Part 8
"Tanpa kau sadari, semakin kau berusaha melupakan aku, semakin lekat aku dalam ingatan mu. Karna apa? Karna kamu selalu memikirkan kau harus melupakan ku"
-Greenut's Taste-
♡♡♡
Libra berlari pelan menuruni tangga "Bundo aku jalan dulu ya, takutnya Tyas nunggu kelamaan. Nanti dia masuk koran lagi. judulunya, Seorang jomblo tubuhnya dipenuhi dengan sarang laba-laba, karna terlalu lama menunggu, HAHAHA," ucap Libra, sambil tertawa terbahak-bahak. Lalu menyalami bundonya.
Natasya menggeleng-gelengkan kepala "Ada-ada aja, gara-gara kamu, Ayah jadi ketularan gesrek, ngomong kaya gitu. Udah sana jalan! hati-hati kamu, jangan malem-malem pulangnya," ucap Natasya,
"Ngusir nih ceritanya?" tanya Libra dengan senyum jenaka.
Natasya melepaskan sendalnya "Pergi gak?!" ancamnya dengan mangacungkan sendal jepit itu. Libra terkekeh geli, lalu segera berlari keluar rumah.
***
"Woi?! Ciee nungguin gue ya? Cie... cie... yang jones, sukanya nungguin," ucap Libra, duduk di depan Tyas.
Tyas memutar jengah bola matanya. "Ya Allah, salah apa hamba punya teman yang otaknya cuma seupil," keluh Tyas.
Libra tergelak mendengar ucapan Tyas. "Nikmati saja apa yang di kasih sama Tuhan itu Yas, untung lo masih punya temen. Lo liat curut yang nongkrong di pohon toge sendirian tiap malam, kagak punya temen, jomblo, kasihan kagak tuh?" ucap Libra berdrama ria.
'Sa ae lu Lib, pasrah Gue mah," ucap Tyas pasrah
"Hahaha, jadi lo udah lama nunggu gue?" tanya Libra
Tyas menggeleng "Belum, baru juga mau pesen," ucap Tyas. Lalu memanggil salah satu pelayan, dan memesan makanan.
"Jadi, ada apa nih? tumben hari libur ngajak jalan? Biasanya kan Lu numpang makan di rumah gud, barengan sama kekasih tak langsung lo si Rio" tanya Libra.
Tyas menghela napas sebelum bicara "Issh apa dah, jan inget-inget Rio dulu bentaran. Gue lagi butuh saran dan pendapat nih?" ucap Tyas ragu-ragu.
Libra terseyum pongah "Duh, berasa gimana gue tuh ya, dimintain saran sama pendapat, besok panggil gua Libra Strong! Karna Mario Teguh udah pensiun jadi motivator," ucap Libra nyasar kemana-mana. Emang saran buat apa sih?" tanya Libra penasaran.
Tyas sedikit berpikir "Menurut lo si Yoda gimana orangnya?" tanya Tyas. Libra bergerak memperbaiki posisi duduknya. Libra mulai mengingat-ingat siapa si Yoda
"Yoda... Yoda... oh Yoda yang itu, yang anak IPS 2?" tanya Libra. Dia ingat, cowok ini dulu pernah meminta nomer hp Libra pas kelas 11, tapi karna Libra dekat dengan Rio, dia tak punya kesempatan buat dapat nomer hp Libra. Lagian, Libra juga nggak mau kasih waktu itu.
Tyas mengangguk "Iya yang itu, menurut lo gimana?" tanya Tyas.
Libra menatap bingung pada Tyas "Menurut gue? Maksud lo gimana dah? Apanya yang menurut gue?" tanya Libra.
Belum sempat Tyas menjawab, seorang pelayan tiba, mengantarkan pesanan mereka. Setelah pelayan itu pergi Tyas kembali melanjutkan bicaranya.
"Ya gitu, orangnya baik apa nggak?" tanya Tyas malu-malu Komodo. Aelah, kaya pernah aje Lu liat komodo malu.
