[Novel] Re: (2014)

Dulu setiap melihat buku ini tergeletak di antara banyak buku lain di luar bangunan utama gramedia--karena diobral--saya nggak pernah tertarik untuk memeriksa buku tentang apa ini. Covernya biasa-biasa saja (hanya dipenuhi warna hitam dan biru mencolok), malah cenderung jelek. Saya kira entah buku apa, misterius yang tidak bikin penasaran. Tapi karena sudah terlalu sering melihat wajah buku itu beredar--sampai bosan--tiap gramedia buka obralan, saya pun akhirnya meraihnya, mencoba membaca deskripsi bukunya. Kaget, tentu saja, saat mengetahui bahwa buku ini ternyata bersangkut paut dengan lesbian. Saya menoleh ke kiri dan ke kanan, saking khawatir ada yang melihat, lalu menaruhnya kembali ke tempat asal. Lebay sih, padahal belum tentu ada yang tahu kalau itu buku tentang itu. Tapi saya kepalang parno. Setelah itu, setiap ada obralan--dan seringnya buku itu masih ngeksis--saya nggak pernah mau menyentuhnya lagi. Saya tandai buku itu ke dalam daftar 'blacklist' yang tidak akan saya "papasin" lagi, mengingat kata "lesbian" jelas-jelas terpampang di bukunya. Meski sejujurnya saya selalu penasaran ada apa cerita di baliknya.

Dan hari ini saya baru saja kelar membacanya lewat ponsel pintar. Tidak makan waktu lama, hanya dua hari, karena bukunya ternyata sungguh menarik dengan jumlah halaman yang tak banyak, padat, dan selalu bikin penasaran.

Herman, mahasiswa tingkat akhir yang sedang berjuang menyelesaikan kuliahnya, akhirnya memutuskan untuk meneliti tentang dunia malam pelacuran sebagai bahan skripsinya. Bukan pelacuran biasa yang ia teliti, melainkan pelacuran lesbian. Selama proses tersebut, ia mulai berkenalan dengan seseorang bernama Re: (Re dengan titik dua), perempuan muda yang menjadi salah satu pelacur lesbian incarannya--karena dia tampak berbeda dan lebih berwawasan dibandingkan perempuan yang lain. Dari yang mulanya hubungan mereka itu terjalin dengan tidak begitu menyenangkan--sebab Re: terus cuek kepadanya, hingga mereka mulai berteman dan terlibat suatu hubungan yang ganjil dan rumit. Herman menjadi supir pribadi Re:, lalu makin hanyut ke dalam kehidupan Re: yang pelik; mengenal sejarah keluarganya yang pahit, kehidupannya yang gelap-gemerlap, dan anak gadisnya yang menjadi satu-satunya motivasi di dalam hidup Re:. Selama itu pula Herman jadi banyak mengetahui rahasia kelam dunia malam yang penuh dengan mara bahaya dan darah.

Buku ini proporsional dalam menyampaikan isinya, yang membalut hasil penelitian ke dalam sebuah kisah drama tragedi. Dialog-dialognya asyik dan nggak berlebihan, dan narasinya pun tidak lebay dalam mendeskripsikan perasaan dan pandangan si tokoh utama atas apa yang ia lihat, dengar, dan rasakan berkaitan dengan sekelilingnya--lingkungan tempat ia mengambil obyek penelitian.

Tapi ada momen ketika si tokoh utama, yang aku rasa, terkesan kurang simpatik--nggak punya hati. Bukan tokoh utamanya sih, tapi barangkali si penulis novelnya sendiri. Yah sedikit memang, paling dua-tiga momen, tapi itu menohok dan kentara. Mungkin karena novel ini juga diadaptasi dari skripsinya si penulis, Maman Suherman, saat dia kuliah S1 di jurusan Kriminologi, FISIP UI, pada akhir tahun '80an dulu. Sehingga ceritanya pun nggak bertele-tele banyak cingcong, to the point, and shoot you right in your head, or heart. But you're still alive. Dengan akhir cerita yang tragis dan menyedihkan, yang dituliskan dengan cukup heartless, apa adanya--kalau nggak bisa dibilang dipaksakan. Jadi walau perih, bekas yang ditinggalkan nggak begitu lama.

Sebenarnya topik lesbianisme yang dibahas dalam novel ini nggak begitu banyak dan mendalam. Hanya permukaan dan jadi bumbu-bumbu pelengkap yang mendramatisir isi novel. Karena novel ini lebih sering mengupas sisi pelacuran (sesama jenis) dan kriminalitas yang terjadi di balik itu. Bukan bermaksud menyepelekan juga, karena yang jadi latar belakang kisahnya sendiri adalah fakta. Tapi maksudku, topik lesbian (yang sensitif) bukan yang menjadi sorotan utama dalam isi novel ini. Yang perlu digarisbawahi: pelacuran lesbian. Dan bukan novel tipikal pergolakan batin, romansa, atau menye-menye semacam Relung-Relung Gelap Hati Sisi, Dicintai Jo, Gerhana Kembar, dan Falling pula, yang rata-rata cintanya bergejolak. Malah cinta dua insan dalam novel ini hampir tak ada, kering, dan hanya lebih kepada kasih ibu dan anak--tapi hubungan antara Herman dan Re: cukup membuai sih. Walau demikian tidak menjadikan ceritanya membosankan. Sebaliknya, justru menarik dengan segala intrik, ilmu pengetahuan, dan keapaadaannya.

Terkait pengetahuan, aku kutip salah satu bagian yang menurutku informatif:

Dari buku Sexual Behaviour in the Human Female karya Alfred C Kinsey, dkk, terbitan 1953, aku tahu seksualitas manusia itu amat beragam, tidak semata-mata berada di kutub heteroseksualitas dan homoseksualitas seperti yang kita kenal. Kinsey memperkenalkan suatu kontinum yang tersusun dalam tujuh gradasi:

0 = heteroseksual eksklusif.
1 = heteroseksual predominan (lebih menonjol), homoseksual hanya sekali-sekali.
2 = heteroseksual predominan, homoseksual lebih dari sekali-sekali.
3 = heteroseksual dan homoseksual sama banyaknya.
4 = homoseksual predominan, heteroseksual lebih dari sekali-sekali.
5 = homoseksual predominan, heteroseksual sekali-sekali.
6 = homoseksual eksklusif.

Secara keseluruhan, ini buku yang recommended. Kalau aku nilai dari satu sampai sepuluh, maka aku akan memberikan 7,5.

Baiklah, untuk selanjutnya aku akan membaca peREmpuan, sekuel dari Re:.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top