Part 14
"Batu yang keras saja bisa lapuk karna di tempelin lumut yang lembek. Apa kabar sama hati lo yang gue tempelin pake cinta?"
-Greenut's Taste-
♡♡♡
Hari demi hari, minggu demi minggu berlalu. Hubungan Libra dan Leo terus berangsur membaik.
"Libra, kantin yuk!" ajak Leo saat Libra merapikan bukunya.
Libra menoleh "Ciee ngajakin... Ditraktir gak gue nya?"
"Iya nanti gue traktir, lo boleh jajan sepuasnya."
"Asikk makan gratis!" seru Libra bahagia.
"Tapi gak boleh lebih dari seribu ya," lanjut Leo.
Wajah sumringah Libra langsung berubah menjadi kecut "Penipu kau mas!"
"Kan lo cuma minta ditraktir kan? Makanya gue traktir seribu."
Libra mendelik kesal "Percuma aja Bambang! Gak kenyang Selena Gomes kalo cuma seribu."
Setelah mengucapkan itu Libra melengos pergi meninggalkan Leo di belakang.
"Eh, mau kemana woi? Tunggu gue dong!" teriak Leo berlari mengejar Libra.
"Mau ke pelaminan mas. Kenapa, mau ikut?" tanya Libra berjalan beriringan.
Leo terkekeh "Boleh mbak, lagian bosen jomlo terus," jawab Leo. Lalu mereka tertawa bersama di sepanjang jalan.
Di kantin Libra melihat sahabatnya Rio sedang menggoda para adik kelas dengan gombalan recehnya.
"Leo, lo liat tuh bapak kadal lagi mengeksploitasi kekadalannya." Libra menunjuk Rio dengan dagunya.
Leo melihat kearah yang ditunjuk Libra. "Maksud lo Rio?"
"Siapa lagi kalo bukan dia."
Libra duduk di salah satu meja, setelah sebelumnya memesan makanan.
"Lo cemburu ya?" tebak Leo asal-asalan.
Libra mendelikan mata "Kata siapa gue cemburu? Gue gak suka cemburu gak jelas, gue juga gak suka jatuh cinta gak jelas, bagi gue cinta itu perasaan yang terlalu naif buat remaja kaya kita."
Leo menatap dalam wajah Libra sambil memikirkan maksud terselubung dari ucapan Libra tersebut.
Makanan mereka telah tiba, Libra langsung melahapnya dengan senang.
"Jadi bener kalo lo itu gak percaya sama cinta?" tanya Leo akhirnya.
Libra berhenti mengunyah "Bukan gak percaya, tapi untuk saat ini gue gak mau ngerasain apa-apa pas pacaran, gue cuma mau biasa-biasa aja, biar nanti kalo cowok gue selingkuh atau ninggalin gue, gue gak sakit-sakit amat, karena gue gak cinta sama dia," jawab Libra.
Leo mengangguk paham. Sedangkan Libra terkikik melihat Rio yang sedang ribut dengan salah satu siswi, yang Libra ketahui adalah anak kelas Ips. Yaitu Violleta.
"Liat tuh Le, temen lo lagi ribut sama emaknya harimau."
"Lo suka ya sama Rio?" tanya Leo tiba-tiba.
Libra langsung menoleh "Hah? Gue suka sama dia? Gak mungkin lah. Dia itu udah gue anggap pembantu sendiri."
Leo tergelak mendengar jawaban Libra "Mana tau kan, lo naksir sama dia kan dia ganteng."
Libra menatap horor Leo "Leo, lo aman kan? Lo gak melenceng kemana-mana kan?"
Leo menaikan sebelah alisnya "Maksud lo gue gay gitu?"
Libra mengangguk pelan sebagai jawaban namun kini menampilkan tatapan ngeri.
"Santai aja dong natapnya. Gue bukan gay, dan gue ini penyuka lubang," jawab Leo santai
Libra megeplak bahu Leo "Anjir dah! Frontal banget omongan lo. Difilter napa?"
