LIG 2

— • —

Dua hari kemudian ...

BoBoiBoy tampak termenung di kedai cokelat milik kakeknya.

Pagi sekali ia sudah datang, tidak seperti biasanya. Niat hati ingin sedikit menenangkan beban pikirannya dengan membantu Tok Aba lebih awal, BoBoiBoy justru tak bisa membantu dengan baik. Ia banyak melamun. Mengantar pesanan ke meja yang salah, dan hal lainnya yang tidak benar.

Itulah mengapa saat ini ia termenung di bangku paling pojok. Jarinya sibuk mengusap pinggiran alas cangkir di depannya tanpa arti.

"Selamat pagi, BoBoiBoy!" sapa Gopal tak berselang lama, datang ke kedai Tok Aba. Selalu, pemuda gemuk itu datang pertama mendahului teman-teman BoBoiBoy yang lain.

"Pagi, Gopal," jawab BoBoiBoy tak bersemangat. Aura di sekitarnya pun jelas terasa suram. Membuat Gopal bertanya-tanya, ada apakah gerangan?

"Ada apa dengan BoBoiBoy, Tok Aba?" tanya Gopal duduk menjaga jarak dari sahabatnya itu.

"Hm, dia sedang memikirkan soal ucapan alien tempo hari itu," jelas Tok Aba, "siapa namanya? Ku ... ku ...,"

"Kuputeri lah, Tok," sahut Ochobot melanjutkan.

Gopal ber-oh panjang, yang diikuti Fang juga yang tiba-tiba muncul dan mengejutkan Gopal serta Tok Aba.

Dalam lamunannya, BoBoiBoy merasa kembali ke lusa lalu. Saat dirinya menerima ajakan Kuputeri untuk berbincang dengannya, usai perseteruannya dengan Maripos.

— • —

"Kenapa kau menginginkan kuasaku ini?" tanya BoBoiBoy yang telah kembali ke wujud aslinya, dan berdiri lebih dekat dari Kuputeri. "Apa yang terjadi dengan kuasa milikmu sendiri?"

Kuputeri terdengar mengembuskan napas. Dan hanya melakukan hal itu saja, Kuputeri tampak anggun di mata mereka yang melihatnya.

"Ratusan tahun lalu aku bertemu dengan Retak'ka," jelas Kuputeri.

Penjelasan singkat dan awal itu mengejutkan BoBoiBoy serta kawan-kawannya.

"Kau ... pernah bertemu Retak'ka sebelum ini?" tanya BoBoiBoy tak percaya.

Kuputeri mengangguk.

"Tak hanya bertemu, bahkan Tuan Puteri juga bertarung dengan alien tamak itu," jelas Maripos ikut menimbrung pembicaraan mereka.

"Itu benar," Kuputeri membenarkan, "tapi dalam pertarungan itu, Retak'ka berhasil mengalahkanku dan merebut kuasa beliung milikku,"

Perkataan terakhir Kuputeri serasa memetik sesuatu di dalam diri BoBoiBoy. Dan secara naluriah, tangannya bergerak melindungi jam kuasa yang melilit di pergelangan tangan kanannya.

'Sedutan Gamma!'

Suara Retak'ka terngiang di telinga BoBoiBoy. Diikuti suara rintihan Solar kala kuasa cahayanya dicuri paksa oleh Retak'ka.

BoBoiBoy refleks memejamkan mata. Lima inderanya ia nonfungsikan agar dirinya tidak jatuh dalam serangan panik, yang tak ia sadari kapan dimilikinya.

Tapi, ketika ia mencoba cara itu, pemandangan pahit itu justru tak berhenti. Terus dan terus berlanjut. BoBoiBoy tak tahu bagaimana melepaskan belenggu mimpi buruk ini.

"BoBoiBoy?"

Pemuda Bertopi dinosaurus itu tersentak, dan tersadar dari serangan paniknya. Ia tak sadar, Fang telah berada di sampingnya dan menepuk salah satu bahunya. Tampaknya pemuda berkacamata dan berambut ungu itu sadar ada yang tak beres dengan BoBoiBoy.

"Kau ... sudah kembali?" tanya Fang jelas terdengar khawatir.

Teman BoBoiBoy yang lain pun juga tampak memandanginya dengan raut wajah khawatir.

"BoBoiBoy?" panggil Ochobot dari sisi yang berlawanan dengan Fang.

