Part 19

"Karna aku mencintai dirimu dari apa yang orang lain tidak lihat. Dan bahkan kamu sendiri tidak menyadari itu"

-Greenpeanute-

♡♡♡

"Leo, Ini beneran Sunset kan? kok bisa sih Sunset ada di sini?" Pekik Libra.

"Iyalah, lo pikir yang di depan lo itu apa? Matahari telletubis? Kita lagi menghadap ke barat Libra, wajar kalo kita bisa liat matahari tenggelam," jelas Leo.

"Tapi, bukannya, Sunset itu ada di laut ya?" Tanya Libra lagi.

"Gak semua Sunset ada di laut, di gunung juga ada. Gue jelasin lagi ya, Realistisnya, kita sekarang menghadap ke arah, matahari terbenam di sebelah barat. So kita bisa lihat matahari terbenam. ya, walaupun gak seindah sunset di pantai" Jelas Leo lagi, namun kali ini lebih sabar dan detail.

Libra hanya menganggur-angguk paham, sambil menikmati cahaya jingga yang mulai menyelimuti langit, dan matahari hampir sampai pada peraduannya. Semilir angin menerpa wajah kedua insan tersebut.

Sinar jingga yang menjadi penghapus rasa lelah, setelah melakukan berbagai aktifitas, membuat keduanya larut dalam perasaan masing-masing. Hingga sinar itu digantikan dengan cahaya biru yang mulai menggelap.

"Lib, balik yuk! udah gelap nih!" ajak Leo.

Libra berdiri, lalu berjalan bersisian dengan Leo, timbul rasa canggung diantara mereka.

"Eggghh. Libra?" panggil Leo.

"Ya?"

"Emmm, besok pagi bisa ketemuan?"

"Pagi ya? Jam berapa?"

"Abis sholat subuh berjamaah. Nanti gua tunggu lo di depan tenda ini," ucap Leo. sambil menunjuk tenda Libra.

Libra mengangguk "Ok deh!"

"Yaudah, kalau gitu lo masuk gih. Abis ini mau sholat maghrib kan?"

Libra mengangguk "Yaudah, gua masuk ya. Daaahh Leo" Ucap Libra ragu-ragu.

Leo membalas lambaian tangan Libra.

Saat Libra telah menunduk, untuk memasuki tenda. Tiba-tiba Leo kembali memanggil namanya.

"Libra?"

"Iya, ngapain Le?" Libra berdiri lagi, lalu menghadap pada Leo.

Leo menggaruk tengkuk-nya yang tak gatal "Engggg, selamat malam Libra, semoga mimpi indah. Mimpiin gua ya!" Ucap Leo.

Seketika semburat merah menjalar di wajah Libra, untuk saja langit sudah gelap, dan Leo tidak akan melihatnya dengan Jelas.

"Hihi, selamat malam juga. Dasar jomblo!" balas Libra meledek Leo.

Leo tersenyum senang "Bentar lagi enggak kok tengang aja," ujar Leo.

Libra mengernyit heran "Lo punya gebentan?" tanya Libra.

"Punya dong, emang elu deketannya sama Rio terus."

"Yee elah, Saipul. Kata siapa gue sama Rio terus, dia tuh yang udah kek anak ayam ngikuti gue terus."

Leo terkekeh geli "Iya iya, lu kan induk nya ayam. Hahah benda gue."

Libra menatap tajam "Lama-lama lu gue jorokin juga ke jurang!"

Leo merubah ekspresi konyol nya menjadi ekspresi takut "Ih, pembunuhan berencana. Ngeri ih Libra."

"LEOOOO!"

"Iya iya maap, becanda kok. Makin cantik deh lu kalo lagi kesel gini." Leo mengacak pelan rambut Libra.

"Apaan sih lo! Udah gue bilangin, hati-hati kalo main sama Rio, gini kan akibatnya, lu jadi ikutan receh kaya dia."

