Bulan Dia

Bulan ini perempuan yang pernah saya sukai dengan teramat sangat, berulang tahun.

Beberapa bulan lalu saya bertemu dengannya di acara kampus (setelah hampir dua tahun!). Masih menjadi perempuan manis dan berkarakter yang digandrungi banyak orang. Senyum ramah dan tawa lepasnya selalu memukau, menjalari mereka yang melihatnya untuk memercikkan ekspresi yang sama. Sekarang rambutnya dia pelihara panjang, dan entah mengapa saya selalu merindukan rambut pendeknya yang dulu mirip Kim di film Yes or No.

Dia sudah berkembang sangat pesat; sibuk mondar-mandir dan produktif dengan segudang pencapaian. Dan tahun ini, telah diwisuda--melengkapi fase hidupnya sebagai seorang perempuan muda-dewasa menuju fase kedewasaan berikutnya. Saya masih dan akan selalu kagum padanya, tepatnya, saya akan selalu menjadi pengagum rahasianya. Sepertinya hidup telah banyak memberinya pengalaman dan teman-teman yang berharga.

Walau begitu saya yakin--sama seperti semua orang waras di bumi ini (atau paling tidak setengah waras)--dia pun memendam keresahan-keresahan di dalam dirinya, entah itu yang menetap sekarang atau muncul di masa mendatang.

Untuk itu saya cuma bisa berdoa (apa lagi yang bisa saya perbuat selain berdoa?), semoga di umurnya yang ke-22 bentar lagi, dia tetap sehat dan mampu melakukan apapun yang dia inginkan, menjadi siapapun yang dia cita-citakan, dan melawan segala energi negatif yang menghalangi keinginan dan cita-citanya tersebut; semoga dia mampu bertahan dan mencapai itu semua dengan kuat. Amin (paling serius).

Hanya satu hal yang tidak saya doakan untuknya di umurnya yang ke-22 nanti:

menikah.

(Please jangan terburu-buru!)

Dan kalau seandainya doa saya ini menjelma jadi energi negatif buatnya--artinya dia ternyata ingin segera menikah--ya mau ga mau, saya doakan dia mampu melawan energi negatif itu.

Bulan ini perempuan yang masih saya sukai, berulang tahun. Dan syukurlah saya masih punya sedikit catatan terkait dia yang bisa saya pajang di sini. Tidak penting bagi Anda tapi berarti buat saya.

*

Dimulai dari hari itu di saat kau mengatakan langsung padaku sebagai orang yang mengemban tanggung jawab tertinggi, bahwa kau tidak bisa mengikuti kegiatan dikarenakan pada saat itu akan ada ujian agama. Dan aku hanya bisa memaklumi, karena toh nyatanya kau selalu hadir terus selama ini, dan aku pun pada saat itu nanti juga tidak bisa kegiatan karena ada perform di hari yang sama saat kau ujian. Jadi, tidak masalah sama sekali. Saat kau tidak ada, aku pun begitu.

Tapi sebenarnya terlintas di pikiranku bahwa kau bisa saja menyusul, bersamaku. Tapi lihat saja di rapat nanti.

Lalu pada saat rapat dimana kau mengungkapkan semuanya pada kami, sama sepertiku, mereka memaklumimu yang memang selama ini selalu ada, berbeda dengan teman seangkatanmu yang lain.

Kembali ke rapat seminggu sebelumnya, karena aku tahu pengurus yang ikut kekurangan orang, aku pun menawarkan bagaimana kalau aku menyusul setelah selesai perform ku. Apakah ada kegunaanku untuk waktu yang hanya satu hari itu. Sebenarnya aku pun merasa lelah bila ternyata diminta begitu, lelah di perjalanan, apalagi sendirian. Ini masih saat rapat dua minggu sebelum kegiatan, dimana kau masih dianggap sebagai peserta yang akan hadir. Tapi belum ada kepastian di sini apa aku harus ikut atau tidak.

Kembali lagi ke rapat terakhir sebelum kegiatan, saat kau mengungkapkan pada kami. Aku menawarkan lagi apakah ada gunanya aku menyusul, dengan sebersit harapan kau akan ikut menemaniku, menyusul mereka lebih tepatnya, tanpa harus kuminta. Itu yang kuharapkan. Dan ternyata sang koordinator meminta juga, dalam hati tega juga ini anak.

Tapi yang kutunggu-tunggu belum keluar dari mulutmu. Sampai pada titik ketika temanku menggodamu dengan mengatakan bahwa di sana kalau malam banyak bintangnya, yang notabene adalah kesukaanmu, kau pun akhirnya mengatakan yang kutunggu-tunggu, "gimana kalau aku ikut nyusul bareng mbak *****?" Yippieee!

Aku bersikap biasa-biasa saja, tidak mau terlihat antusias mendengar atau merespon omonganmu. Tapi yang jelas aku bersyukur, karena semesta mendukung keinginanku.

Sekali lagi, sebelum aku lupa menyampaikannya, seperti catatan-catatanku sebelumnya yang obyek pembahasannya selalu mengenaimu, aku semakin tergila-gila padamu.

1:46 AM - December 21, 2015

*

Random playlist buat teman-teman pembaca (karena ga mungkin buat dia):

https://youtu.be/dN44xpHjNxE

https://youtu.be/eRj0mVmzT5s

https://youtu.be/G3Sg-15VE4o

https://youtu.be/it1UZcMsJSE

https://youtu.be/RtzTGsNJ4lk

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top