BoBoiBoy mengembuskan napas panjang. Mengatur pernapasannya sejenak.

"Ya," ujar BoBoiBoy akhirnya. Bisa ia rasakan kedua telapak tangannya basah oleh keringat. "Aku ... sudah cukup baik. Maaf tiba-tiba aku melamun," Ia menoleh ke arah Fang kemudian. "Terima kasih sudah menyadarkanku, Fang."

Pemuda itu mengangguk. Dan perlahan menurunkan tangannya dari bahu BoBoiBoy.

"Kau yakin masih ingin melanjutkan pembicaraan ini, nak BoBoiBoy?" tanya Kuputeri kemudian memastikan.

"Ya," BoBoiBoy menjawab dengan tegas, "lalu apa yang terjadi setelahnya? Setelah Retak'ka mencuri kuasa milikmu?"

"Maripos datang di saat terakhir," jelas Kuputeri melirik Maripos yang berdiri di sampingnya. "Dan itu membantuku untuk menciptakan sebuah kepompong yang berfungsi untuk memulihkanku,"

"Tapi aku tak mampu mengalahkan Retak'ka yang kala itu telah memiliki lebih dari satu kuasa elemental," tambah Maripos, "sehingga aku memilih mundur dan membawa Tuan Puteri yang berada dalam kepompong perlindungannya bersamaku."

Lima sosok--enam ditambah Ochobot--yang mendengar cerita Kuputeri dan Maripos terdiam beribu bahasa. Itu kisah ratusan tahun lalu, artinya dua alien di hadapan mereka ini sudah berumur lebih dari ratusan tahun. Tapi wajahnya masih awet muda.

Ah tunggu. Bukan itu yang penting sekarang.

"Lalu, tujuanmu menginginkan kuasa ini lagi?" tanya BoBoiBoy menanyakan pertanyaan awalnya.

"Meski Retak'ka sudah berhasil kau kalahkan, bukan berarti galaksi akan aman-aman saja kedepannya," ujar Kuputeri, "karena itu, aku memerlukan kuasa tersebut untuk melindungi galaksi. Dan kali ini, aku tak boleh kehilangannya lagi."

Fang refleks memandang Gopal yang juga balik memandangnya. Yaya memandang Ying, dan Ochobot memandang BoBoiBoy yang termenung dengan pikirannya sendiri.

Pemuda itu, pasti jelas tengah memikirkan jawaban dari permintaan Kuputeri.

"Aku tahu ini bukan keputusan yang mudah untuk melepaskan salah satu bagian kuasamu," ujar Kuputeri menarik perhatian BoBoiBoy. "Tapi sesungguhnya, kuasa itu bukan milikmu BoBoiBoy,"

BoBoiBoy terdiam.

"Tak hanya kuasa beliung saja. Kuasa tanah, petir, api, air, daun serta cahaya, semua itu sesungguhnya bukan milikmu," tambah Kuputeri, "yah, walau aku tidak tahu apakah pemilik pertamanya yang lain, masih ada di dunia atau tidak,"

"Tapi ... Ochobot yang memberikan kuasa elemental ini padaku," ujar BoBoiBoy kemudian, "bukankah itu berarti ini sudah menjadi milikku?"

Kuputeri tampak memandang ke arah Ochobot.

"Kau yang bernama Ochobot, 'kan?" tanya Kuputeri.

"Eh? Y-ya, benar!" jawab Ochobot langsung.

"Dan apakah kau adalah salah satu Power Sphera dari elemental itu?"

"Er ...," Ochobot terlihat bingung menjawabnya. Jelas jawabannya bukan, tapi pasti akan timbul pertanyaan lain setelahnya.

Yaitu, bagaimana Ochobot bisa memberikan kuasa elemental itu, kalau begitu? Tak hanya kuasa elemental, tapi juga kuasa milik teman-teman BoBoiBoy yang lain.

"Aku akan memberimu waktu untuk memikirkannya, nak BoBoiBoy," ujar Kuputeri kemudian, kembali fokus kepada BoBoiBoy. Karena ia sudah mendapat jawaban cukup atas pertanyaannya kepada Ochobot tadi. "Lusa depan, aku akan datang lagi dan menagih jawaban atas permintaanku."

— • —

"Kurasa, aku sudah menentukan jawabannya," ujar BoBoiBoy tiba-tiba. Yang mana itu langsung menarik perhatian orang-orang di sekitarnya. Termasuk Yaya dan Ying yang juga sudah tiba.

