Part 5
"Sebuah rasa baru yang mulai tumbuh namun tidak disadari dan sudah mulai mengakar kedalam jiwa"
-Greenut's Taste-
♡♡♡
Daniel berjalan sambil mengibas-ngibas rambutnya yang basah dengan jari "Apaan tuh?" tanyanya kepo melihat apa yang sedang dikerjakan adiknya itu.
Daniel duduk di sofa. Setelah bosan mengganti-ganti Chanel tv, Daniel menoel bahu adiknya yang tengah duduk di atas karpet "Woi! Aelah dikacangin aja Charlie puth," ucapnya.
Libra yang sedari tadi fokus pada kertas HVS di depannya menoleh ke sumber suara. "Hehe lagi fokus nih, gak lait kalo Abang dateng, ini tugas," jawab Libra, dan kembali fokus pada kertasnya.
Daniel menjulurkan kelapanya, melihat lebih jelas tugas apa yang membuat penyakit kepo Daniel kumat "Oh, Abang pikir lagi bikin surat cinta. Emang tugas apaan sih?" tanya Daniel penasaran.
"Tugas dialog bahasa Inggris," jawab Libra tanpa menoleh pada Daniel.
Daniel mengambil salah satu kertas dialog yang sudah selesai "Kok ada dua? satu lagi buat siapa? Jangan bilang lo diancam sama oknum tak bertanggung jawab buat bikinin tugasnya dia? Kalo iya, biar Gue kasih bogeman maut tuh orang!" selidik Daniel dengan wajah garang.
Libra menoleh menatap Daniel, lalu tersenyum manis. "Bukan Bang, yang abang pegang sekarang itu punya kelompok aku, terus yang lagi aku bikin ini punya Tyas sama Rio. Mereka kan sama-sama ogeb," jelas Libra terkekeh, lalu melanjutkan menulis.
Daniel mengangguk paham. Dia kenal baik dengan Rio, lawong dari kecil Libra Cuma temenan sama tuh anak.
"Baik amat, Mau Abang bantuin gak?" tawar Daniel.
Libra menggeleng "Gak deh Bang, ini udah selesai kok. Tapi makasih udah nawarin jasanya," jawab Libra, lalu membereskan alat-alat tulis yang berserakan di atas meja ruang tamu yang di gunakan saat belajar tadi.
"Udah selesai aja? cepet amat?" Daniel menatap bingung.
Libra tersenyum bangga "Ya dong, aku gitu lohhh," ucap Libra, lalu melakukan gerakan menyapu hidung dengan jempolnya seperti menyeka ingus.
Daniel tersenyum pasrah "Ya deh tau, yang pinter bahasa asing," balas Daniel.
Libra memeluk sebentar kaki Daniel yang berada di dekatnya "Hehe. makasih pujiannya, Aku ke atas dulu Bang, mau beresin daftar pelajaran buat besok," ucap Libra, menunjuk ke arah kamar.
"Nanti balik lagi ya kesini, temenin Abang Nonton Tv," ajak Daniel.
Libra berbalik "Emangnya kenapa Bang? eh, maksudnya tumben minta di temenin?" tanyanya. Libra sedikit melihat tetapan sendu dari Daniel. Mungkin saja Abangnya sedang penat karena skripsinya.
Daniel menggelen "Abang gabut aja di kamar sendirian. Temenin yah?" pintanya baik-baik.
"Oke deh! Tunggu ya," ucap Libra dan diangguki oleh Daniel.
***
Libra menghembuskan nafas kasar. Bagaimana tidak? Sedari tadi Rio terus melakukan kesalahan
"Rio! pengucapannya salah. Gimana sih! Nggak ngerti-ngerti! Udah ulang lagi!" ucap Libra dengan kesal "Ok! Camera Roll and Action!
"Ck! Ya Allah Rioo! Anak siapa si lo, bakat banget bikin orang kesel! Salah-salah mulu dari tadi," ucap Tyas.
Rio melotot tak suka "Lo kok nyalahin gue terus sih? Gue anak Mami dan Papi Gue lah. Masa gue lahir dari rahim ayam," ucap Rio membalas.
