(☘️️) Ichi
"Anak kelas satu, silahkan perkenalkan diri dan tujuan kalian di klub voli ini!"
Perintah dari sang kapten, Oikawa Tooru bergema di penjuru gymnasium. Manik hazelnya menatap satu persatu calon anggota klub voli, menilik potensi mereka dalam permainan bola berwarna 3.
Satu persatu anak maju. Menyebut nama, posisi dan tujuan mereka. Oikawa mengangguk-angguk, tersenyum ketika mendapati anak-anak dengan potensi besar bergabung dengan mereka. Semuanya berjalan dengan baik, hingga ada satu murid yang menarik atensinya.
"Namaku Kirin Yoshida, posisiku sebagai manajer. Tujuanku adalah membuat Aoba Johsai dapat melaju ke pertandingan tingkat nasional."
Surai seputih salju bergerak mengikuti gerak sang empu yang berjalan mundur beberapa langkah untuk kembali ke posisinya yang semula. Sama sekali bukan karena niat mulianya yang membuat Oikawa terperangah. Berjalan mundur yang seharusnya adalah hal yang biasa, berubah menjadi luar biasa. Gerakannya bagaikan laut tanpa gelombang hingga manusia bisa mengambang dengan nyaman dan tenang sembari menatap permaidani biru berhiaskan gumpalan gulali. Langkah kakinya ringan dan tidak terdengar ketukan sepatu berasal darinya.
Oikawa terdiam, dia seperti melihat sosok putri dalam dongeng yang melangkah memasuki realita. Ukiran lengkung indah yang dipahat oleh sang empu bermahkota putih, sepasang emas berkilauan cantik dan anak rambut yang turun dari dahinya benar-benar menghisap seluruh atensi seorang bintang lapangan bernama Oikawa Tooru.
"... Ohime-sama mitai."
"Hah? Apa yang kau bicarakan? Dia itu lelaki, bodoh."
Kalimat Iwaizumi berhasil meruntuhkan awan dimana Oikawa sedang berada. Surai senada dengan matanya itu kembali ke realita dengan mulut terbuka lebar. "H-HAH!?"
"Kau tidak lihat seragamnya, hah?!" Iwaizumi memegang kedua sisi wajah Oikawa untuk memaksanya melihat seragam sang adik kelas. Kemeja berdasi, blazer putih dan celana cokelat bermotif kotak-kotak. Semuanya adalah serupa dengan yang Oikawa-- seluruh anggota klub voli Seijoh kenakan.
Hazel mengerjap, tangan mengucek mata berupaya memperbaiki penglihatannya yang mungkin saja sedang error sejenak. Mengerjap lagi, hal sama yang Oikawa saksikan. Pasang matanya dikucek kembali, lagi-lagi serupa.
"E-EEH!?"
Surai putih mengangguk kecil, senyum masih terukir di wajahnya yang berlevel tinggi. Oikawa melongo, tidak percaya dengan pemandangan yang dia lihat.
"M-mungkin aja salah seragam.." Bisiknya pada si teman masa kecil. Iwaizumi menjitaknya, "Jangan ngadi-ngadi!"
Oikawa meringis, "Ittai yo, Iwa-chan!" Sementara Iwaizumi bergidik jijik pada Oikawa yang menggembungkan pipinya.
"Abaikan saja si tidak berguna ini. Anak kelas satu, segera tunjukkan kemampuan kalian!"
"Baik!"
Semua anggota menuruti titah dari sang wakil. Sebagian dari mereka menyiapkan lapangan, dibantu oleh anak-anak kelas satu. Sementara, yang lainnya mengangkuti barang-barang yang akan digunakan saat latihan nanti.
Pasang hazel menatap gerak-gerik seorang pangeran yang ia kira sebagai putri sebelumnya. Oikawa merengut, tidak yakin dengan kebenaran yang tersaji di depan matanya.
"Aku tidak yakin."
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top