"Jawaban soal tawaran Kuputeri itu kah?" tanya Ying memastikan.

BoBoiBoy mengangguk.

"Aku ...," BoBoiBoy menggantung ucapannya. Membuat orang yang mendengarnya semakin penasaran. "Aku pun tak tahu,"

Semua terpaku.

Sebelum akhirnya ambruk bersamaan.

Melihat hal itu, BoBoiBoy terkekeh malu.

"Kau ini, kami sudah jantungan ingin mendengar jawabanmu lah!" protes Fang usai bangun kembali.

"Habisnya, suasananya suram sekali," balas BoBoiBoy, "aku berniat mencairkan suasana terlebih dulu,"

"Kaulah yang membuat suasananya jadi suram!" balas Gopal dan Fang bersamaan. Jelas kesal.

"Ish kalian ini, janganlah menyalahkan BoBoiBoy begitu," ujar Yaya kemudian, "bukan hal mudah memikirkan hal semacam ini,"

"Tak apa, Yaya. Aku juga yang salah karena bercanda di saat yang tidak tepat," sahut BoBoiBoy menenangkan.

"Mana boleh begitu, BoBoiBoy," balas Yaya lagi, "kau pasti tertekan karena hal ini, 'kan? Jadi—"

"Jadi, apa jawabanmu, nak BoBoiBoy?" tanya sebuah suara wanita yang lembut. Dan cukup mereka kenali.

Semuanya terkejut, dan buru-buru mencari dimana asal suara tersebut.

Di salah satu bahu BoBoiBoy, seekor kupu-kupu berwarna biru safir hinggap di sana. Dan suara yang mereka dengar tadi, jelas berasal dari kupu-kupu tersebut.

"K-Kuputeri!" sebut semuanya bersamaan, dan spontan bersiap dengan posisi bertarung mereka. Kecuali BoBoiBoy sendiri.

"Hei, tenang, tenang," bujuk BoBoiBoy segera, dan meraih kupu-kupu tersebut dengan telunjuknya. "Um ... Tuan Puteri? Bisa kita bicara sekarang?"

"Tentu saja, nak BoBoiBoy," Kupu-kupu itu membalas, lalu terbang pergi dari jari BoBoiBoy ke tempat yang sedikit lapang.

Yang tak berselang lama, kupu-kupu yang serupa datang menghampiri. Seekor, dua ekor, tiga ekor. Terus mereka berdatangan hingga akhirnya memunculkan sosok Kuputeri bersama Maripos di belakangnya.

"Halo, nak BoBoiBoy," sapa Kuputeri.

"Kita bertemu lagi, Tuan Puteri," balas BoBoiBoy turun dari kursinya, dan mendekat kepada Kuputeri.

"H-hati-hati, BoBoiBoy," peringat Gopal agak takut.

BoBoiBoy hanya membalasnya dengan senyuman. Sebelum langkahnya berhenti tak jauh di hadapan Kuputeri.

"Jadi, bagaimana keputusanmu, nak BoBoiBoy?" tanya Kuputeri langsung ke intinya.

BoBoiBoy memejamkan matanya. Mengatur napasnya, dan memantapkan dirinya untuk mengatakan jawabannya yang sudah berada di ujung lidahnya.

"Aku ...," BoBoiBoy menjeda ucapannya. Cara bicara yang sama, yang ia gunakan saat berbicara dengan yang lainnya tadi. "Aku ... aku akan memberikan kuasamu kembali,"

Hening.

Satu detik. Dua detik. Tiga detik. Berdetik-detik.

"Benarkah?" tanya Kuputeri akhirnya memecah keheningan.

"Ya," jawab BoBoiBoy dengan mantap, "aku sungguh dengan jawabanku itu,"

"T-tunggu. Apa?" Fang menyahut kemudian. Detik itu, ia merasa otaknya buntu dan tak dapat bekerja sebagaimana mestinya. "K-kau serius BoBoiBoy?"

BoBoiBoy mengangguk menanggapi pertanyaan Fang.

Dan detik berikutnya, terjadilah perdebatan di antara mereka.

Sementara itu, Kuputeri dan Maripos terlihat hanya diam menonton perdebatan panas yang terjadi di hadapan mereka itu.

