah sakit, ia bergegas pergi ke sebuah ruangan. Tanpa mengucapkan permisi dan mengetuk pintu key membukanya dengan keras.

"Astaga key, bisakah kau sopan sedikit? Bagaiman jika aku sedang menerima tamu?"

"Aku tidak perduli, aku bisa saja mengusirnya"

Orang itu hanya bisa menahan kesal dengan sikap temannya yang satu ini. Selalu seenaknya saja.

Key meletakkan kopi itu di atas meja.

"Kau datang pagi kemari hanya memberikan kopi dingin ini? Aku lebih suka kopi yang panas, sana belikan aku yang panas"

"Yakk dokter song joongKi, aku datang kemari bukan mau memberi ataupun membelikanmu kopi. Aku ingin kau memeriksa kandungan yang ada di dalam kopi ini"

"Apa kau mencurigai sesuatu?"
Key menganggukkan kepalanya. Joongki meneliti cangkir kopi itu dengan seksama.
"Jangan melihatnya seperti itu. Berapa waktu yang kau perlukan?"
Joongki menatap key yang berada di depannya.

"Mungkin 30 menit -1 jam"

"Hahaha yang benar saja, itu sangat lama. Aku beri kau waktu 1 menit. Kau ini ahlinya kan"

"Yaakk kau fikir ini mudah, aku tidak bisa secepat itu banyak metode dan ujicoba yang harus aku lakukan"

"Ya sudah 5 menit"
"Mwo? Mana mungkin bisa, dasar kau bocah. 15 menit. Jika kau tidak setuju kau boleh pergi"

"Kau ini, kemana lagi aku harus pergi jika ahlinya disini. Baiklah 15 menit dari sekarang , kita deal"

"Dasar kau ini, cepat pergi dari sini aku tidak bisa berkonsentrasi jika kau masih di sekitarku"

Key beranjak dari duduknya. Ia menunggu di depan ruangan dokter Song. 'Semoga saja dugaanku salah'

TBC

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top