Uang?
Barangkali aku bosan. Dengan hidupku. Ingin aku curahkan segala sesuatu yang meresahkanku belakangan ini ke dalam sebuah tulisan. Tapi merangkai kata saja aku susah. Aku lelah berpikir. Apa lagi memikirkan hal-hal yang telah lewat. Katanya hidup ini teramat singkat, lalu mengapa bagiku terasa begitu lama? Untuk apa menengok ke belakang kalau kau semestinya menatap ke depan? Belajar dari sejarah? Masa lalu? Untuk apa? Agar tidak mengulangi kesalahan yang sama? Omong kosong!
Aku menulis sampai aku menemukan inspirasi. Tapi belum ada yang menempel di kepalaku. Membayangkan cerita saja aku tak mampu. Oh Tuhan, jangan bikin aku tumpul dengan segala pekerjaan yang belum begitu menyita waktuku.
Sulit sekali menulis--mengetik. Astaganaga. Mengapa orang-orang pintar merangkai kata-kata? Mengalir begitu saja?
Aku butuh merenung. Butuh waktu untuk menata hati dan pikiran. Terlalu lama diri ini terdistraksi dengan sosial media, yang bahkan diri ini tidak ikut berpartisipasi di dalamnya. Hanya scrolling, scrolling, dan scrolling. Begitu pasif. Entah apa yang aku cari. Eksistensi diri?
Hanya uang dan uang yang sekarang kupikirkan. Oh, jangan jadikan aku makhluk penyembah uang, ya Tuhan. Aku tahu uang itu penting. Tapi jangan bikin aku gila karena uang. Mengumpulkan uang. Mencatat uang. Pengeluaran dan pemasukan. Aku bosan. Untuk apa ada uang kalau aku tidak bisa menikmati keadaan. Katanya seize the day. Jalani hari dengan kesadaran penuh. Tapi kok berpikir untuk selalu menunda-nunda, sih? "Besok aku bakalan", "Oke, besok pasti bisa", "Nanti aja lah, lebih enak kayaknya". Gitu aja terus sampai entah kapan. Mau sampai kapan, hah? Umurmu nyaris 26 tahun. Segalanya menjadi begitu membebani. Untuk apa merasa terbebani? Kenapa tidak kau nikmati saja hidupmu ini?
"Kalau ini, aku bakal itu", "Kalau gitu, aku bakal gini". Taik. Tunda terus sampai mampus.
22.06.2020
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top