Sekaten Malam Itu
Di balik kemacetan yang super duper sesak itu, sebenarnya aku senang bisa berlama-lama dengan kau. Menyaksikan tingkahmu yang lucu tadi: nyodorin beha kecil beud sambil manggil aku, terus ngangkat itu beha. Ngakak-ngakak deh kita. Di awul-awul tadi kau begitu excited karena bisa membeli pakaian bekas untuk kau jahit ulang buat jadi entah apa, pokoknya DIY, do it yourself. Aku makin bangga padamu. Kita juga harus mencari teman kita yang ga kunjung datang, ditambah sinyal di alun-alun labil sekali, menyusahkanmu yang sibuk berkoordinasi. Tapi kau tetap berusaha semampumu. Kau memang manusia tangguh dan keren, You. Lalu pulangnya kau membelikanku cemilan karena aku yang meminta. Padahal kita lagi di atas motor. Padahal niatku cuma iseng bercanda, menunggu kemacetan yang ga reda. Kemacetan yang berimbas pada lamanya perjalanan kita tadi itu, yang membawa dampak positif untukku: aku jadi makin sering ngobrol denganmu yang mungkin membuat aku bisa lebih mengenal siapa itu kau. Itu yang kumau.
Akhirnya kita sampe di kampus setengah 11 apa ya, lupa. Kau bermain di luar dengan yang lainnya, menerbangkan mainan barumu, sedangkan aku masuk ke dalem karena lelah. Tapi pas udah di dalem kondisiku makin ga kondusif: aku ga enak badan, pilek, terus pusing lagi. Sambil golek-golekan aku cuma bisa mengenang apa lagi yang baru aja terlewati malam ini:
1. Naik kora-kora bareng kau di saat teman-teman kita yang lain pada ga ada yang mau. Melihat dirimu memaksa naik walau pun sendirian, aku pun merelakan diri. Selagi di atas perutku geli. Setengah karena isi perutku diacak-acak sama permainan gila itu, setengah lagi karena kupu-kupu di perutku sibuk bertebaran. Akibat kaupuk-pukin aku yang kelihatan takut. Padahal yah aku cuma pura-pura takut aja. Biar kau yang jadi pemberani. Nyatanya kau memang pemberani.
2. Pembicaraan tentang apa aja di motor tadi itu. Meski aku yang hampir selalu memulai percakapan. Meski sebenarnya susah buat aku ngajak orang ngobrol duluan. Tapi demi kau dan demi menjaga kenyamananmu, aku bakal terus berusaha.
Ah You, udah bosan aku memikirkanmu terus-terusan. Kok bisa kau terotak sampe-sampe aku ga begitu mikirin hal-hal lain? Hampir seluruh pikiranku beberapa bulan belakangan ini terfokus di kau seorang, dan aku udah terjerumus terlalu dalam sampe aku merelakan diri ini untuk ga berpikir buat naik ke atas.
231215
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top