One

Aku melirik sekitar, memandangi satu persatu orang yang masih tersisa dikelas, karena bel istirahat baru saja terdengar. Istirahat kali ini aku sama sekali tak berniat ke kantin, jadi kuputuskan untuk duduk dan hanya membaca novel yang sengaja kubawa dari rumah. Aku mendapati dua teman perempuanku sedang duduk dimeja paling depan dan ada satu orang lagi. Itu, dia.

Dia, satu-satunya perhatianku dari kelas 1 SMP sampai kini kami kembali bersekolah disekolah yang sama dan kelas yang sama. Namanya Aliando Gautama. Aku kelas 2 SMA IPA dan tentunya ia juga sama sepertiku.

Aku menyukainya. Namun hingga saat ini, dia sama sekali belum mengetahui itu. Entah belum, atau tidak akan pernah. Temanku pernah bilang kalau dia sengaja tak menganggap keberadaanku. Dia malah sedang mengincar perempuan dikelas sebelah yang justru tak pernah menganggapnya ada. Kukira itu karma? Tapi aku tidak mengerti benar definisi karma.

Saat ini, sepertinya ia sedang bersiap menuju kantin untuk menikmati jam istirahat. Namun saat ia sedang berjalan menuju pintu, seseorang datang menghampirinya.

Itu Dave. Dave berjalan cepat menuju Ali, dan melambungkan sebuah tinju diwajah Ali. "ALI!!" Aku berteriak, kututup mulutku dengan kedua tanganku. Suara pukulan keras terdengar ditelingaku. Pemandangan menyakitkan ini terlihat langsung dihadapan mataku. Aku tak mengerti dengan ke-tiba-tiba-an ini.

BUGH!!!

Pukulan kembali didapat Ali. Entah mengapa Dave tiba-tiba datang, dan memukul Ali tanpa ampun. Ali yang belum siap menerima pukulan-pukulan itupun hampir tersungkur. Air mataku perlahan jatuh saat melihatnya hampir babak belur. Tak ada kata yang keluar dari mulut keduanya sehingga tak mengundang banyak perhatian. Aku tak bergeming, hanya diam terpaku dengan keduanya, menutup mulutku. Dave masih saja meluncurkan tinjunya.

Aku tak tau harus melakukan apa. Aku diam ditempatku berdiri. Aku seperti terikat tali yang tak terlihat. Aku ingin sekali menghampirinya, mengusap cairan merah kental yang mulai keluar dibibirnya, juga mengusap peluhnya. Namun tiba-tiba seorang perempuan datang tergesa-gesa.

"Dave! Apa-apaan sih?!" Perempuan itu Acha, perempuan paling beruntung yang pernah kutemui.

Ali mengusap darah ditepi bibirnya dengan jari jempolnya. Acha berusaha menghentikan Dave, tapi melihat Ali semakin lemah, pukulan Dave semakin menjadi. Aku menangis hebat. Sungguh, aku tak tau harus melakukan apa.

"DAVE STOP!!!" Aku hanya bisa berteriak, padahal aku tau itu percuma.

Setelah mengumpulkan segala keberanian, aku berlari menghampiri Ali yang sudah tersungkur. Dave dengan tampang puasnya mulai berhenti memukuli Ali.

"Masalah lo apa sama gue hah?!" ucap Ali yang terhenti karena darah yang keluar dari hidungnya. "Lo tiba-tiba dateng, nyamperin gue dan BUGH! Lo tonjok gue sebelum gue sempet liat lo. KAYAK BOCAH--"

BUGH!

Tbc~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top