Cemburu tapi gengsi
So eun memarkirkan motornya di halaman rumah, belum sempat ia melepaskan helm yang ada di kepalanya dering ponsel membuat perhatiannya teralihkan. Sebuah nomor tertera di layar ponselnya, nomor itu seperti tidak asing bagi so eun.
"Halo"
"Lama sekali kau menjawabnya"
"Lee JongHyun" so eun kenal betul suara sahabatnya ini.
"Pasti kau lupa menyimpan nomor ponsel ku" tebakan jonghyun sangat tepat dan sekarang so eun merutuki dirinya yang pelupa.
"Sebagai hukumannya kau harus menemani ku makan malam bagaiman?" Lanjutnya. So eun tersenyum senang mendengarnya, kapan lagi mendapat hukuman yang menyenangkan seperti ini ditambah dengan perut yang sudah keroncongan minta diisi.
"Baiklah, sekarang kau ada di mana?"
"Di depan ramah mu" so eun menekuk kedua alisnya, saat so eun menoleh ke luar pagar rumah, terlihat JongHyun melambaikan sebelah tangannya.
"Dasar kau ini. Tunggu sebentar akan ku bukakan pintunya" so eun memutuskan panggilannya dan berjalan menghampiri Jonghyun setelah melepas helm di kepalanya. "Aku akan ganti pakaian terlebih dulu, kau tunggu saja di dalam" So Eun dan JonHyun berjalan ke dalam rumah. Jika awalnya JongHyun berfikir di dalam rumah So Eun hanya ada pembantu rumah tangga yang sedang berbenah atau pun melalukan pekerjaan lain ternyata itu salah besar.
Rumah yang cukup besar itu sangatlah berisik bukan wanita paruh baya yang sedang bersih-bersih yang ia lihat tapi 4 pria dewasa yang sedang sibuk memasak dan bermain game . "Aku pulang" suara so eun membuat perhatian ke 4 pria itu teralihkan.
"Noona kau sudah pulang" sapa Taemin.
"Noona siapa dia?" Tanya minho.
"Perkenalkan dia sahabat kecil ku namanya Lee JongHyun" JongHyun menundukkan badannya memperkenalkan diri sedangkan ke 4 pria itu hanya memandanginya dari atas sampai bawah dengan tatapan datar.
"JongHyun duduklah dulu aku akan bersiap" so eun meninggalkan JongHyun, setelah kepergian So Eun membuat suasana sedikit canggung. Key berjalan mendekati JongHyun yang duduk di sofa ia pun mengambil tempat di sisi kiri jonghyun masih dengan spatula di tangan kananya. Tidak mau ketinggalan Taemin duduk di sisi kanan jongHyun sedangkan Minho dan Onew berdiri di depannya dengan pose menilai.
Baiklah sekarang JongHyun seperti akan di sidang atau lebih tepatnya akan manjadi mangsa mereka. Ditatap seperti itu membuat JongHyun canggung, sepertinya penyakit gugupnya yang dulu mulai kambuh .
"Kalian akan pergi dinner?" Ujar Key memecah keheningan. Jonghyun memberikan senyum kaku dan menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
"Apa kalian akan berkencan?" Celetuk Taemin. JongHyun tidak menjawab pertanyaan Taemin, rasanya JongHyum ingin langsung mengatakan 'ia' tapi ia sadar saat ini posisinya masih sebagai seorang sahabat di mata So Eun.
Melihat reaksi dari JongHyun mereka berempat tau jika JongHyun bukan tipe pria arogan ia cenderung pemalu dan manis.
"Apa kau kandidat dari pencarian 'Appa' untuk Cooni" ujar Onew dengan mata tajam.
"Cooni? Siapa dia?" JongHyun semakin dibuat bingung oleh pertanyaan Onew. Sedangkan mereka berempat hanya menekuk alis karena berpikir keras. JongHyun bahkan tidak pernah bertemu dengan Cooni sebelumnya bagaimana bisa ia tau tentangnya.