"Ya gimana lagi, pesona lu bikin gue jadi romantis secara otomatis." Kekeh Leo.

"Njir! Positif gila nih!" gumam Libra bergidik ngeri.

Leo terkekeh mendengar gumaman gadis itu "Yaudah deh,gue ke tenda dulu, bye cantik!" ucap Leo mengedipkan mata.

"Jijik woi!" teriak Libra.

Libra termenung, sambil tersenyum-senyum sendiri di dalam tenda.

"Kenapa tu anak, senyam-senyum sendiri?" tanya Kira pada Luna.

Luna mengedikan bahu "Au ah. kesambet kali, abis keliling bareng Leo," ucap Luna.

"Mereka lagi PDKT?" tanya Metha.

"Maybe!" seru Luna dan Kira.

"Bermasalah otak ini anak." Metha geleng-geleng kepala melihat Libra.

"Lagi Ngoming apa sih?" Libra bertanya pada ketiga gadis itu.

Luna, Kira dan Metha tersenyum "Kepo aja lo!" teriak ketiganya.

Libra mengangguk, tak merespon banyak. Ia teringat lagi kejadian tadi sore, yang membuat hatinya berbunga-bunga, hingga bersemak belukar "Aaaa Bang Daniel..!!!" pekik Libra, Lalu menutup mukanya dengan bantal.

"Njir, positif gila!" gumam ketiganya serentak.

***

"Aku punya alasan yang ga harus kamu ketahui, Di."  ucap Pria berkemeja itu.

"Kenapa? Kenapa kakak terlalu pengecut dengan ninggalin aku tanpa alasan? Kakak ga mikir betapa sakitnya jadi aku!" ucap Wanita di depannya.

Daniel menatap sendu wajah wanita itu, sambil meremas pelan tangannya yang ada dimeja.

"Ya aku emang pengecut, aku ga punya pilihan saat itu, aku ga ingin kamu menderita, cuma itu aja," jelas pria itu

Wanita itu mengangguk pelan dengan mata sembab "Ya, dan sayangnya aku terlalu bodoh mencintai pria pengecut seperti kakak!"

Daniel menyeka air mata di pipi Diana, hatinya terasa sakit, melihat Diana menitikan air mata.

"Aku terlalu beruntung dicintai wanita seperti kamu Diana. Aku akan terus berjuang agak kita bisa kembali." Daniel berujar dengan keyakinan.

***

"Kita mau kemana sih?"

"Ck! bawel banget sih lo, sabar napa? ini mau nyampe."

"Lo kenapa sih bawa gua kesini subuh-subuh? malah dingin lagi!" Protes Libra.

"Dih! Itu karena lu banyak omong Munaroh, makanya dingin. Lagian udah dipinjem jaket juga masih aja ngomel."

Kening Libra berkerut kesal "Jadi Lo ga ikhlas? Nih gue balikin lagi!" ketus Libra, bergerak membuka jaketnya.

Leo menahan tangan Libra yang akan membuka jaketnya. "Jangan di buka Lib, baju lo lengan pendek. Baper amat dah," ucap Leo.

"Abisnya lo gak ikhlas banget minjamin ke gue, jadi gue balikin."

Leo tersenyum, lalu merangkul kan tangannya ke bahu Libra. "Gua cuma becanda kali, ah elah." ucap Leo, sambil menjawil pelan hidung Libra.

Libra terus saja menggerutu sepanjan jalan, karena Leo terus menjailinya. Leo Tak ada ubahnya dengan Rio, mereka itu sama. Sama-sama nyebelin.

"Duduk Lib!" Suruh Leo, menarik tangan Libra untuk duduk di bangku kayu yang ada di sana.

Libra menurut dan menghempaskan bokongnya, ke bangku kayu itu.

"Sekarang kita mau ngapain?" tanya Libra.

Leo menyeringai jail, lalu mencondongkan badan dan mendekatkan wajahnya, ke arah Libra.

