Prolog
Hai, apa kabar hari ini?
Aku kangen sama akun menulisku ini. Jadi, aku republish beberapa karya buat pemanasan.
Doakan aku bisa come back di dunia menulis fiksi untuk berbagi kebahagiaan lewat cerita yang aku tulis. 😊
Sehat selalu untuk kalian yang mau mampir baca cerita ini lagi. Aamiin.
Terima kasih. 🥰
Boleh minta "say hi" di kolom komentar nggak? 😁
====🌻🌻🌻====
"Jadi, siapa yang akan ikut saya untuk meliput pendidikan di daerah terpencil?"
Hening. Tak satu pun yang berminat mengikuti kemauan sang penggagas ide tersebut. Lagi pula siapa juga yang mau tinggal di daerah terpencil minim fasilitas?
Termasuk Lentara. Wanita berusia 24 tahun yang sudah setahun ini nekat melamar sebagai copy writer di redaksi sebuah media cetak. Bukan karena ia suka, tetapi terpaksa. Setidaknya ia masih bisa melakukan pekerjaan itu karena hobi menulisnya, meski hobi itu tidak relevan dengan pendidikan Tera--begitu nama panggilannya--di bangku kuliah yang justru mengambil jurusan pendidikan.
"Bagaimana?" Sam terdengar mengulang penawarannya.
Hingga matanya menangkap lengan kanan Tera yang terangkat ke atas sembari menarik ujung kemeja bagian bawahnya. "Ya, Tera. Terima kasih karena sudah sukarela mengikuti program baru kita."
What?! Bola mata Tera melebar. Tunggu, tunggu! Tadi bukannya belum ada yang menawarkan diri untuk ikut dengan Sam? Perempuan dengan rambut sedikit bergelombang di ujungnya mendadak menyadari angkatan tangannya. Astaga, betapa bodohnya ia melakukan hal itu bertepatan dengan penawaran itu mencuat dari bibir Sam. Niatan menarik ujung kemeja karena sesak akibat salah kostum malah tanpa sadar membawanya dalam petaka baru.
Semua bertepuk tangan sebagai penghargaan atas keberanian Tera.
"Baik, kita tutup rapat hari ini. Sekian dan terima kasih," pungkas Sam sembari merapikan buku agenda di meja.
"Ta-tapi ... tapi, Pak--"
"Yak, temui saya di ruangan saya setelah jam makan siang," potong Sam.
"Kamu memang the best, Ter!" Juan menepuk bahu Tera sebelum ia berlalu meninggalkan ruang rapat.
"Uuh, ada yang bakalan liburan sama si Tampan, nih," canda Bela seraya menjawil dagu Tera.
Tera geragapan. Ya, ampun! Bagaimana ceritanya ini? Liputan? Ke daerah-daerah terpencil? Menginap di sana? Hidup beberapa hari tanpa fasilitas memadai? Dan ... bersama Samudra?
Tidak! Batin Tera menjerit. Akan tetapi, siapa pula yang bisa mendengar jeritan batin.
**
====🌻🌻🌻====
Btw, ada yang bisa kasih saran cast Tera sama Sam nggak? Cocoknya pakai siapa? 😁
Tanggal pertama update: 18-08-2019
Republish: 05-12-2024
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top