"Nak BoBoiBoy," panggil Kuputeri setelah melihat perdebatan mereka mereda.

Mendengar namanya terpanggil, BoBoiBoy langsung memandang sang alien.

"Terima kasih," sambung Kuputeri.

"Aku menyerahkan kekuatan ini karena aku percaya dengan ucapan dan niatmu, Tuan Puteri," ujar BoBoiBoy menjelaskan apa dasar ia memilih pilihannya itu. "Jadi tolong, jangan kecewakan aku,"

Kuputeri mengangguk.

"Tentu saja, nak BoBoiBoy," jawab Kuputeri mempertegas jawabannya, "aku akan membantumu menjaga galaksi."

"Kalau begitu, sekarang bagaimana?" tanya BoBoiBoy linglung.

"Lebih mendekatlah sedikit." Minta Kuputeri.

BoBoiBoy mematuhinya langsung. Meski sempat ditahan Ochobot, ia berhasil meyakinkan sang Power Sphera itu untuk melepaskannya.

Begitu BoBoiBoy telah berada di jarak yang cukup, Kuputeri mulai menggunakan suatu kekuatannya untuk mengambil kuasa beliungnya lagi dari jam kuasa BoBoiBoy. Dan berbeda dengan cara yang dilakukan Retak'ka yang amat sangat kasar, cara yang digunakan Kuputeri justru sebaliknya.

Dan jika BoBoiBoy bisa berkomentar, itu cara yang indah.

Cahaya biru safir bersinar dari jam kuasa BoBoiBoy. Yang perlahan, cahaya itu berubah menjadi kumpulan kupu-kupu cantik berwarna safir. Gerombolan kupu-kupu tersebut terbang ke arah Kuputeri, yang saat berada di dekatnya, kupu-kupu tersebut kembali berubah menjadi cahaya safir yang begitu cantik.

Tapi, entah ada yang menyadarinya atau tidak, ketika kuasa angin itu mengalir kepada Kuputeri, BoBoiBoy seolah melihat sosok elementalnya berjalan menjauh darinya. Meninggalkannya. Dan sesaat, sosok itu berhenti untuk menoleh kepada BoBoiBoy.

"Jangan ...," sebut BoBoiBoy seketika merasa sesak di dadanya. Tiba-tiba, segala memorinya saat berjuang bersama Taufan terbayang dalam benaknya. Tangannya secara naluriah bergerak untuk meraih sosok elementalnya itu.

Taufan yang semula merasa takut untuk pergi dari sisi BoBoiBoy, perlahan mengembangkan senyum. Tangannya yang semula ingin meraih uluran tangan BoBoiBoy, ditariknya kembali.

"Jangan pernah lupakan aku ya ...," ujar Taufan masih memertahankan senyum hangatnya yang khas. Namun senyuman itu membuat rasa sesak di dada BoBoiBoy semakin menjadi, air mata mulai menggenang di pelupuk matanya tanpa ia sadari. " ... BoBoiBoy."

"Tidak ... Taufan ...!" panggil BoBoiBoy hanya dapat meraih udara hampa.

Dan detik berikutnya, sosok Taufan pun menghilang dari penglihatan BoBoiBoy.

— • —

Lokasi: TAPOPS-U

Ini sudah tiga hari berlalu semenjak hari itu. Hari dimana Kuputeri mengambil kuasa BoBoiBoy. Dan hari dimana BoBoiBoy telah kehilangan kuasa elemental anginnya.

"BoBoiBoy masih terus murung ya," ujar Yaya khawatir.

Sehari setelah itu, BoBoiBoy dan yang lainnya telah harus kembali ke luar angkasa. Tentu saja, melihat keadaan BoBoiBoy yang begitu sedih, menjadi sebuah pertanyaan besar bagi Kapten mereka--Papa Zola--serta Komandan mereka. Tak lupa, Laksamana mereka yang garang itu. Dan tanpa berniat menyembunyikan apapun, teman-teman BoBoiBoy pun menceritakan apa yang telah terjadi.

"Pasti ia merasa sangat kehilangan," tambah Ying yang mana mereka--Yaya, Ying, Gopal, Fang dan Ochobot--tengah berada di depan kamar BoBoiBoy. Yang sebenarnya, juga kamar milik Gopal.

Tapi Gopal memilih untuk meninggalkan BoBoiBoy, karena pemuda elemental itu yang memintanya.

