Dari @Sky-Nari
Bright Blue
Di antara skenario yang tampaknya tak berujung. Berapa banyak air mata yang bisa berubah menjadi senyuman?
***
Bang riz, follback :3
Begitulah yang tiba-tiba kutemukan saat menyelami linimasa akunmu tanpa sadar. Bahkan meski sudah diingatkan akan kenyataan. Aku masih belum percaya dan terus bertanya dalam kepala, "Bang Riz yang itu? HiiragiIzumi yang itu?
Tak sedikit pun mengubah kenyataan kalau kau memang sudah tidak ada di dunia ini. Lantas tulisan 227 mg yang turut serta di bawah kalimat itu membuatku sadar. Sudah selama itu kita saling mengenal, ya? Di sisi lain, terlalu sekejap untuk akhir yang selalu datang tiba-tiba.
Seingatku, seminggu lalu aku masih mengirimkanmu pesan di facebook. Bertanya mengenai karakter yang tercetak pada dua buah mobil karena setahuku kau memang menyukai hal seperti itu. Tapi karena tidak aktif, kau belum membalasnya.
Mungkin saat itu juga kau sedang dalam kondisi yang kurang baik. Baru kutemukan kalau kau membaca pesan itu setelah hal itu sampai di ruang baru yang kita singgahi beberapa waktu lalu.
Tidak, nyatanya aku tidak mengetahui dari tempat itu langsung. Cerita yang dikirimkan Bang Andhy di instagram yang sontak membuatku membuka discord setelah sekian lama. Lantas pesan itu terbaca.
Seolah tanpa perasaan aku hanya diam. Tak bisa bereaksi apapun. Bahkan seolah tak ada sedih yang mendesak hanya ... bingung dan bertanya-tanya. "Apa kemarin aku berpikir apa yang akan terjadi kalau aku kehilangan salah satu di antara kalian?"
Tak kunjung menemukan jawab antara benar aku berpikir demikian atau itu hanya pikiran sesaatku saja karena tak bisa menerima hal ini.
Namun tak menutup kenyataan kalau ... aku kehilangan seseorang yang berharga lagi. Aku baru bisa menangis sehari setelahnya. Lantas semua hal tentangmu mendesak masuk ke dalam benakku.
Hari-hari permulaanku di grup yang kuingat kau langsung menyambut dan menanggapi. Begitu hangat dan seolah mencapai siapapun yang ada di sana. Setelah itu, kita sering membicarakan soal idol 2 dimensi itu. Kau sangat menyukai Sagisawa Fumika sampai imej itu benar-benar melekat padamu. Lord Fummy, hehe.
Hingga akhirnya kita bisa jumpa juga di hari itu, ya! Hari pertama bertemu denganmu dan aku tidak menyangka kalau itu akan jadi terakhir kalinya juga.
Terima kasih banyak sudah bertanya, "Rul, masih ngidol?" Lantas ada tawaku yang terabadikan dalam foto. Tawa lepas yang sudah jarang kutunjukkan pada orang-orang. Kalau kau nggak bertanya rasanya gak akan seperti itu.
Sayang sekali, pertemuan itu tak akan bisa terulang lagi. Padahal kalau ada kesempatan, aku ingin membawakan kopi sachet asal kotaku yang pernah kautanyakan dulu. Saat itu aku nggak tahu soal kopi itu, tapi bapakku saat ini sedang pakai produk itu terus. Jadi kupikir gak akan susah menemukannya.
Tapi ... aku tak bisa menyampaikannya. Sejauh apapun itu tak akan bisa sampai padamu lagi.Ah, lagu Bright Blue punya Fumika yang sedang kuputar rasanya lebih menyayat dari sebelumnya. Sudah lama tidak kuputar dan kini malah membuatku ingin menangis. Lirik yang tertulis di dalamnya semakin mengingatkanku pada sosokmu.
Sosok yang sebenarnya banyak menyimpan luka namun tetap ceria dan lembut kepada siapapun. Menjalani kehidupan sekuat tenaga. Bahkan saat kau terkena hukuman, kau menjalaninya dengan ceria. Videomu masih kusimpan dengan yang lainnya. Tak akan kulupakan.
Di akhir aku jadi tak jelas mau menyampaikan apa. Berputar-putar, tak bisa tersusun. Maaf ya. Meski demikian, sejujurnya masih sulit menerima kalau kau sudah tidak ada di dunia ini. Tak bisa bicara lagi denganmu di grup atau bertanya hal yang lain.
Bahkan di saat-saat terakhirmu di grup. Aku malah menghilang. Waktu benar-benar tak ada yang tahu. Padahal dua minggu lalu kau masih menaruh komentar di statusku.
Aku teringat ini karena sebelumnya ada yang membagikan sebuah foto bertuliskan, "Bagikan foto tahun ini di mana kau sangat bahagia, tak peduli apa itu."
Lantas aku yang pakai seragam SMA tahun ini yang paling membuatku bahagia. Dan sempat kubagikan saat hari ulangtahunku. Saat itu juga kau menulis komentar, "Rul, ingat umur."
Kalau dipikir-pikir, itu hanya sebatas candaan biasa dan hendak kubalas, "Abang juga, jangan-jangan mau cosplay jadi mbak-mbak pakai maid." Tapi entah kenapa malah kuurungkan.
Dan saat ini, saat aku mengingat kata-katamu itu. Artinya menjadi semakin dalam. Bagaimana mungkin kau berkata seperti itu lantas pergi tak lama kemudian? Aku tak tahu harus berkata apa. Itu menyakitkan, sungguh.
Banyak hal yang kupikir akan terjadi nanti bersama kalian semua. Tapi skenario yang kita pikirkan selama ini, tak ada yang tahu akhirnya. Sama seperti kepergianmu yang tiba-tiba.
Air mata yang bisa berubah jadi senyuman hanya sebatas mengingat kenangan yang sudah usai bersama namun tak bisa dikembalikan. Tapi saat diingat kembali, air mata juga tetap ikut jatuh.
Meski demikian, meski menyakitkan namun keberadaanmu di dunia ini tak akan pernah kulupakan. Aku senang bisa masuk NPC dan bertemu orang sepertimu. Sungguh, terima kasih. Semoga suatu hari yang jauh nanti, kita semua bisa berjumpa kembali.
Di ujung skenario yang tak bisa terbayangkan oleh manusia biasa. Selamat jalan, Bang Riz. Hanya doa yang bisa dituturkan oleh kami mulai saat ini. ♥️
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top