Rasa Itu

Maaf typo
Happy reading

So eun menatap kim bum dengan kesal, jangan ditanya lagi mengapa mereka bisa berada di taman sekarang. Kim Bum benar-benar membuat so eun jengkel. Ini bermula dari kejadian 1 jam yang lalu, saat so eun dan adik-adiknya selesai makan.

Tuan park tiba-tiba datang menghampiri So Eun dan menyuruh so eun menemui kim bum. Saat di dalam mobil kim bum ,mereka tidak ada berbicara sedikit pun. Mereka tenggelam dalam pikiran mereka sendiri. Bahkan sampai di taman ini pun mereka tidak bicara sepatah kata pun. So eun yang sedari tadi ingin berbicara harus mengurungkan niatnya karena melihat ekspresi wajah kim bum yang tidak bersahabat.

"Kau tidak ingin mengatakan sesuatu, Kim So Eun?"
So eun yang mendengar perkataan kim bum menjadi bingung, bukankah ia yang menyeret so eun kemari. Jadi pertanyaan itu harusnya so eun yang melontarkan.

"Tidak ada yang perlu dibicarakan, lagi pula kau yang menyeretku kemari" kim bum yang mendengar jawaban acuh so eun hanya mendengus kesal, tidakkah wanita ini bisa sedikit peka dengan pertanyaannya.

"Kau harus ingat statusmu Kim So Eun, kau masih Maid Pribadiku. Aku hanya mengingatkanmu jika kau lupa"

So eun menepuk jidatnya pelan, akhir-akhir ini ia lupa dengan pekerjaannya yang satu ini. Ia terlalu asik dengan perannya sebagai sekertaris Kim Bum.

"Maafkan aku untuk hal yang satu itu, inikan weekend jadi wajar saja aku juga ingin libur dan beristirahat" so eun membela dirinya.

"Tapi bukan berarti kau melalaikan tugasmu, setidaknya beri aku kabar jika kau ingin libur dan istirahat" So eun yang mendengar ucapan kim bum hanya tersenyum geli.

'Bilang saja jika ingin aku menghubungimu, dasar lelaki' batin so eun.

"Baiklah aku siap menerima hukuman darimu" kim bum yang mendengar pernyataan so eun tersenyum kecil, ia berusaha untuk tidak terlihat bahagia di depan so eun.

"Tapi aku sendiri yang memilih hukumannya"

so eun tersenyum jahil menatap kim bum. Melihat wajah datar kim bum yang menyebalkan membuat so eun lebih berani melancarkan aksinya. Secara perlahan so eun mendekatkan wajahnya pada pipi kim bum tapi naas saat so eun akan mencium pipinya, kim menolehkan kepala menghadap so eun. Bukan pipi kim bum yang so eun cium tapi bibir pria itu yang menempel pada bibir seksinya.

So eun membulatkan kedua matanya, saat ia ingin menarik wajahnya kedua tangan kim bum dengan cepat menahannya. Kim bum tidak menyianyiakan kesempatan itu umtuk mencium lebih dalam, entah apa yang sedang ada di pikiran kim bum. Saat ia mencium so eun rasa hangat menjalar di hatinya, ia merasa dejavu, terasa ada kupu-kupu yang beterbangan di dalam perutnya. Jangan tanyakan lagi ekspresi so eun saat ini, wajahnya menjadi merah padam meski ia akui jika ia menikmatinya.

Mereka terhanyut dalam suasana romantis itu, mereka bahkan tidak sadar sudah berapa lama mereka melakukannya.
Kim bum menyudahi ciuman mereka saat merasa pasokan oksigen mulai menipis, kening mereka berdua masih tetap bersentuhan. So eun dan Kim Bum menenangkan debaran jantungnya yang berdetak berkali-kali lipat dari biasanya.

Seulas senyum manis terukir dari kedua bibir manis mereka, entah kemana rasa canggung dan kesal yang sejak tadi mereka rasakan, yang mereka tahu saat ini hanya ada rasa hangat dan rindu yang membuncah di hati mereka.

"Apa begini caramu memperlakukan seorang maid?" So eun menatap kim bum yang berada di depannya, beruntung kim bum tidak bisa melihat wajah merahnya sekarang.

"Kau berbeda, kau special" ujaran kim bum membuat so eun tersenyum sumbringah.

"Kau special karena kau maid 24 jam ku, jika aku lapar kau yang membuatkan aku makanan, kau juga yang menyiapkan segala kebutuhanku. Kau juga bisa jadi asisten ku, jadi anggap saja itu bonus untukmu"

seketika wajah so eun menjadi muram, apa karena itu kim bum melakukannya? Bukan karena ia mengingat so eun sebagai tunangannya? So eun membalikkan badannya memunggungi kim bum, rasa kesal sangat kentara di wajahnya. Bahkan jika so eun tetap memberanikan diri menatap Kim Bum yang ada ia ingin meremas rambut kim bum sekuat-kuatnya.

