Kepercayaan

Happy reading
Maaf typo bertebaran

##@%##

"Lee Jonghyun" ujar so eun ragu. Pria yang so eun sapa tersenyum manis, ternyata benar lelaki tampan itu teman masa kecilnya, so eun masih ingat betul senyum sahabatnya ini.

"Masuklah" ujar Jong hyun, tanpa menjawabnya so eun segera masuk ke dalam mobil.

"Kau benar-benar Lee Jonghyun kan?" Ujar So eun memperhatikan pria yang duduk disampingnya dengan teliti. Jong hyun hanya tersenyum mendengar pertanyaan so eun, sedari tadi JongHyun melirik So eun yang terus menatap dan memperhatikanya yang fokus menyetir.

Sejujurnya so eun masih ragu dengan apa yang ia lihat sekarang, dulu jonghyun tidak setampan ini, dia memiliki pipi tembam,dengan kacamata besar membingkai wajahnya. Sedangkan pria disampingnya ini adalah pria dewasa dengan badan atletis serta wajah yang  mulus dan tampan tanpa kacamata.

"Kau masih tidak percaya jika aku Jonghyun tapi kau tetap masuk ke mobilku?. Apa kau tidak takut diculik?" So eun yang mendengarnya hanya tersenyum lebar ternyata benar dia adalah Jonghyun sahabat masa kecilnya.

Meski pun penampilannya berubah tapi sifat menyebalkannya masih tetap sama .

"Jika yang menculikku pria tampan sepertimu aku tidak masalah" Jonghyun tertawa mendengar jawaban so eun begitu juga dengan so eun untuk pertama kalinya tertawa lepas. "Suatu saat nanti aku akan menculikmu dari orang tuamu" so eun hanya tersenyum remeh mendengarnya.

"Jangan terlalu percaya diri, aku tetap sama seperti yang dulu." So eun melipat kedua tangannya di depan dada berpura-pura angkuh di depan JongHyun.

"Kita lihat saja nanti"
Jonghyun kembali fokus mengendarai mobilnya. Jujur so eun merasa jonghyun yang sekarang sudah berubah, pernah dulu sewaktu kecil so eun bilang ingin memiliki kekasih tampan dan baik yang memiliki tubuh yang tinggi dan kekar, mendengar cerita so eun waktu itu Jonghyun hanya menundukkan kepalanya.

Memang dulu JongHyun memiliki tubuh yang berisi wajahnya juga tidak terlalu tampan karena kacamatanya, itulah penyebabnya ia tidak memiliki teman selain So Eun. Semua temannya mengejek dirinya buruk rupa, tapi so eun selalu membelanya. Jika mengingat kembali masa lalu tentang mereka berdua mungkin akan terpenuhi kenangan yang lucu dan menggemaskan ala anak kecil.

"Kau ingin pergi kemana?" Ujar Jonghyun membuyarkan lamunan so eun. "JK Group, aku ada urusan disana" Jong Hyun menatap so eun sebentar sebelum kembali fokus menyetir.

"Kau bekerja disana?"

"Tidak, aku ada urusan disana."

"Benarkah? Jadi kau bekerja dimana sekarang?" So eun melirik JongHyun sebentar sebelum menjawab.

"Aku bekerja di sebuah taman kanak-kanak, tidak jauh dari rumahku. Tapi sekarang aku sedang cuti" Jonghyun hanya menganggukkan kepalanya.

"Kau sangat pintar, apa kau tidak mau melamar sebagai sekertaris?. Kebetulan aku sedang membutuhkan seorang sekertaris" So eun yang mendengar tawaran jonghyun hanya memutar bola matanya. Jika so eun menerima tawaran jonghyun yang ada semua pekerjaannya JongHyun yang mengerjakan, sama seperti dulu saat mereka mengerjakan tugas kelompok.

JongHyun sama sekali tidak membiarkan so eun mengerjakan tugas itu, melainkan ia sendiri yang mengerjakannya, dengan alasan takut So Eun kelelahan.

"Aku tidak berminat menjadi sekertatis mu?"

"Bagaimana kalau menjadi kekasih ku?apa kau berminat?"
So eun kembali menatap jonghyun, begitu juga dengan Jonghyun yang menatap so eun serius.

"Hahahaha, kau sudah gila Lee JongHyun. Ternyata kau tidak berubah sama sekali" so eun tertawa sambil memegang perutnya, sejak kecil sampai sekarang ternyata Jonghyun tetap senang menggodanya.