"Emang, lo maunya kita ngapain?" seringai Leo.

Melihat itu, sontak Libra beringsut ke belakang. Namun, Leo menahan kedua lengannya, alhasil dia tak bisa bergerak.

"L..lo..lo m..mau ngapain..?" Tanya Libra tergagap-gagap.

Leo menaikan sebelah alisnya, Lalu tersenyum kejam. "Lo yakin mau tau? Gak nyeselkan?" bisik Leo di telinga Libra.

Libra hanya bisa membeku, badannya tidak bisa bergerak.

"Ya Allah lindungilah Libra?" B
batin Libra.

Leo berpindah, memegang Lembut pipi Libra, lalu menyelipkan helaian rambut Libra ke belakang telinganya.

Lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Libra "Gua ... cuma ... mau," lirih Leo, sambil memandang bibir Libra.

Libra mulai panik "Le... lo jangan macam-macan ya Le.. Rio bakalan nonjok muka lo abis-abisan kalo dia tau ini." Histeris Libra, Air mata mulai, menggenang di pelupuk matanya.

"Oh ya? Gue gak peduli," seringai Leo makin menyeramkan.

Leo semakin gencar mendekati Libra, Ia dapat melihat raut wajah cemas gadis itu.

Libra menutup rapat matanya, air mata yang sedari tadi menggenang, kini runtuh sudah. Leo akan menciumnya. Libra hanya diam menahan rasa takutnya.

Satu detik...

Dua detik...

Tiga detik..

.....

Enam detik..

Libra menunggu beberapa detik, namun tak terjadi apa-apa, perlahan Libra membuka matanya, karena suara tawa lepas Leo mulai menggema.

Leo menertawakan ekspresi cemas Libra. "Sumpah deh Lib, muka lo lucu banget tau gak, Harusnya gua rekam, biar lo juga bisa Liat ekspresi lo!" ucap Leo. Lalu kembali tertawa.

Libra merasa kesal, dan memukul-mukul dada Leo, pukulan yang tak berarti apa-apa bagi Leo. Pukulan yang terasa seperti pijitan.

"GAK LUCU TAU GAK!" Jerit Libra.

Leo kembali tertawa "Itu lo tau, jelek banget Lib. BA-NGET" Ejek Leo.

Libra terus melayangkan pukulannya, sampai rintihan kesakitan seseorang menghentikan gerakannya.

"Auuhhh?"

Libra jadi panik melihat darah di kening Leo. Lalu juga ada noda darah di bandul cincin yang Libra kenakan

"Ya ampun Leo, gue kagak sengaja. Maaf ya, duh gimana nih?" ucap Libra panik, lalu mengeluarkan bungkusan tisu basah kecil dan sapu tangan dalam kantong celananya.

Lalu membersihkan kening Leo, Leo hanya diam saat Libra dengan teliti membersihkan L
lukanya.

Tiba-tiba Leo memegang tangan Libra, yang tengah menggerayangi keningnya.

"Udah Lib, Biarin aja. Gak papa juga kok," ucap Leo.

"Tapi itu kening lo berdarah gara-gara gue Le."

Leo tersenyum sambil menggeleng "Gak papa. Lo bisa sambung ngobatinnya nanti aja, pas di tenda. oh ya, Lib? biar lo gak bete lagi, gue mau nunjukin sesuatu," ucap Leo.

"Nunjukin apa? tapi gak aneh-aneh kan?" tanya Libra curiga.

"Enggak kok, curigaan amat sih," ucap Leo, mengacak pelan rambut Libra.

Sebelum Libra kembali protes, terlebih dahulu Leo memotongnya "Gak boleh protes, liat aja ke depan!"

Libra mengikuti instruksi Leo, lalu melengos "Ya ampun Le. di depan gak ada apa-apa." Seru Libra.

"Tunggu aja, bentar lagi muncul kok," ucap Leo.

***
TBC

VOTE AND COMMENT

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top