"Emang Aquarium difilter?
"Sa ae dah! gue mau lanjutin makan, kasihan bakso ini gue anggurin dan ngobrol sama lo." Libra kembali melahap makanannya.
Leo memerhatikan cara makan Libra yang tidak ada anggunnya sebagai perempuan.
Saat Libra menunduk, beberapa helai rambutnya menjuntai ke bawah dan sedikit masuk kedalam kuah baksonya.
Secara spontan Leo tergerak untuk mengikat rambut Libra dengan karet gelang yang kebetulan ada atas meja.
Jantung Libra berdetak lebih cepat dari keadaan normal.
"Mulai dah nih jantung marching band gak jelas!" rutuk Libra dalam hati.
"Kalo makan yang elite dikit napa? Jaim kek di depan gue."
Libra berusaha menetralkan kegugupannya, ia menghela napas panjang dengan pelan agar tak terdengar oleh Leo.
"Kan udah dibilang, gue mau jadi apa adanya. Lagian buat apa gue jaim depan lo, emang kita lagi pedekate?" tanya Libra
Setelah selesai mengikat rambut gadis ini, Leo melipat tangannya di meja sembari menatap Libra.
"Maunya sih gitu. Pedekate-an yuk Lib!" ucap Leo dengan senyum jailnya.
"Jangan sama gue, Rio jomlo tuh sama dia aja."
"Yah, gue tertariknya sama lo. Gimana dong?"
"Ya gak bisa gue udah gak Available lagi. Kalo lo maksa juga, tunggu gue putus dulu," jawab Libra lalu tergelak.
Leo ikut terkekeh dan mengacak rambut Libra hingga ikatan yang dia buat jadi berantakan dan membuat Libra protes.
"Leo!"
"Iya sayang."
"Jangan rusak rambut gue!" sentak Libra kesal.
"Maafin aku sayang." ucap Leo terkekeh.
Libra tidak menyadari panggilan yang Leo gunakan padanya.
Tak lama kemudian Rio datang dengan tampang acak-acakan duduk di samping Libra dan meminum jus jeruk miliki gadis itu tanpa ijin.
"Pacaran ya lo berdua? Peje mana? Jadian gak bilang-bilang sama petugas pajak." tuntut Rio pada kedua temannya.
Libra menatap Rio dengan tatapan membunuh. "Hebat ya lo!"
"Haus Abang dek, kasihan lah sama Abang, Abang abis dianiaya tadi," ucap Rio dengan wajah memelas.
"Siapa suruh lo usilin anak orang? Sukur lo cuma dijambak, coba kalo lo disembelih auto sedih gue."
Rio menatap Libra takjub "Lo liat Le, Libra ini emang sahabat gue paling the best,gak bakalan nyesel kalo Lo macarin dia," ucap Rio pada Leo.
"Siapa yang pacaran, semvak?!" ketus Libra.
"Gue yakin Lib, lo pasti gak sanggup kehilangan gue, gue tau kok. I love you my pet."
Mendengar kata pet, sontak Leo langsung menahan tawanya. Libra tidak marah, bahkan Libra tersenyum manis.
"Bukan Rio, lo salah besar. Gue sedih karena harus ngeluarin duit dua ribut buat sumbangan Lo. And i hate you my marmoset."
Leo semakin terbahak mendengar jawaban Libra yang sangat amat menusuk relung hati Rio.
Rio menatap datar keduanya, lalu bergumam "Jahanam!"
***
Libra duduk di halte menunggu angkutan umum datang, karena berhubung Daniel tidak bisa menjemputnya. Untuk menghilangkan bosan, Linta memainkan ponselnya.
"Ojek neng?"
Libra mendongak dengan spontan ke sumber suara. Dan matanya menangkap sesosok lelaki yang sedang duduk di atas motornya.