"Ciihh, kau ini tetap tidak peka" gumam JongHyun.

###

Kim bum mendengarkan dengan seksama penjelasan tentang proyek yang akan mereka jalani. Semua hasil diskusi antar devisi diterangkan oleh tuan Park yang merupakan sekertaris kepercayaannya.

"Jadi kapan diadakannya rapat pemegang saham?" Kim bum menopang dagunya dengan kedua tangan yang bertautan di atas meja.

"Sore ini tuan, sebenarnya rapat ini tidak membahas tentang proyek kita. Saya dengar ini masalah internal perusahaan" kim bum menekuk kedua alisnya.

"Apa maksudmu?" Tuan Park menundukkan kepalanya. Sejujurnya ia tidak tega memberitahukan atasannya, tapi ia juga tidak bisa berbohong.

"Katakan apa yang terjadi" desak kim Bum. Belum sempat tuan park angkat bicara  pintu ruangan itu terbuka dengan cukup kasar. Terlihat so eun berdiri di depan pintu dengan wajah cemberut dan kesalnya.

"Kenapa kau tega sekali meninggalkan ku? Apa kau tidak takut aku di culik?" So eun mendekati kim bum dengan langkah yang terhentak tanda bahwa dia sangat kesal.

"Bisakah kau mengetuk pintu dulu? Dimana sopan santun mu?"
So eun hanya menghela nafasnya kesal.

"Jangan berbicara sopan santun disaat kau juga melanggarnya. Harusnya aku yang bertanya seperti itu padamu. Apakah baik meninggalkan gadis cantik di jalanan? Apakah itu sopan?" Kim bum memijat kepalanya pelan, berbicara dengan so eun benar-benar menguras energinya. 
"Terserah kau saja"
Tuan park yang melihat pertengkaran mereka hanya mengulum senyumnya, ia beruntung saat ini melihat kim bum dan so eun bertengkar. 'Ini sangat lucu kapan lagi bisa melihat mereka bertengkar' pikir tuan Park.

"Bum-ah kau jahat" so eun melipat kedua tangannya bibir mungilnya ia majukan beberapa senti. So eun mulai merajuk agar kim bum bisa luluh padanya. Jika dulu hanya dengan wajah cemberutnya saja kim bum tidak tega dan luluh padanya maka sekarang ia akan mencoba merajuk pada kim bum.

"Aiisshh, baiklah aku minta maaf" ujar kim bum kesal.
'Berhasil. Sekeras apa pun kau menolak ku tapi hati mu akan terus menerimaku' batin so eun.

"Tuan park apa saja pekerjaan ku hari ini?" Tuan park yang merasa di panggil segera merubah raut wajah gelinya dengan wajah tegas, "anda tidak memiliki agenda lain tuan kim. Setelah diskusi tentang proyek ini, agenda anda telah selesai. Masalah yang lain biar saya yang mengatasi" ujarnya tegas.

"Baiklah, kita lanjutkan saja diskusi ini" so eun yang merasa diabaikan oleh kim bum memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar kantor. Banyak teman-temannya yang ia temui di sini. Tidak banyak hal yang berubah sejak ia mengundurkan diri dari perusahaan ini. Semua sama seperti 2 tahun lalu tidak ada yang berubah, ia merasa rindu dengan tempat ini dimana untuk pertama kali ia bertemu dengan kim bum. Saat so eun berjalan melewati ruang rapat ia menghentikan langkahnya. Anggap saja ia lancang mendengarkan pembicaraan mereka, rasa penasaran so eun semakin menjadi saat nama kim bum di bicarakan dalam rapat itu.

'Bukankah rapat akan diadakan nanti sore?' Pikir so eun. Perlahan so eun membuka sedikit pintu ruangan itu agar mendapat celah untuk mendengar pembicaraan mereka.

"Aku sangat menghormati mu tuan Kim Sang Joon, tetapi jika menyangkut masa depan perusahaan aku tidak setuju dengan ide mu. Itu sama saja membawa kita terjun ke jurang secara perlahan" so eun yakin itu adalah suara tuan Oh Jung, pria itu memang sangat kejam setahu so eun.

"Berikan Kim Bum kesempatan, meski ia cacat tetapi pemikirannya sangat briliant. Dengan kondisinya seperti itu ia bisa menciptakan ide yang luar biasa, itu sudah terbukti dengan proyek kita tahun lalu."