Libra mengambil satu kentang goreng, lalu memasukannya ke dalam mulutnya, menagangguk dengan wajar serius, seperti orang nahan boker
"Oh! sejauh ini sih ya, dari apa yang Libra Strong lihat dan amati dengan seksama, setelah dianalisis dengan pertimbangan yang bukan matang lagi, tapi udah gosong. Si Noda lumayan baik, walaupun agak brengsek sih, kayaknya," selesai juga penjelasan Libra yang berbelit, kusut dan semrawut, seperti perjalanan cinta yang baca cerita ini, eaaakkk.
Tyas yang kesal melempar tisu ke muka Libra. "Issh yang bener dong jawabnya! Itu tadi apaan dah? Kagak ngerti Gue! Itu juga, nama anak orang diganti-ganti, YODA woi! Bukan NODA!" ucap Tyas yang jengkel dengan Libra.
"Yee, nanya pendapat orang tapi kagak ngarti, belajar dulu sana, sama Mbak Doodle!" ucap Libra. Tyas membalas menatap Libra dengan tatapan datarnya, Libra yang ditatap seperti itu hanya bisa cengengesan.
Dia baik sih untuk sekarang, tapi gak tau juga kedepannya gimana? Mana tau dia berubahkan ya," ucap Libra santai.
Berubah gimana? Jadi kasar? tanya Tyas antusias.
Libra menggeleng elegan. "Bukan!" jawabnya dengan suara yang dibuat seperti berwibawa.
"Jadi kurang ajar sama perempuan?"
"Bukan lagi! ayo coba terus, dikit lagi anaknya keluar Buk! Ayo, ini dengkulnya udah keliatan," ucap Libra seperti memberi intruksi pada orang yang sedang melahirkan.
Tyas menghela napas lelah, kalau saja menenggelamkan orang itu tidak berdosa, mungkin Libra sudah mengambang di kali Ciliwung barengan sama sampah. "Serius elah Lib!" ucap Tyas lelah.
"Oh, jadi mau di seriusin. Jangan bilang ke Aing lah, bilang ke Babang Mario bross aja sana! Sapa tau langsung dibawa ke KUA kan ya," ucap Libra lagi.
"Capek gue curhat sama lo! Bukannya bikin kegundaan gue ilang, malah bikin pala sama hati gue nyut-nyutan. pengen nusuk orang pake tusuk konde!" kesal Tyas, sampe bawa-bawa tusuk konde. Tusuk konde sapa lagi tuh yang di bawa, apa jangan-jangan konde konde Susana.
Tiba-tiba Libra merasa ada yang aneh dengan Tyas "Tunggu, tunggu, maksud dan tujuan lo nanya-nanya ini apa ya? Lo suka sama Noda membandel? atau lo ditembak pake pistol aer?" tanya Libra beruntun.
Tias menunduk "Gue udah jadian sama dia," ucap Tyas ragu-ragu.
"Uhukkk... uhuukk..." Libra langsung tesedak ludahnya sendiri, ia lekas meminum, minumannya. Setelah menetralisir batuknya "APA LO BILANG? LO-?!" teriak Libra. sontak seisi kafe itu menoleh padanya.
Tyas refleks menutup mulut Libra dengan tangan "Jangan treak-treak bege! Bikin malu gue tau gak lu!" ucap Tias.
"Mmmmpptttt!" Libra memukul-mukul tangan Tyas yang ada di mulutnya.
"Bisa diem gak lo?" tanya Tyas. Libra menganguk, lalu Tyas melepaskan bekapannya "Bueehh! tangan lo asem-asem kecut, kek ketek anoa!" cela Libra sambil mengelap bibirnya.
"Ya, abis lo ngomongnya kenceng bener, udah kaya toa servise kulkas keliling!" ucap Tyas
"Kapan?" tanya Libra langsung.
Tyas mengerinyit bingung "Apanya?" Tanya Tyas.
Libra memutar bola mata jengah "Ya tanggal jadiannya, Jenglot! Masa tanggal menstruasinya tikus yang berdomisili di gudang rumah lo!" ucap Libra.