"Yakk apa yang kalian lakukan padanya?" So eun berteriak keras membuat ke empat pria itu bubar dan mengerjakan aktivitas mereka yang tertunda tanpa protes sedikit pun.
"Kau tidak apa-apa? Apa mereka menanyakan hal yang aneh pada mu?" JongHyun tersenyum manis mendengar nada khawatir dari so eun.
"Tidak,mereka baik pada ku. Ayo kita berangkat sekarang" so eun hanya menggerakkan kepalanya sebagai jawban. Sebelum keluar rumah so eun memberikan tatapan mengancam pada ke empat pria itu, mereka hanya bisa memalingkan wajah saat so eun menatap tajam merek satu persatu.
Saat so eun dan Jonghyun masuk mobil dengan cepat key dan Taemin menyusulnya, tanpa permisi mereka menerobos masuk ke dalam mobil dan duduk di jok belakang dengan santai seolah mereka sudah diberi izin .
"Yakk apa yang kalian lakukan disini?" So eun menatap kedua adiknya tajam.
"Kami ingin makan bersama kalian, kami sudah lapar" Taemin memegang perutnya yang datar. Sedangkan key hanya mengangguk sebagai dukungan akan pernyataan Taemin.
"Bukan kah Key tadi sedang masak?"
"Aku tidak jadi memasak, semua bahan di dapur hampir habis jadi aku menyimpannya untuk besok" alasan key membuat so eun memijat keningnya pelan. Karena fokus membantu kim bum jadinya ia lupa mengisi kulkasnya yang hampir kosong. Tapi jika stok dapur sudah menipis key biasanya paling rajin berbelanja tapi kali ini key juga melupakannya. So eun memandang JongHyun dengan senyum canggung dan malu jujur saja ia merasa tidak enak hati pada jonghyun. Mengerti akan perasaan sahabatnya jonghyun memberikan senyum coolnya.
"Tidak masalah justru semakin rame semakin baik, setidaknya kita bisa lebih akrab" mendengar perkataan jonghyun membuat so eun lebih lega setidaknya pria itu tidak marah.
Sebuah restaurant jepang yang mewah dengan artistektur tradisional menjadi pilihan JongHyun untuk makan malam kali ini, jangan kira ia lupa jika so eun sangat menyukai masakan jepang masih lekat dalam ingatannya saat masih kecil dulu ketika ibu JongHyun memasakkan sushi untuk mereka berdua saat mengerjakan tugas so eun menghabiskan semua sushi itu tanpa menyisakan satu potong untuk dirinya. Padahal sebelumnya mereka sudah makan siang di sekolah.
"Tempat yang bagus" key mengedarkan pandangannya ke setiap sudut restaurant. Belum lama mereka duduk di sebuah meja panjang dekat jendela, Onew dan Minho datang dan bergabung dengan mereka.
"Hyung kalian lama sekali," celetuk Taemin saat melihat Onew dan Minho duduk tepat di sampingnya.
"Kalian juga ikut?" So eun tidak habis pikir apa yang sebenarnya mereka rencanakan? Jangan katakan jika mereka tidak menyukai JongHyun dan mereka akan menjauhkannya dari sahabat kecilnya ini. Oh ayolah ini tidak seperti yang mereka pikirkan saat ini, so eun hanya menganggap JongHyun sahabat tidak lebih.
"Key kau tidak mengatakan jika kau tidak jadi memasak?" Onew tidak menjawab pertanyaan so eun melainkan bertanya pada key. Key masih fokus dengan buku menu yang sudah di berikan oleh pelayan sebelum menjawab pertanyaan Onew.
"Aku sudah mengatakannya , mungkin noona sudah lupa"
"Siapa bilang aku lupa, aku masih mengingatnya, tapi ini sangat aneh apa kalian merencanakan sesuatu?"
Mereka berempat hanya menghembus nafas panjang, so eun terlalu kritis sebagai seorang kakak.
"Sudahlah tidak perlu di permasalahkan, kita makan malam bersama biar lebih ramai. Aku sangat senang kita bisa makan bersama" Perkataan JongHyun membuat Onew,Key,Minho dan Taemin tersenyum cerah, jarang-jarang mereka ditraktir di tempat mewah seperti ini. Makan enak tanpa mengeluarkan uang itu adalah motto mereka.