Tyas menepuk jidatnya "Emang ayam punya rahim?! Sakit ni anak! Gak selesai-selesai nih tugas gue. YA ALLAH, GINI AMAT DAPAT TEMEN KELOPOK. Lelah hayati," teriak Tyas dengan kesal.
"Kata siapa ayam gak punya rahim. Ada kok Ayamana Grande! Lo aja yang bego kagak tau. Semuanya gara-gara Lo! Siapa suruh lo jelek gua jadi gak fokus!" Sela Rio menunjuk nunjuk ke arah Tyas. karena kesal Tyas menggigit jari telunjuk Rio
"Aggghhhh...!!" rintih Rio sambil mendorong kepala Tyas.
"Ck! Kalian berdua ribut aja! kapan akurnya sih?" bentak Libra. Tyas melepaskan gigitannya. sementera Rio meniup niup tangannya yang baru saja digigit oleh Tyas.
"Udah Rio hapalin lagi itu teks, Tyas lo pegang camera, sekarang giliran Gue sama Leo," ucap Libra.
Tyas beralih memegang camera "Ok! Ready? Camera roll and action!"
Leo dan Libra memulai dialognya tentang ungkapan care, support, and love. Leo mengucapkan dialognya dengan lancar, begitupun dengan Libra. Libra sangat pasih berbahasa Asing karena itu adalah kelebihan seorang Libra.
"Don't worry Im always with you," di akhir dialog, Leo memeluk Libra. Libra Shock, dengan aksi tiba-tiba itu.
Tanpa sadah Libra memejamkan matanya, menikmati aroma tubuh Leo, yang wangi musk. tubuh Leo yang hangat, memberikan ketenangan, seperti aroma terapi. Begitupun dengan Leo, menikmati aroma Rasberry yang berasal dari rambut Libra. Leo menghirupnya dalam-dalam. Mempererat pelukannya pada Libra.
Rio menepuk jidatnya. "Etdah! keenakan ni anak dua. WOI!" Teriak Rio "Pending dulu napa pelukannya? ini nasib gue begimana?" tanya Rio lagi.
Libra dan Leo langsung melepaskan pelukannya, Libra menatap Leo kikuk, pipinya merona merah. Dia malu, teringat kejadian tadi. Sedangkan Leo, lelaki itu terlihat biasa saja.
"Eh Lib, pipi lo kenapa? kok merah gitu?" tanya Tyas, sambil menoel noel pipi Libra.
Libra gugup, dan menyetuh pipinya yang panas "Pipi Gue kenapa? gak kenapa-kenapa," ucap Libra gelagapan.
Rio mengernyit bingung "Lo ngomong apa sih? Kok gak jelas gitu? Jangan-jangan?...-" ucap Rio menggantungkan kalimatnya.
'Apa?" tanya Libra penasaran setengah malu.
Rio menatap geli pada gadis itu "Jangan-jangan, lo baper ya? Ciee baper," tuduh Rio.
Libra gelagapan "Ng... nggak kok! kata siapa Gue baper," sanggah Libra.
"Udah ngaku aja. Ciee ciee," goda Rio.
Libra memukul bahu Rio "Ihh! apaan sih lo? bikin bete aja!" ucap Libra, melangkah keluar.
Rio tertawa terbahak-bahak "Tu kan Bro, apa Gue bilang, dia orangnya baperan. Masa dibecandain gitu langsung ngambek ucap Rio. Leo hanya tersenyum menanggapinya.
Tyas mendorong bahu Rio "Tuh kan! Gara-gara Lo! ini tugas kita Rio, mending Lo bujuk deh. brabe urusannya kalau dia ngambek," ucap Tyas mendorong Rio keluar.
"Libra sama Rio itu emang deket banget ya?" tanya Leo pada Tyas.
Tyas yang sedang membaca teks, menoleh pada Leo "Umm, iya. Mereka itu temenan udah dari kecil," jawab Tyas.
"Terus Lo kenal mereka dari kapan?" tanya Leo lagi.
"Pas kelas satu SMA, waktu itu kita satu kelompok pas bakti Mos."
Leo mengagguk paham "Eh, lo kok nanya gitu sih? Naksir ya sama Libra?" tanya Tyas dengan tatapan menyelidik.
