Mencintai lebih atau dicintai lebih?

Pada awalnya, kau mengira dia tidak begitu mencintaimu sama halnya dengan kau yang tidak begitu mencintainya. Kau kira, hubungan yang telah terjalin lama ini mampu bertahan karena kalian yang sudah terbiasa bersama dan sulit untuk mengakhiri. Tapi nyatanya itu hanya dalam benakmu saja. Dia tidak. Dia benar-benar mencintaimu.

Dan untuk itu kau tidak tahu harus berbuat apa.

Kau sudah mengutarakan segalanya padanya. Kau sudah mengutarakan seluruh perasaanmu yang sejujurnya padanya. Semua itu bermula dari kau yang mengakui identitasmu yang sesungguhnya (dan seutuhnya) kepadanya sambil tersedu-sedan: tidak ada lagi rahasia yang kausembunyikan tentang dirimu darinya.

Kau mengetahuinya sejak awal. Dia baru tahu sejak itu.

Seketika air mata menetes dari pelupuk matanya. Kau yang mengenalnya sebagai sosok yang hampir tak pernah menangis, berusaha menghentikan tangisanmu sendiri--merasa konyol jika harus menangis bersama.

Kata maaf terus-menerus kauucapkan. Tapi rasanya, maaf saja tidak akan cukup.

Namun yang tak pernah kausangka, dia masih saja mengatakan cinta padamu dan tetap akan menerima dirimu apa adanya. Bahkan hingga berhari-hari kemudian, dia mencoba menuliskanmu surat yang panjang terkait rahasia yang sudah kaupendam entah sejak kapan itu--mencoba mengenalmu, mencoba memahamimu dari perspektif yang baru.

Tidakkah kau beruntung dicintai lebih seperti itu?

- Juli s/d Agustus 2019 -
(lama sebab otak udah lama ga dipake buat nulis)