Bukan berarti mereka tidak sanggup membeli makanan di tempat mewah , selagi ada yang gratis mengapa di sia-siakan.
#####
Sejak berangkat dari rumah sampai di kantor wajah tampan Kim Bum tertekuk rapi. Bagaimana tidak kusut jika So Eun terus bercerita tentang sahabatnya yang bernama JongHyun, dari masa kecil mereka hingga kejadian kemarin malam tidak luput dari cerita So Eun.
Tidak tahukah so eun sejak tadi Kim Bum menahan diri, ia ingin berteriak agar so eun berhenti membicarakan temannya itu. Kim bum merasa haginya tiba-tiba kesal saat so eun membicarakan pria lain di depannya.
"Kau tidak memiliki topik pembicaraan lain selain sahabatmu itu?"
Mendengar nada keaal Kim Bum bukan membuat so eun cemberut, so eun malah sangat senang melihat raut wajah kim bum yang seperti itu. Rasanya ia ingin menggoda Kim Bum sekarang.
"Kau cemburu"
'Cemburu?' Apa iya kim bum cemburu? Aneh padahal ia tidak mencintai so eun, apa kata cemburu tidak terlalu berlebihan untuk menggambarkan kekesalannya saat ini. Tapi kim bum juga tidak menyangkal jika ia tidak suka So eun memuji pria lain. Hanya itu tidak lebih.
"Untuk apa aku cemburu?"
"Benarkah?"
Kim bum ingin menjawabnya tapi urung karena suara ponsel so eun.
"Halo, JongHyun Oppa apa kau merindukan ku?" ujar so eun manja, ia memang sengaja melakukannya untuk melihat reaksi kim bum.
"Kau mau makan siang dengan ku? Tentu saja aku mau. Baiklah kita bertemu di tempat biasa ya. Bye" so eun menutup panggilannya, jangan tanya bagaimana wajah kim bum saat ini. Bahkan so eun tidak perlu bertanya pada kim bum tentang perasaannya kali ini. So eun terlalu mengenal kim bum sejak dulu jika sedang cemburu.
"Kim bum~shi ahh maksud ku tuan kim, siang ini aku akan makan dengan jonghyun oppa apa kau mau ikut?" Tidak langsung menjawabnya kim bum sibuk menenangkan perasaanya yang sedang kesal marah dan sedih.
Entah apa yang membuat suasana hatinya begitu buruk saat ini padahal baru tadi pagi ia mendapat kabar gembira jika perusahaan LiHan group menandatangani berkas kerjasama mereka. Tapi hanya mendengar kabar bahwa so eun akan makan siang dengan temannya membuat Kim Bum panas. Bukan suhu tubuhnya yang panas tapi hatinya.
"Tidak bisa, eoma akan mengajak kita makan siang bersama di luar. Aku tidak ingin eoma kecewa, jadi kau batalkan saja acaramu itu."
"Benarkah? Kenapa tadi pagi eoma tidak mengatakan apa pun padaku?"
"Mungkin eoma lupa menyampaikannya. Sudahlah jangan di bahas lagi intinya kau akan makan siang dengan aku dan eoma." So eun yang mendengar nada posesif kim bum hanya bisa mengulum senyum, ingin rasanya tertawa lepas tapi so eun berusaha menahannya.
###
Taemin memperhatikan Key yang sedang duduk mematung, sejak key memutuskan panggilan teleponenya ia jadi bertingkah aneh. Terkadang ia akan menepuk pipinya, sesekali ia mengangkat bahunya seperti orang geli melihat sesuatu. Taemin hanya memperhatikan tingkah aneh key tanpa menegurnya karena saat ini ia sedang sibuk membuat kopi pesanan pelanggannya. Cafe pagi ini tidak terlalu rame seperti biasanya jadi Taemin bisa menghandel sendiri pekerjaannya.
