Belajar dari kesalahan

Pernah dan bukan hanya sekali, tapi lebih kita melakukan kesalahan. Tapi jika kita bijak, kita akan menjadikan itu semua sebagai sebuah pelajaran.
Dan itu adalah prinsip orang bijak.

Dia akan menjadikan masa silam sebagai pelajaran,  baik itu peristiwa baik atau buruk semua dia jadikan ilmu. Dan taukah sobat? Setiap kegagalan dan keberhasilan itu sesungguhnya buah dari baik dan buruknya sebuah perencanaan kita dari tata kerja di masa-masa sebelumnya.

Dan dari kesalahan, kita harus memiliki hati legowo,  alias Nerimo,  alias lagi menerima,  dan mengakui kalau kita memang salah. Sebab dari sanalah kita akan mencoba menggali potensi diri, mencari kesalahan dalam diri, lalu memperbaikinya.

Berbeda dengan orang yang selalu bangga atas dirinya, yang selalu ingin dihargai, ingin dipandang, dan merasa diri selalu benar, dia akan lupa untuk membaca kelemahan dirinya, merasa paling pandai. Dan tahukah dampak dari sifat itu? Dia akan menjadi pribadi yang egois, besar kepala, keras kepala, mudah merendahkan orang lain, tidak menerima kekurangan dirinya, walau kenyataannya salah tapi dia akan selalu merasa tetap benar. Egoisme yang tinggi akan sulit untuk bisa memaafkan orang lain. Sebab apa? Karena dia merasa selalu benar dan tak pernah mengaku salah.

Yuk, perbaiki diri jadi lebih baik.

Tidak ada istilah kegagalan dalam kamus orang beriman. Loh, kok bisa?
Bisa dong, tau kenapa? Sebab orang beriman akan memandang sebuah kegagalan ialah sarana sebagai cerminan kedepan, agar tidak terperosok untuk kedua kalinya ke dalam lubang yang sama.

Kegagalan harus dia jadikan sebagai motifasi menjalani hidup lebih baik, lebih cermat, lebih hati-hati dan lebih kreatif. Menjadi lebih baik dan lebih matang menyikapi hidup. Jadikan kegagalan sebagai ajang pelatihan diri dan pendewasaan diri.

Orang beriman akan selalu menjaga niat dalam setiap yang dia lakukan semata-mata hanya karema Allah.
Dia akan tawakal dan pasrah pada Allah yang Maha Pengatur dan pemberi hasil yang terbaik.

Kita adalah manusia dengan berjuta kelebihan dan kekurangan. Maka bersyukurlah karena kelebihan itu. Bukan berarti memiliki kelebihan itu kita menjadi manusia yang tanpa cela. Yakin haqqul yakin, setiap jiwa pasti pernah bersalah, tapi yang paling baik ialah, dia yang di beri karunia kelebihan ilmu, karena dia memiliki keistimewaan dengan ilmunya, dan akan lengkap kemuliaan Itu jika kita bisa menjadikan diri kita sebagai pribadi ikhlas dan memaafkan.

Semoga bermanfaat😊

By. Julia Rosyad

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top

Tags: #ceritahati