Leo hanya tersenyum tipis menjawab pertanyaan Tyas.
***
"Eh Yas, Gue liat-liat Lo kok tambah dekil sih? perasaan pas kelas 10 gak gitu gitu amat," ucap Rio, menahan tawa.
Tyas yang mendengar langsung menoleh "Jadi lo sering perhatiin gue? jangan-jangan lo punya perasaan terpendam lagi sama gue?"
Rio menaikan kedua alisnya "Apaan? muke gile gue suka sama lo, amit amit cabang bajaj!" ucap Rio sambil memukul-mukulkan pelan tangannya ke meja, lalu ke kepala, secara bergantian.
Libra tertawa "Iya juga gak papa lagi Yo. Gak ada yang bakal marah, secarakan ya, kalian berdua itu jomblo," goda Libra.
Rio menaikan sebelah alisnya "Idih, kaya diri sendiri enggak aja! Lagian, kalau gue sama Tyas, Kimberly mau di kemanain?" ucap Rio.
Libra mengernyit "Kimberly? Siapa Kimberly?" tanya nya bingung.
Rio mengangguk mantap "Iya Kimberly Rider. HAHAHA!" ucap Rio lalu tertawa terbahak bahak.
Tyas berbisik pada Libra, lalu tiba-tiba sebuah bantal mendarat sempurna di wajah Rio, sontak kejadian itu membuat tawa Rio terhenti seketika. Tak terima, Rio membalas lemparan itu, dan berlanjut pada kertas yang dibuat seperti bola dan di lempar-lemparkan
Libra tertawa senang melihat pertarungan dua sahabatnya itu. Leo juga memperhatikan persahabatan mereka yang terlihat aneh tapi menyenangkan.
Leo yang sedari tadi hanya diam, beralih pada Libra, dia memperhatikan wajahnya cantik desisi Leo. Libra memiliki senyuman yang manis, kulit putih, dan tunggu, Libra juga memilik tahi lalat di bawah matanya, mata Libra menjadi tipis saat tertawa.
Melihat Libra, semakin membuat Leo merasa rindu pada seseorang, seseorang yang sangat dia rindukan.
Saat memeluk Libra tadi, terjadi sesuatu yang aneh dalam diri Leo.
"Leo, kok bengong sih? Ngelamunin siapa hayoo? Mikir jorok ya?" selidik Libra.
Leo tersenyum tipis "Enggak mikirin siapa-siapa."
Libra berdecak "Gak percaya nih, pasti mikir sesuatu. Orang gue panggil-panggil enggak nyaut."
"Lo mau tau gue tadi mikirin apa?" tanya Leo.
Libra mengangguk. "Iya apa?"
"Sini gue bisikin!" Libra mendekatkan telinganya pada Leo.
"Tadi gue mikir. Kok ada ya cewek secantik Lo."
Libra membatu sesaat, wajahnya kembali memerah. Seperti tadi saat tercyduk berpelukan.
"Modus kau tak bermutu Bambang's!" ucap Libra.
Setelah itu mereka saling serang. Dua pasang anak manusia yang membuat keributan masing-masing.
Libra yang menghakimi Leo menggunakan bantal sofa, dan Tyas yang mengejar Rio dengan seekor kecoa.
***
"Udah Lib lo bareng Leo aja! Kalian satu komplek juga," ucap Rio.
Libra tekejut "Hah?! Sa...- tu komplek?" ucap Libra terbata-bata.
Rio mengangguk, sembari mengernyitkan keningnya, bingung "Jadi lo enggak tau ya?" tanya Rio. Libra hanya menggeleng-gelengkan kepala sebagai jawaban.
***
TBC
KALO DI GUNUNG ITU DILARANG MENINGGALKAN JEJAK DENGAN BUANG SAMPAH SEMBARANGAN. KALO DI LAPAK INI DI PERSILAHKAN DENGAN KERAS MENINGGALKAN JEJAK DENGAN MENEKAN VOTE ATAU MEMEBERIKAN KOMENTAR. WKWKWK
DAN JUGA SATU LAGI, SANGAT DIPERSILAHKAN UNTUK MENGIKUTI AKU INI.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top