"Hyung kau baik-baik saja? Bagaimana apa noona mau membelikannya?" Ujar Taemin setelah selesai mengantar kopi pesanan pelanggan.
"Apa-apaan tadi, aiishh aku bahkan belum mengucapkan satu kata pun padanya. Suara manjanya itu membuatku geli, kau tau dia memanggilku dengan nama JongHyun. Aiisshh aku jadi kesal biasanya noona akan berbicara dengan nada keras pada kita tapi tadi suaranya dibuat-buat manja dan begitu halus. Apa noona sudah melupakan aku eohh?"
Taemin yang mendengar curhatan key hanya mendengarkannya dengan baik. Biarkan saja key bicara puas terlebih dahulu jika Taemin memotong curhatannya maka jangan harap curhatan itu akan segera berakhir.
"Hyung apa kau setuju jika JongHyun Hyung jadi appanya Cooni?" Ujar Taemin setelah Key berhenti bercerita.
"Hahahah kau bercanda, bahkan cooni terlalu cantik untuk jadi anaknya"
"Tapi ia pria yang baik dan tampan"
"Kau ini, biarkan noona yang memilih. Tugas kita hanya melindungi noona jika ada pria yang menyakitinya." Taemin mengangguk mengerti,
"Tapi entah mengapa aku suka noona bersama Onew hyung"
"Kenapa seperti itu?"
"Membayangkan jika so eun noona dan Onew hyung menikah mereka akan sering berdebat. Mereka tidak akan mau mengalah satu sama lain. Noona akan marah dan mereka pisah ranjang tiap hari, bayangkan wajah frustasi onew hyung setiap hari seperti kelinci tak di beri makan 2 bulan hahahahahah" tawa Key menggema begitu keras, beruntung cafe sudah sepi dari pengunjung.
"Hyung ternyata pikiranmu jahat juga hahahah" sekarang giliran taemin yang tertawa.
"Siapa yang menyuruh kau tertawa" seketika Taemin menghentikan tawanya,'di saat seperti ini aku ingin jadi adiknya Onew hyung, ia tidak akan membentakku' gumam Taemin lirih.
"Aku masih mendengarnya adikku tersayang" ujar key penuh penekanan.
"Ada apa ini ?"sebuah suara berat khas pria dewasa terdengar dari ambang pintu. Taemin segera berlari kearah Onew saat melihatnya masuk ke dalam cafe. "Onew hyung, key hyung jahat ia membentakku tadi. Ia juga membayangkan jika hyung dan noona menikah kalian akan pisah ranjang dan wajah frustasi mu seperti kelinci kelaparan" adu Taemin. Key merutuki mulut Taemin yang berkata jujur, ia jadi ragu apa Taemin benar-benar adiknya atau bukan? Mengapa mereka tidak pernah akur.
"Yaakk apa itu benar? Dasar bocah, kemari kau biar ku beri pelajaran" Key merasa akan terjadi bahaya segera berlari menghindari kejaran Onew.
Aksi kejar-kerjaran tak bisa di hindari lagi, Taemin yang melihatnya hanya tertawa tanpa mau membantu salah satunya. Kapan lagi ia bisa menyaksikan hal langka seperti ini? merekamnya pun tidak akan masalah.
####
Kim bum dan So eun berada di restaurant untuk makan siang, sejujurnya so eun sangat senang kim bum untuk pertama kalinya mengajaknya makan siang bersama. Biasanya ia akan makan siang sendiri dan kim bum akan makan siang di kantor. Bukan tanpa alasan Kim Bum makan siang di kantor ia hanya tidak ingin fisiknya kelelahan hanya untuk makan siang keluar.
"Apa perlu aku menghubungi eoma?" Ujar so eun setelah beberapa menit menunggu Sena.
"Tidak usah kita makan dulu saja, jika eoma tidak datang berarti ada kesibukkan yang mendadak" So eun menatap kim bum ragu.
"Benarkah?"
"Sudahlah jangan membahasnya lagi, cepat pesan makanan" so eun memesankan makanan untuk mereka berdua. Saat pelayan pergi tanpa sengaja So Eun melihat JongHyun di ambang pintu restaurant.