"Oh itu, ini, hmm... baru dua hari sih," ucap Tyas ragu-ragu.
"Baru dua hari? Berarti lo deket sama dia udah lama dong? terus Siapa aja yang udah tau?" tanya Libra beruntun.
"Iya, gur deket sama dia udah dua bulan, baru lo doang yang gue kasih tau, kan baru dua hari," ucap Tyas.
"Rio gimana?"
Tyas menggeleng "Rio belum, gue takut nanti Dia marah. Secara, Yoda kan musuh bebuyutannya si Rio," ucap Tyas.
Libra menepuk jidatnya "Mampus deh lo!" umpat Libra. Tyas mengguncang-guncang tubuh Libra.
"Lib, gue mesti gimana? Gue takut Kalo Rio marah ke gue," ucap Tyas memelas, udah kaya cicak yang memohon buat gak diijek.
"Ya Elo sih nyari perkara aja. Udah tau si Mariati, eh Mario itu over protektif, apalagi sama orang tampang tak menyakinkan kaya Yoda, yang ganteng sih, tapi serem uyy!" ucap Libra.
Tyas cemas "Duh, Lib gimana dong ini? udah terlanjur diterima elah! bantuin gue dong, pliss!" ucap Tyas. Tyas menautkan kedua tangannya kedepan, memohon.
Air wajah Libra berubah serius "Yas, sebelumnya gue mau tanya sama lo!" ucap Libra, jeda sejenak. Tyas mengangguk. "Apa lo bahagia?" tanya Libra.
Tyas mengangguk lagi.
"Lo yakin kalo lo sayang sama dia, dan gitu sebaliknya? Apa lo yakin si Noda itu baik?" tanya Libra lagi. dan Tyas juga mengangguk.
Libra mengangguk "Kalau gitu Gue juga ikut bahagia, Gue bakalan bantu Lo buat ngomong ke Rio," ucap Libra akhirnya.
"Lib? makasih baget ya," ucap Tyas dengan wajah berseri-seri.
Libra tersenyum, mengangguk "Tapi lo harus janji, apapun yang terjadi lo gak boleh nangis karena cinta, gua gak suka itu," ucap Libra.
Tyas mengangguk "Iya Lib gue janji!" ucap Tyas, lalu memeluk Libra.
***
"APA?!" teriaknya menggebrak meja. Rio berdiri dan berencana menonjok si Yoda.
Libra menahan tangan Leo, dan menyuruhnya untuk duduk lagi "Jangan treak-treak Yo, malu tau diliatin. Udah sini, duduk lagi! Jangan cari masalah deh Yo," ucap Libra.
Rio menggeleng "GAK! INI GAK BOLEH LIB! MAU GAK MAU MEREKA HARUS PUTUS!" Bentak Rio lebih keras dari sebelumnya.
"Duduk dulu yo, biar gue jelasin" bujuk Libra. Rio duduk dengan perasaan penuh amarah.
"Ok, Jelasin sekarang Lib," suara Rio mulai memelan.
Libra menarik napas sebelum bicara "Kita gak berhak ngelarang apa yang Tyas mau Yo," jelas Libra dengan suara pelan.
"Tapi Lib, gue cuma gak mau dia kenapa-kenapa," ucap Rio tak kalah lembut.
Libra menghela nafas "Yo, setiap orang berhak menentukan kebahagiannya masing-masing, Tyas berhak untuk itu Yo, dan kalau Tyas bahagia sama dia, kita gak bisa larang itu Yo," jelas Libra.
Rio menghela napas gusar "Lo bener Lib, semua orang berhak bahagia, tapi Yoda itu gak baik Lib. Gue tau seberapa brengseknya itu anak. Gue nggak mau dia nyakitin orang-orang yang gue sayang," ucap Rio berusaha untuk tetap tenang.
"Mungkin dengan dia berhubungan dengan Tyas. Lambat laun dia akan berubah Yo," Libra terus berusaha memberi masukan positif untuk Rio.