"Aku tetap tidak setuju" ujaran tuan Oh Jung disetujui oleh sebagian pemegang saham. Meski ada beberapa kolega yang mendukung kim bum tetapi suara mereka kalah banyak. "Orang yang cacat tidak sepantasnya menjadi pemimpin" ujar tuan Kang seo. So eun yang mendengar perdebatan mereka sedari tadi mulai gerah, ingin rasanya ia berteriak pada mereka semua agar tidak meremehkan kemampuan kim bum.

"Jika anda masih kukuh, maka jangan salahkan jika kami mencabut saham kami di perusahaan ini." So eun yang mendengar ancaman itu mulai tersulut emosi, bagaimana bisa mereka melakukan hal yang merugikan sebelah pihak? Ini tidak adil. Tanpa ragu lagi so eun membuka pintu ruangan itu dengan lebar. Semua orang terdiam dan memandanginya heran.

"Apa yang anda lakukan disini nona kim So eun? Ingat anda bukan bagian dari perusahaan ini lagi" ujar tuan Oh jung mencemoh.

"Maaf aku lupa jika aku bukan bagian dari perusahaan ini lagi tapi satu hal yang perlu kalian tau jika kalian percaya pada orang yang tepat. Kim bum memiliki kemampuan yang luar biasa kalian tidak perlu ragu padanya" ujar so eun tegas.

"Wah..wahh siapa dirimu nona? Kami tidak perlu pendapatmu"
"Aku tau pendaptku tidak berguna tetapi menilai orang dari fisik bukan dari kemampuan akan berakibat fatal bukan keuntungan yang akan di dapat"

"Kau terlalu ikut campur nona kim"
"Tetapi apa yang nona kim so eun katakan itu benar, tuan kim bum memiliki kemampuan yang luar biasa" tuan jang ok memberikan pendapatnya.

"Apa sebenarnya yang kau mau nona kim?" Tuan oh jung mengepalkan tangannya erat, situasi mulai berbalik. Melihat beberapa kolega bisnis lainnya yang mulai mempertimbangkan kata-kata so eun tuan Oh Jung mulai gelisah.

"Aku hanya ingin kalian memberikan kesempatan pada kim bum untuk membuktikan bahwa ia layak sebagai pemimpin." Tuan Ok jung dan teman sekutunya tertawa mendengar permintaan so eun. "Hahaha baiklah jika kim bum berhasil memenangkan proyek besar dengan LiHan group maka kami akan setuju jika dia menjadi pemimpin, tetapi jika gagal apa yang akan kau pertaruhkan nona?"
So eun yang mendengarnya hanya tersenyum miris, seperti yang ia duga jika tuan Oh dan teman-temannya selalu meminta imbalan.
"Aku tidak akan berjanji apa pun pada kaliam karena aku yakin kim bum akan berhasil" so eun pergi dari ruangan itu tanpa rasa takut dan ragu, Kim Sang Joon yang memperhatikan perdebatan itu hanya diam dan tersenyum tipis. Tanpa so eun sadari saat ia keluar dari ruangan itu Kim Bum dan tuan Park berdiri tidak jauh dari sana. Kim bum bisa mendengar semua yang mereka katakan termasuk tantangan itu.
"Tuan kim"
"Aku tidak menyukai wanita itu" ujar Kim Bum dengan ekspresi yang sulit untuk di baca.
"Tapi tua kim.."
"Gara-gara dia kita harus bekerja lebih keras" mendengar ucapan kim bum tuan Park tersenyum lega ia kira kim bum akan marah pada so eun yang lancang menerima tantangan yang sulit itu. Bukan hal yanh mudah menjalin kerja sama dengan LiHan group, tercata 3 kali mereka mencoba mengajukan proposal kerjasama dan sebanyak itu pula ditolak.

'Kim so eun siapa kau sebenarnya? Kenapa kau begitu percaya padaku? Kita bahkan tidak saling mengenal' batin Kim Bum.

TBC

Maaf saya baru bisa update sekarang. Ini pun dengan cerita ala kadarnya😖😖 maaf jika part ini mengecewakan.
Aku lagi berduka karena kehilangan ff An Encore, entah bagaiman ceritanya ff itu bisa hilang tiba-tiba hiks hiks hiks
Dan insiden itu juga membuat mood nulis menurun.

Ok cukup sekian curhatnya, dan saya ucapkam terimakasih untuk readers yg udh vote dan comment.
Terimakasih sekali lagi..
Bye bye

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top