"JongHyun" teriak so eun dengan tangan yang melambai. Jong Hyun mendekati mereka dengan senyumnya. Hanya dengan melihat so eun saja moodnya berubah menjadi baik.
"So eun kau makan siang disini juga? Siapa dia?"
"Perkenalkan dia direktur JK Group, Kim Sang Bum, tuan Kim dia teman ku Lee JongHyun" mendengar So eun yang memperkenalkan dirinya sebagai seorang atasan membuat emosi kim Bum meledak. Cukup, kali ini ia tidak bisa menahan kesalnya.
Dengan keberanian entah darimana kim bum menggenggam tangan So eun erat tidak perduli jika so eun dan jonghyun menatapnya dengan tanggapan yang berbeda-beda tapi yang jelas hal inilah yang ia butuhkan saat ini untuk meredam emosinya. Tidak ada penolakan dari so eun justru so eun menikmati keposesifan Kim Bum pada dirinya. Makan siang mereka lalui bertiga, meski yang lebih banyak bicara adalah so eun untuk mencairkan kecanggungan yang di buat kim bum dan JongHyun yang sepertinya saling mengibarkan bendera perang.
"Kau kenapa tadi?" Ujar so eun saat mobil yang mereka tumpangi berhenti di depan rumah mewah kim bum.
"Apa ada yang aneh?" Bukannya menjawab kim bum balik bertanya.
"Sikapmu berbeda tadi"
"Tapi aku merasa biasa saja" kim bum keluar dari mobil setelah pintu terbuka meninggalkan so eun yang kesal karenanya. Sena berdiri di ambang pintu menyambut kedatangan putranya. "Kau sudah pulang nak, istirahatlah kau pasti lelah. Tuan Seo tolong antar kim bum ke kamarnya." Tanpa bertanya lagi tuan Seo membatu kim bum pergi ke kamarnya.
"Eoma" so eun memeluk Sena erat.
"Eoma rindu calon menantu eoma" so eun melepas pelukannya.
"Kenapa eoma tidak datang tadi?" Sena menekuk kedua alisnya tidak mengerti dengan apa yang so eun katakan.
"Apa maksudmu nak? Eoma tidak memiliki acara apa pun hari ini" sekarang giliran so eun yang di buat bingung. "Benarkah tapi tadi pagi kim bum bilang jika eoma ingin makan siang bersama kami."
Gelengan kepala Sena membuat so eun yakin jika kim bum membohonginya.
"Aiishh kenapa ia tidak bilang saja jika cemburu, tidak perlu berbohong seperti itu" ujar so eun kesal. Melihat calon menantunya kesal seperti itu membuat Sena tertawa. "Hahaha ya ampun ternyata kim bum membohongi mu, jika seseorang dalam keadaan cemburu maka akal sehatnya akan berkurang. Ia bisa melakukan apa pun untuk menenangkan hatinya termasuk berbohong. Mungkin kim bum masih malu jika mengatakan ia cemburu." So eun yang mendengarnya tersenyum lebar, jika benar kim bum cemburu berarti rasa itu mulai tumbuh. Masih ada harapan untuknya merebut hati kim bum seutuhnya.
TBC
Eeaaa saya kembali. Masih ada yang menunggu cerita ini?
Maaf saya lama update, melihat vote dan coment di part sebelumnya yang minim membuat saya ragu melanjutkan. Tapi saya berpikir lagi kasihan readers saya yang sudah rajin nge-vote dan coment, mereka akan kena imbasnya. Jadi saya melanjutkan cerita ini tapi dalam tempo yang lebih lama dari yang sebelumnya. Dan juga sekarang saya sudah mulai sibuk dengan rutinitas sehari-hari jadi jarang dapet nulis😥😥😥
Segitu dulu curhatan saya, saya ucapkan terima kasih buat readers yang sudah voment, terimakasih sudah menghargai karya saya yang jauh dari kata bagus, keren, sempurna dan kata-kata indah lainnya.
Sekian dan terimakasih
Madianishawol😉😉
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top