So eun merajuk tentu saja  setelah diterbangkan hatinya seketika dijatuhkan dalam waktu 1 menit. Kim Bum tau jika So Eun sedang kesal padanya, biasanya so eun akan cerewet jika bersamanya. Bukannya merasa bersalah kim bum malah tersenyum lebar, entah mengapa membuat so eun kesal adalah kesenangannya akhir-akhir ini.

####

Jonghyun menatap layar ponselnya dengan senyum merekah, satu minggu ini dia sangat sibuk dengan urusan pekerjaannya. Baru saja ia sampai di seoul setelah beberapa hari melakukan perjalanan bisnis. Ditatapnya kembali ponsel yang menampilkan wajah seorang wanita cantik, siapa lagi jika bukan kim So Eun. Cinta pertamanya sejak kecil,

"Aku merindukanmu,kita akan segera bertemu Kim So Eun" gumam Jonghyun kembali menyimpan ponselnya di saku jas.

####
Onew dan Minho berlari kearah sebuah ruangan di kantor kepolisian Seoul, beberapa menit lalu mereka mendapatakan pesan ada sesuatu yang tidak beres terjadi saat penyergapan.

"Tuan Lee anda sudah datang?" Onew menoleh ke arah tuan Kang.

"Perlihatkan datanya padaku" tanpa basa-basi lagi Onew dan Minho segera menghampiri tuan Kang, segera tuan Kang membuka sebuah file rahasia.
"Kejadian ini hampir mirip dengan peristiwa 3 tahun lalu, tetapi anehnya mereka hanya membunuh informan saja, sedangkan anak buah kita masih selamat tanpa perlawanan berarti" minho menatap berkas hasil pemeriksaan dengan saksama, raut wajahnya sangat tegang. Tidak jauh berbeda dengan Onew tapi Onew masih bisa mengendalikan emosi dan pikirannya.

"Apa semua sudah diperiksa dengan teliti?" Ujar Minho tanpa mengalihkan pandangannya dari kertas-kertas itu. Tuan kang menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Merasa ada yang aneh Onew meminta berkas itu dari minho, setelah membaca hasil pemeriksaan Onew mengerti apa yang sedang Minho pikirkan.

"Kenapa jenis pelurunya tidak tercantum dalam berkas ini? Biasanya jika ada korban yang tertembak dan pelurunya masih di dalam tubuh korban maka jenis peluru itu harusnya tercantum diberkas ini" Onew menatap tuan Kang bertanya
.
"Aku juga sempat berpikir seperti itu, tapi saat aku bertanya pada dokter secara langsung, dokter itu bilang jika tidak ada peluru dalam tubuhnya, hanya ada bekas luka tembak"

"Apa ada luka lain selain itu?"
"Sepertinya tidak"

Onew mulai menganalisis setiap informasi yang ia dapatkan.

"Hyung" ujar Minho memanggil Onew.

"Besok kita bicarakan. Lagipula ini sudah hampir larut malam. Beristirahatlah dulu tuan Kang, kau sudah bekerja keras hari ini"
"Baik"

Onew dan Minho keluar dari ruangan itu dengan wajah datar, kali ini musuh yang mereka hadapi sangat pintar dalam permainan strategi. Ada dua kemungkinan yang terjadi dalam masalah ini.

"Hyung, aku kira kau akan lembur mengerjakan kasus ini" Minho berjalan  disamping Onew dengan  kedua tangannya dimasukkan ke saku celana.

"Kita tidak bisa menyelidikiny hanya dalam satu malam, kita perlu berdiskusi dengan tim yang lain."

"Lagi pula hari ini adalah hari ulang tahun ki bum, jadi malam ini kita berikan dia kejutan" lanjut Onew.

Minho yang mendengar perkataan Onew menepuk jidatnya pelan, mengapa ia sampai lupa dengan hari kelahiran Kakaknya, maafkan Minho Key yang melupakan hari ulang tahunmu.

"Harusnya Hyung ingatkan sejak tadi, jadi kita bisa rayakan bersama saat makan malam"

"Yakk,jika kita merayakannya tadi itu bukan kejutan namanya. Biarkan saja key menganggap kita melupakan ulang tahunnya"

"Aku akan menghubungi noona dan Taemin agar mereka bisa mempersiapakan kejutan di rumah."

Onew yang melihat Minho begitu antusias hanya tersenyum manis tanpa menghalangi niatnya untuk menghubungi So Eun dan Taemin.

####

  So eun menatap kim bum sebelum turun dari audi mewah ini. Sekarang so eun berada tepat di depan rumahnya.

"Apa aku begitu tampan hingga kau tidak ingin tutun?" Ujaran Kim Bum menyadarkan So Eun dari keterpesonaannya.