"Gak kang, saya gak punya duit," jawab Libra.
"Gratis buat eneng mah!"
"Enggak kang, makasih. Saya lagi nunggu pacar saya jemput."
"Yakin nih? Udah mau hujan lho. Nanti eneng sakit, kalo neng sakit yang nyakitin akang siapa?"
Libra terkekeh pelan "Tenang aja, Kang. Neng walaupun sakit masih sanggup aniaya orang kok."
"Wah, mau dong dianiaya. Tapi pake cinta ya, ikhlas akang kalo gitu mah."
"Hahaha, sableng lo! Udah sana pulang, entar lo diculik wewegombel baru tau rasa lo!" ucap Libra mengibaskan tangannya mengusir Leo.
"Mau pulang bareng gak? Mumpung lagi baik nih."
Libra menatap cemas ke arah motor Leo. Kendaraan roda dua itu terlalu tinggi, Libra seperti sedang mengikuti tes adrenalin saat menaikinya.
"Woi!" panggil Leo yang sudah tepat berada di depan Libra.
"Ngelamun apa lo? Jorok pasti nih!" tuduh Leo menunjuk Libra.
Libra awalnya gelagapan, namun bukan Libra namanya jika ia tidak bisa mengendalikan nya.
"Iya, gue lagi ngelamunin lo berubah jadi tai kerbau!"
"Jadi tai kerbau apa jadi suami? Lo pasti ngebayangin family goal's kan sama gue. Udah jujur aja kali."
"Cih! Pede sekali kau Junet!"
Libra langsung berdiri dan berjalan menuju motor Leo dan langsung disusul oleh lelaki itu. Leo memasangkan helmnya dan juga helm untuk Libra.
"Romantis banget sih lo, hati-hati entar lu baper sama gue," ucap Libra terkekeh.
Leo tersenyum sambil menggelengkan kepala "Yang ada lu kali baper sama gue. Tapi tenang aja gue orangnya tanggung jawab kok."
"Terserah kamu saja lah!"
Gadis itu belum juga menaiki motor sport itu, dia hanya berdiri di sampingnya sambil menatap ban motor itu.
"Mau pulang atau mau gue tabrakin ke truk kontainer?" sentak Leo sehingga menyadarkan Libra dari lamunannya.
"Mau celupin lo ke kolam bareng Oreo."
Sekali lagi Libra merutuki dirinya, yang salah tinggah dan membuat malu saja. Libra menaiki motor Leo dengan sedikit ragu. Leo mengulurkan tangannya, untuk membantu Libra.
Setelah itu tidakak ada pembicaraan diantara mereka.
Leo berpikir untuk mengerjai Libra. Ia menekan rem secara tiba-tiba. Alhasil, kepala Libra tebentur pada kepala Leo.
"Adaww! lo bisa bawa motor gak sih? Kalo enggak biar gue yang nyetir!" pekik Libra karna kaget.
"Sorry Lib kepencet," ucap Leo.
"Iya udah. Hati-hati dong!" ucap Libra mendengus sambil mengusap keningnya.
"Lo juga sih, kalo naik motor itu penganan," ucap Leo.
Libra mencibir dari belakang "Bilang aja lo mau modus!"
"Bukan modus kok, lo tenang aja pegang aja." ucap Leo lagi.
"Iya deh!" ucap Libra akhirnya.
Leo mempercepat laju kendaraannya. Dan Libra kembali merasa takut. Mau todak mau, Libra memeluk pinggang Leo dengan Erat, dan memejamkan matanya.
"WOI PELAN DONG! LO LAGI BONCENG SELENA GOMES ARTIS FENOMENAL INI!" teriak Libra histeris.
Leo tersenyum melihat tangan Libra yang melingkar indah di pinggangnya.
"Nah gini kan enak,"seru Leo terkekeh dalam hati.
***
TBC
AH, CAPEK MINTA VOTE MULU!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top