Buku

Ini saya tulis ketika saya (maksain diri untuk) semangat-semangatnya membaca. Bukan apa-apa, saat itu saya lagi punya banyak waktu luang, mengingat saya yang 'hanya' disibukkan dengan aktivitas skripsi-an. Masa itu bisa dikatakan sebagai masa 'kegelapan' saya yang entah ke berapa, karena saya (lagi-lagi) bingung menentukan arah dan tujuan hidup saya ke depan (kau yang pernah atau sedang memasuki fase itu pasti juga merasakannya--atau tidak, kalau kau benar-benar hebat).

Krisis eksistensi, apa lah itu, membuatmu sakit kepala; memikirkan banyak hal yang sebenarnya tak perlu kau pikirkan. Datangnya juga berkali-kali, apalagi ketika kau seseorang yang tak pernah puas, yang artinya: semua orang.

Membacanya kembali membuat saya tersenyum, sinis, dan terkadang geli dengan apa yang saya 'pilih' untuk dituliskan waktu itu--terutama hal-hal yang bersifat materialistis. Tentunya sekarang, ada yang tidak saya sepakati lagi, tapi saya malas memperbaharuinya. Jadi, ya apa adanya saja lah.

** * **

Berikut alasan-alasan mengapa saya harus membaca buku setiap setiap hari:

1. Mengembangkan diri, artinya saya ingin dapat mengembangkan kemampuan berpikir dan kemampuan bertindak saya dalam menghadapi segala hal dengan perpaduan antara intuisi dan logika yang matang, sehingga kelak dalam menjalani hidup saya mampu menikmatinya semaksimal mungkin. Meningkatkan mutu diri dengan menajamkan perasaan melalui aktivitas membaca.

2. Menjadi penulis yang mampu membuat buku-buku yang bila saya sendiri adalah pembacanya, akan meninggalkan kesan mendalam sehabis buku-buku itu selesai dibaca.

3. Tetap hidup walau sudah mati, artinya saya ingin menjadi kontributor tulisan agar tidak dilupakan dalam peradaban saat mati nanti, karena saya meyakini benar akan pernyataan terkait orang yang tidak menulis (berkarya) akan lenyap dalam sejarah. Dan saya tidak ingin menjadi salah satu orang yang tidak pernah berkarya tersebut, dalam hal ini menulis tulisan yang merupakan karya abadi sepanjang masa.

4. Menikmati waktu luang dengan melakukan hal-hal bermanfaat, termasuk aktivitas membaca ini. Jujur untuk sekarang ini kenikmatan saya dalam membaca tidak begitu tinggi, meskipun sekarang saya sedang berusaha untuk menikmatinya. Saya masih sering terdistraksi ketika membaca buku dengan hal-hal lain, seperti menjelajah internet untuk hal-hal yang kurang penting (misalkan kepo orang lain), rasa lapar yang sering melanda, kantuk yang tak terhindarkan saat baru membaca beberapa halaman saja, dan lain semacamnya yang membuat seakan-akan membaca itu sulit.

5. Meningkatkan daya ingat saya yang kurang, melihat selama ini saya sering melupakan banyak hal bahkan ketika hal itu baru saja saya alami / lihat / dengar, baik itu hal-hal sepele maupun hal yang signifikan sekalipun.

6. Memperkaya pengetahuan. Mungkin sama saja dengan alasan "sekadar "menambah wawasan"" yang hambar dan biasa menurut Agus Setiawan yang terdapat dalam bukunya yang berjudul "The Art of Reading", yang sedang saya baca sekarang (membuat saya menulis 10 alasan ini), tapi saya rasa menambah wawasan memang merupakan tujuan umum dan (mungkin) utama yang tidak bisa dilepaskan dari aktivitas membaca itu sendiri.

7. Meningkatkan rasa ingin tahu. Entah mengapa saya merasa sedikit ingin tahu terhadap banyak hal (pengetahuan), dan ini membuat saya lebih sering sedih. Untuk itu saya tidak ingin membiarkan ketidakingintahuan itu terjadi lama, mematikan sama sekali rasa ingin tahu yang pernah saya miliki sewaktu kanak-kanak, rasa ingin tahu yang saya tahu jauh lebih tinggi dibandingkan sekarang. Saya tidak ingin menjadi acuh tak acuh.