"Aku ... Aku khawatir dengannya," ujar Gopal panik dan seperti akan menangis. "Ia tak banyak makan, dan bicara pun juga jarang sekali. Rasanya seperti bukan bersama BoBoiBoy,"

"Sepertinya, untuk saat ini kita biarkan saja dulu," saran Ochobot yang sesungguhnya sangat berat disetujui oleh yang lainnya. "Tunggu satu atau dua hari lagi. Jika selepas itu ia masih saja bermurung diri, kita harus berbuat sesuatu."

Sementara itu, BoBoiBoy yang berada di dalam kamarnya--dan keluar hanya saat ia perlu keluar atau mendapat jatah misi. Tapi ia belum diizinkan menjalankan misi selama tiga hari ini--terlihat duduk di atas ranjangnya. Memerhatikan jam kuasanya yang menampilkan keenam simbol kuasa elementalnya.

Ya, enam. Tidak lagi tujuh.

BoBoiBoy sedikit menggeser posisi duduknya, dan seketika merasakan sesuatu mengganjal pantatnya. Ia menyingkirkannya segera. Tapi, saat BoBoiBoy menyadari benda apa itu, ia mengurungkan niatnya.

Sebuah recorder. Yang memang itu miliknya pribadi. Dan sudah lama juga ia tak merekam kegiatannya selama di TAPOPS.

Tanpa memiliki maksud sebenarnya, BoBoiBoy membuka file rekaman dari alat tersebut. Isinya ada sekitar 40 rekaman. Tapi, ada satu judul yang menarik perhatiannya.

[Log 30 - BoBoiBoy Taufan]

Secepat kilat, ia memilih rekaman tersebut. Memutar ulang rekaman tersebut, yang sejujurnya ia sudah lupa apa isinya.

["Solar, minggir! Sekarang giliranku!]

Suara Taufan yang khas terdengar memenuhi kamar tersebut. Dan BoBoiBoy menggigit bibir bawahnya tanpa sadar, saat matanya memandang sosok Taufan dalam rekaman tersebut.

["Halo! Halo! Ini Taufan. Kuasa tahap kedua dari elemen angin. Akhirnya, aku bisa kembali ke jam kuasa milik BoBoiBoy.

Ketika Retak'ka mengambil kuasaku, saat itu aku sungguh ketakutan. Selain itu, rasanya sakit sekali. Tubuhku serasa terkoyak-koyak ketika kekuatan Retak'ka menghisap kuasa anginku. Tapi sekarang, aku bisa kembali lagi!

Berkat kuasa elemental fusion dari Gempa, Halilintar, Blaze, Ice dan Solar, akhirnya BoBoiBoy berhasil mengalahkan Retak'ka! Dan kami semua bisa kembali bersama!"]

Sudah setengah jalan rekaman itu berjalan, dan entah sudah berapa banyak air mata yang membasahi pipi BoBoiBoy.

["Hm? Kau bertanya bagaimana sosok Retak'ka? Uh ... dia alien yang mengerikan. Walau rambutnya itu keren,"]

BoBoiBoy terkekeh tanpa sadar mendengar bagian itu.

["Tapi kembali lagi, dia alien yang sangat menakutkan dan tak punya ampun. Mungkin lebih mengerikan dari Kapten Vargoba yang dikalahkan Solar dulu. Mengerikan, mengerikan! Aku tak ma—hei, Blaze! Aku belum selesai!"]

["Ah, sudah jangan panjang-panjang. Masih ada yang menunggu untuk direkam curhatannya."]

Dengan menimbrungnya sosok Blaze, rekaman itu pun berakhir usai Taufan mengucapkan salam perpisahan ke arah kamera. Tapi, BoBoiBoy telah selesai melihat rekaman itu sebelum sosok Blaze datang mengganggu. Ia hanya mendengarnya saja, karena tak kuasa lagi melihat sosok Taufan.

Melihat sosok elementalnya yang kini tidak lagi bersamanya itu, hanya membuat dadanya sesak. Bahkan serasa ingin meledak.

'Jangan pernah lupakan aku ya ... BoBoiBoy.'

'Sampai jumpa! Taufan akan kembali di lain waktu!'

"Ya ...," ucap BoBoiBoy ditengah isak tangisnya. "Aku takkan pernah melupakanmu, Taufan."

.
.
.
.
.

" Let It Go "

[ S E L E S A I ]

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top