Rio mengagguk "Ok Lib. Gue bisa terima, tapi, kalo dia bikin Tyas nangis, gue gak bakalan segan-segan ngehajar dia Lib," ucap Rio.
"Iya, tapi gue mohon jangan berantem ya. Gue nggak mau lo kena masalah," bujuk Libra, mengelus lengan Rio.
"Lib, gue cuma khawatir aja, gue sayang sama kalian berdua. Gue gak mau lo sama Tyas kenapa-kenapa," ujar Rio Tulus.
Libra tersenyum "Gua percaya sama lo Rio, gue yakin kalo lo bakalan ngejagain gue sama Tyas, dan makasih gue sayang juga sama lo," ucap Libra.
Rio tersenyum "Gue egois, karena gue gak mau ada orang yang nyakitin kalian," ucap Rio.
Mata Libra berkaca-kaca "Makasih Yo," ucap Libra, sambil menggengam keras tangan Rio.
Rio tersenyum jail "Gak dipeluk Gue -nya?"
Libra kesal, memukul pelan lengan Rio "ngarep aje lu! dasar jomblo menahun!" ucap Libra tersenyun geli. Rio hanya terkekeh melihat yang Libra kesal.
***
"Kok kamu duduk disini? ini kan bangkunya aku?" ucap cowok dengan kaca mata itu, takut-takut.
"Mulai sekarang gue duduk di sini!"
"Terus, kalo kamu disini, aku dimana?" tanya cowok berkaca mata itu lagi.
"Lo duduk di wc sana, atau kalo enggak, lo duduk di rooftop! Ya duduk di bangku gue lah! Masih aja mikir!" balas Rio kasar.
Cowok itu menggeleng takut "Gak mau ah Rio, Tyas itu galak," ucapnya sedikit berbisik dengan nada takut.
"Duduk aja, cuma galak doang. Kalo dia galak ke lo, tinggal galakin balik! Lagian gak bakalan mati juga kan kalo di marahin?"
"Tapi Aku takut Rio."
Rio merasa geram, lalu berdiri "BOBY! Lo Cowok bukan sih? Sama Perempuan aja gak berani lo! Gimana nanti pas punya bini? Yang ada lo dijadiin kacung sama bini lo kalo lemot kaya gini! Gue bilang pindah ya pindah aja, jangan ngebacot mulu!"
Rio menengok Tyas, yang sedari tadi memperhatikannya. Lalu menatap Tyas sinis. Dia benci dengan sikap Tyas yang tidak mau mendengarkan apa katanya. Dia lebih memilih laki-laki yang sekarang telah resmi menjadi pacarnya, ketimbang sahabatnya sendiri.
Tadi Rio sudah berusaha menasehati Tyas agar tidak berhubungan dengan Yoda. Tapi, apa yang dia dapat hanya penolakan dan kata-kata kalo dia itu bukan siapa-siapa dan tidak berhak mengatur hidup Tyas. Oke! Sekarang Rio bakalan nunjukin kalo dia bukan siapa-siapa gadis itu.
Boby yang mendapat bentakan dari Rio. mau tidak mau berjalan ke bangku milik Rio. Boby merasa ragu untuk duduk. Dia melirik Tyas yang memandangnya "Duduk aja Bob, Gue gak bakalan galak kok sama lo," ucap Tias.
Boby tersenyum lega "Oke, makasih Tyas," ucap Boby, dan duduk, Tias hanya mengangguk.
Sudah... Lupakan segala cerita. Antara kita.
ku tak ingin, ku tak ingin, ku tak ingin, kau terluka
Karna cintaaa, Buka-"
"WOI LIBRA BERISIK LO!"
Libra melirik sinis kearah suara yang meneriakinya itu "Apaan sih sirik aja liat Raisa! Kalo kangen bilang! Jangan teriak-teriak cari perhatian," ucap Libra santai.
"Raisa ndass mu! Raisa Illahi iye lo! Masuk-masuk bikin ribut ae, nih gigi gue sakit denger suara lo," teriak Gio.