"Apa yang kau katakan, aku hanya sedang berpikir untuk sarapanmu besok. Aku tidak ingin majikanku yang satu ini menyisakan sarapannya lagi"

"Pulanglah,aku berjanji apa pun yang kau masak aku akan makan sampai habis mulai sekarang"

so eun yang mendengar janji Kim Bum tersenyum dengan bahagia rasa hangat itu kembali muncul lebih dalam.

"Baiklah aku pergi, selamat malam" tanpa menunggu jawaban Kim Bum, So Eun keluar dari audi itu dan berjalan membuka pintu gerbang rumahnya. Saat so Eun berada di halaman rumah mobil mewah kim bum melaju meninggalkan rumahnya.
So eun merbahkan dirinya disofa ruang tamu setelah sebelumnya mengganti sepatu high heelsnya dengan sandal rumahan berwarn putih, saat dirinya beranjak ingin ke kamar handphonenya berdering jika ada pesan yang masuk. So eun membulatkan matanya saat selesai membaca pesan tersebut.

"Kenapa aku bisa lupa?" Saat itu juga Taemin turun dari tangga menghampiri So Eun.

"Noona kau sudah pulang?"
"Apa kau mendapatkan pesan dari Minho?"

Taemin menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
"Noona tenang saja KiBeom hyung belum tidur, ia ada di kamarnya. Jadi kita tunggu Minho dan Onew hyung pulang"

selesai mengatakan hal itu, terdengar suara mesin mobil di depan rumah, so eun melihat Onew dan Minho keluar dari mobil melalui kaca jendela.

"Kalian sudah siap?" Minho meletakkan bungkusan yang ia bawa di atas meja, dibukannya kotak itu secara perlahan. Kue cantik berbentuk bulat yang di hiasi dengan coklat putih disetiap pinggirnya terpampang begitu lezat di depan mereka. Tidak lupa Minho mengeluarkan lilin yang membentuk angka 27. Taemin segera berlari kearah pusat listrik agar listri di rumah itu padam.

"Kalian sudah siap?" Ujar Taemin.
Onew, Minho dan So eun yang berada di depan kamar Key hanya mengacungkan jempolnya. Seketika lampu di rumah itu padam, penerangan satu-satunya adalah lilin yang ada di atas kue yang So eun pegang. Sesuai dengan rencana Minho , key yang berada di dalam kamarnya berteriak kesal dan marah-marah, saat Key keluar dari kamarnya bermaksud mengecek pusat listrik tiba-tiba lampu menyala bersamaan dengan nyanyian ulang tahun yang dinyanyikan Onew dan Minho dengan suara yang merdu.

"Yakk apa yang kalian lakukan?" Key menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

"Apa kalian tau, 1 jam 30 menit lagi hari ulang tahunku akan berakhir, dan kalian baru mengucapkannya sekarang?" Key berkacak pinggang melihat senyum tanpa dosa yang mereka tunjukkan.

"Mianhae, aku tidak bermaksud melupakannya tapi kami ingin memberikan kau kejutan" ujar so eun.

"Sudahlah Hyung, tiup saja lilinnya setelah itu kita makan kuenya" ujar Taemin gembira. Key menutup matanya berdoa dan setelahnya ditiupnya lilin yang ada di atas kue itu.

"Ayo kita makan di ruang tamu saja" ujar Taemin semangat. So eun yang melihat kegembiraan dari adik-adiknya merasa bahagia, senyum manis tak pernah pudar dari bibirnya saat melihat tingkah konyol yang menggelikan dari Taemin.
Saat so eun ingin duduk di sofa ponselnya berdering nyaring. Sebuah panggilan masuk dari tuan Park. So eun sedikit menjauh dari ruang tamu, di angkatnya panggilan tuan Park.

"Hallo..."
"So eun-si tuan Kim Bum kecelakaan. Sekarang tuan Kim Bum ada di rumah sakit Seoul"

So eun yang mendengar kabar itu seketika kaget tidak percaya, belum ada satu jam mereka berpisah, tapi kenapa hal buruk terjadi begitu cepatnya. So eun menyandarkan tubuhnya di tembok seakan kakinya tidak bisa menompang lagi berat badanya. Air matanya turun tanpa ia kehendaki, mengapa Tuhan membuatnya sedih secepat ini. So eun tidak ingin kehilangan Kim Bum lagi, ia tidak ingin kehilangan pria yang amat di cintainya.

TBC

Halo selamat malam semuanya,,
Kali ini aku update di hari yang special. Abang Ki beom hari ini berulang tahun,,yeeeyy (23/9)

😊😁😁😘😘😘

Saya tidak ingin banyak basa basi, saya hanya mengucapkan terimakasih bagi yang sudah voment,,
Komentar dan vote kalian sangat berarti untuk saya agar tetap semngat dalam menulis😉😉
(Saya sengaja tidak.memberi judul part ini love scenario (2) karena alurnya belum pas ,, tunggu ya love scenario(2) nya))

Sampai jumpa lagiii...

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top