8. Mempermudah praktik akan banyak hal dalam hidup. Saya ingin bisa berbahasa lain di dunia ini, saya ingin menjadi penulis, saya ingin menjadi orang yang berpengaruh, saya ingin menjadi bankir, entah apapun itu yang pernah / masih / sedang saya inginkan, pasti akan menjadi lebih mudah tercapai bila saya belajar terlebih dahulu melalui proses membaca.

9. Mendirikan perpustakaan pribadi, mengingat hobi saya yang suka berbelanja buku (apalagi yang diskon besar-besaran), sangat memalukan bila saya sendiri tidak membaca buku-buku yang telah saya beli tersebut.

Dan pada akhirnya, saya membaca karena (mungkin) ingin

10. Menebarkan semangat membaca kepada siapa saja. Tidak ada alasan yang membuat membaca itu tidak lebih berguna daripada tidak membaca. Untuk itu, bacalah.

Mungkin isi daftar ini sewaktu-waktu akan berubah atau bertambah tergantung perkembangan yang terjadi dalam diri saya sendiri.

Catatan tambahan:

Pertanyaan 5 atau 10 tahun kedepan (isinya nanti aja, biarin baca dulu):

1. Impian?
kuliah di luar negeri, kerja yang menyenangkan (belum tahu apa) atau bikin usaha kafe yang di atasnya ada perpustakaan pribadi (butuh duit banyak!)

2. Prestasi yang ingin diukir di karier?
kalo di karier pengen punya jabatan tinggi tapi ga neko-neko.

3. Hasil studi yang diinginkan?
paling tidak cum laude.

4. Keuangan ideal?
kebutuhan primer dan sekunder tercukupi dengan baik, kebutuhan tersier bisa menyusul, tabungan tetap jalan konsisten 1/3 dari penghasilan.

5. Ingin menikmati hidup yang seperti apa dan ingin jalan-jalan kemana?
selagi muda mengasah diri dengan pengalaman sebanyak mungkin, sewaktu tua menikmati hasil jerih payah.

6. Rumah dan mobil yang diinginkan?
punya rumah di tiap provinsi, punya rumah di kota dan di desa, tapi tetap pengen punya satu rumah yang bener-bener jadi tempat tinggal bersama anggota keluarga lainnya, tempat tumbuh, berkembang, dan berkarya, rumah lainnya mungkin sebagai persinggahan yang bisa disewa sehingga duit terus mengalir di rekening :) kalo mobil pengen punya vw combi untuk rekreasi keluarga sama mobil pajero untuk pribadi.

7. Dana kemanusiaan yang ingin disisihkan setiap tahunnya?
kalo udah settle penghasilan (paling tidak) 15 juta sebulan, 180 juta setahun, jadinya disisihkan untuk sumbangan (paling tidak) 10 juta setahun (amin), berlaku kelipatan :)

8. Ingin menjadi orangtua seperti apa bagi anak-anak?
jadi orangtua keren, yang membiasakan budaya baca di rumah, memandirikan anak, dan mempercayakan anak-anak untuk mengikuti apa yang mereka inginkan dengan tetap memberi dukungan dan referensi, bukan arahan, karena hidup adalah hidup orang itu sendiri termasuk anak.

9. Ingin menjadi orang seperti apa bagi pasangan?
intinya jadi seseorang yang bisa diajak bersimbiosismutualisme bersama, ini rasanya udah menggambarkan secara komplit plit plit.

Pembagian buku ke dalam 4 kuadran (Stephen Covey):

1. Buku yang penting dan mendesak -> buku-buku kuliah saat mendekati ujian.

2. Buku yang penting namun tidak mendesak -> buku-buku untuk meningkatkan kualitas diri demi mencapai impian.

3. Buku yang tidak penting tapi mendesak -> komik atau majalah yang bersifat menyenangkan diri sendiri.

4. Buku yang tidak penting dan tidak mendesak -> buku yang menghabiskan waktu.

"Bite what we can chew" -> agak bertentangan dengan "How to Read a Book"-nya Mortimer J. Adler.

- 26 April 2016 -


Oh ya, FYI, cover di atas dibuat oleh JagungBakarKeju
Sekali lagi, terima kasih.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top