Libra berjalan tak acuh memasuki kelas "Curhat mas? Yaudah la ya, bukan urusan Jamilah juga," ucap Libra.
Libra melihat heran melihat yang Boby duduk di bangku Rio. "Eh, Bob kok lo duduk sini?" tanya Libra.
"Iya. Rio nyuruh aku pindah kesini," jelas Boby
Libra mengerinyit bingung "Loh Kenapa?" tanya Libra.
Boby mengangkat kedua bahunya "Gak tau."
Libra mengangguk-angguk. Dia melirik Tyas yang sedang menunduk "Oh!" ucap Libra lalu berjalan ke kursinya.
"Assalamu'alaikum," salam pak Asra.
"Walaikumussalam," jawab semua murid.
Pak Arsa adalah guru Bahasa Indonesia yang paling kaku, dan paling malas kalo ngajar. Pak Arsa memasuki kelas, dan diikuti oleh seorang siswa yang membawa buku Paket Bahasa Indonesia.
"Bagiin bukunya! satu meja satu buku," ucap pak Arsa.
Libra yang mendengar itu langsung berlari menghampiri Leo yang sedang membagikan buku. Karena Leo yang membantu pak Arsa, membawaka buku-buku paket tersebut.
"Le! Pilih buku yang bagus buat kita," ucap Libra menghampiri Leo.
"Gue juga Lib," teriak Ciko.
Leo hanya diam memperhatikan Libra, lalu kembali duduk kebangku karena telah selesai membagikan buku.
"Buka halaman 102, disana kita akan membahas tentang menulis Puisi karya sendiri," ucap pak Arsa menjelaskan tentang materi tersebut. "Sekarang ambil kertas 2 lembar lalu kalian karang puisi kalian sendiri, dikumpulkan hari ini!" intruksi pak Arsa. Semua siswa membalasnya dengan anggukan
"Siapa yang bertanggung jawab, mengumpulkan?" tanya pak Arsa. "Ah... Sofia, kamu kumpulkan nanti, dan taruh di meja saya, saya ada urusan sebentar," ucap Pak Arsa melangkah pergi keluar kelas.
Sepeninggalan pak Arsa, kelas kembali ribut seperti pasar. Hanya beberapa yang mengerjakan tugas dari pak Arsa, termasuk Libra dan Leo.
Libra berteriak antusias "Aaaa gua suka banget, ngarang-ngarang indah," ucap Libra sumringah. Maklum lah ya, Libra itu pacaran rasa Jomblo, jadi suka banget sama hal yang berbau-bau asem! Eh sama Berbau-bau galau maksudnya.
Leo masih fokus pada Puisinya. Libra yang merasa ke-kepoannya kambuh, memanjangkan Leher melihat puisi Leo.
"Ngapain liat-liat?" tanya Leo.
Libra menggeleng. "Emang enggak boleh?" tanya Libra.
Leo menggeleng. "Enggak boleh. Ini rahasia, entar Lo plagiat lagi puisi Gue!"
"Idih! Gue pinter tau bikin puisi! Jangan raguin kemampuan Libra Adrianatasya ya," ucap Libra berseru bangga.
Libra berusaha merebut kertas yang berada di tangan Leo. Sedangkan Leo terus menjauhkannya dari Libra. Setelah beberapa lama, akhirnya gadis itu lelah juga.
Katanya lo pinterkan bikin puisi, kalo gitu bikini dong puisi buat Gue!" ucap Leo, menyerahkan kertas yang sedari tadi dia jauhkan dari jangkauan Libra.
"YA ALLAH Leo! Gue pikir udah ada tulisannya! Buang-buang tenaga Selena Gomes aja Lo!" ucap Libra jengkel.
Sedangkan Leo, lelaki itu tertawa melihat Libra yang kesal padanya.
***
TBC
DAN TERJADI LAGI... KISAH LAMA YANG TERULANG KEMBALI. KAU TAK NGEVOTE LAGI. DARI CERITA RUMIT YANG ENGAKU BACA. WKWKW
GAJE? EMANG!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top