⿻⃕ 卍Epilog☁︎︎.⋆
Gaes yang kemaren udah baca Chapter sebelumnya baca ulang ya bagian bawah ada tambahan, jadi nanti abis itu baru lanjut ke sini.
卍
"E-mng ...." Gadis bersurai (y/hc) itu sedikit mengerang, ia tidak sadarkan diri sejak semalam.
Baji menyusulnya ke rooftop rumah sakit dan menemukan sepupunya sedang pingsan di sana. Akhirnya setelah semalaman pingsan, gadis itu kembali membuka mata. Tentunya dia tidak lupa dengan perjanjiannya.
"[Name]?" refleks Baji ketika mendapati erangan pelan dari [Name].
Mendengar namanya dipanggil, perlahan matanya mulai terbuka. Ia mengerjapkan mata, menyesuaikan intensitas cahaya yang menusuk retinanya.
"Kei ...," ucap [Name] pelan.
"Syukurlah kau bangun, [Name]," kata Baji disertai senyum kecil di bibirnya.
"Chifuyu ... bagaimana keadaannya?"
"Chifuyu ...." Wajah Baji terlihat sendu, hal itu membuat [Name] diserang cemas atas pikiran buruk tentang Chifuyu.
"Apa? Dia baik-baik saja, kan?!" panik [Name].
"Chi—"
"Baji-kun!" Tiba-tiba Takemichi datang dengan wajah yang sumringah. "Chifuyu sudah bangun!"
Senyum lebar pun terpancar di wajah [Name] dan Baji. Masih sedikit pusing, tapi [Name] tetap memaksakan diri ke ruang rawat Chifuyu.
"[Last Name]-san, kau tidak apa-apa?" tanya Mikey yang melihat [Name] turut kemari bersama Baji dan Takemichi.
"Iya, aku baik. Bagaimana Chifuyu?"
"Dia sedang diperiksa," jawab Draken.
Krek.
Dokter keluar dari ruangan Chifuyu. "Bagaimana keadaannya? Dia sudah sadar? Dia baik-baik saja?" semprot Baji.
"Pasien sudah sadar, kalian boleh menjenguknya, tapi hanya satu atau dua orang saja yang boleh masuk. Mungkin besok atau lusa, baru akan pindah ke kamar rawat biasa. Saya permisi." Sang dokter beranjak dari sana, masih banyak pasien yang harus diurus olehnya.
"Semuanya," panggil [Name]. "Apa aku boleh menemui Chifuyu duluan? Ada yang ingin kubicarkan, sepertinya dia ... akan banyak protes padaku." Senyum kecil terukir di bibirnya, ia mengingat kejadian semalam.
Semuanya setuju dan mengizinkan [Name] yang pertama menemui Chifuyu.
Ia melangkah pelan menuju ranjang tempat Chifuyu berbaring. "Chifuyu-Kun," panggil [Name] lembut.
"[Name]?!" Chifuyu sedikit terkejut, refleks ia berusaha bangun dan duduk, namun tidak bisa, tubuhnya masih lemah setelah koma lebih dari 1 bulan.
"Jangan banyak bergerak dulu, Chifuyu," kata [Name]. Sekarang ia sudah berdiri di samping ranjang Chifuyu.
"Kenapa kau melakukan itu, [Name]? Sudah kubilang tidak usah ...," lirih Chifuyu.
"Bukan hanya aku, tapi ibumu, Kei-Kun, Kazutora-san, dan teman-teman yang lainnya juga mungkin akan melakukan hal yang sama, Chifuyu."
"Tapi usiamu ... jadi berkurang karena aku ...."
"Tidak apa-apa, Chifuyu. Mungkin nanti kita jadi mati bersama, ahahaha!" [Name] tertawa kecil. Terdengar konyol, tapi memang itu yang terlintas di pikirannya sekarang.
Mereka berbagi usia. Lebih tepatnya [Name] yang membagi setengah usianya ke Chifuyu.
Flashback
"Ada satu cara."
Seketika [Name] dan Chifuyu langsung menatap sang malaikat penuh harap, siapa tau ini bisa menjadi penyelesaian masalah mereka.
"Katakan padaku!" pinta [Name].
"Berbagi usia. Kau yang masih hidup masih memiliki usia, kau bisa membagi setengah usiamu padanya, tapi jika itu kau lakukan, tentu kau akan lebih cepat mati," jelas sang Malaikat.
"Berbagi usia?" [Name] mengulangi pernyataan malaikat barusan, yang katanya bisa membuat Chifuyu hidup tapi akan membuat dirinya lebih cepat mati. Apa ia harus melakukannya?
"Tidak apa, [Name], aku—"
"Apa ada syarat tertentu untuk melakukannya?" [Name] memotong ucapan Chifuyu.
"Apa?! [Name]!" Chifuyu tidak terima, ia tidak mau [Name] berkorban untuknya. Apalagi ini soal usia.
"Tidak ada syarat khusus lainnya, hanya ada konsekuensi, kalian akan jadi lebih cepat lelah. Entahlah, cara ini memang ada, tapi belum pernah ada yang melakukannya."
"Belum pernah ... ada yang melakukannya?" [Name] berpikir sejenak. Ia tidak tahu apa akibatnya jika ia berbagi usia dengan Chifuyu. Entah akan jaid lebih baik atau malah semakin buruk.
"Jangan lakukan, [Name]!" pekik Chifuyu.
"Akan kulakukan!"
"Apa?! [Name], apa yang katakan? Batalkan itu! Aku tidak mau—"
"Aku ingin melakukannya, Chifuyu!" [Name] membantah.
"Tapi, [Name] ... kau akan ... usiamu ...."
"Tidak apa-apa, Chifuyu. Aku akan baik-baik saja dan kau juga akan baik-baik saja. Percayalah semuanya akan baik-baik saja."
Chifuyu terus menolak, tapi [Name] pun tetap keras kepala. Akhirnya sang malaikat mengabulkan permintaan si kepala batu.
Falshback End
卍
Seminggu setelahnya Chifuyu baru diizinkan pulang dan tiga hari kemudian ia baru diizinkan kembali beraktivitas ke sekolah. Hari ini adalah hari pertamanya ke sekolah bersama [Name].
"[Name]," panggil Chifuyu tiba-tiba, padahal dari tadi hanya ada keheningan.
"Apa?" tanya [Name] sembari menoleh.
"Arigatou ... jika bukan karenamu, aku ... tidak mungkin bisa berdiri di sini sekarang ...." Nada bicaranya agak lirih. Sebenarnya Chifuyu masih kepikiran atas apa yang telah [Name] lakukan untuknya. Ia benar-benar merasa bersyukur, tapi juga merasa tidak enak karena telah membuat usia gadis itu berkurang.
"Kau ini, masih saja membahas itu," ucap [Name] enteng.
Chifuyu berhenti melangkah, lalu melirik perempuan di sebelahnya yang ini juga ikut berhenti karena teman jalannya berhenti.
"[Name]!" panggil ya agak keras. "Kenapa kau seperti tidak peduli sama sekali akan usiamu? Kau—"
"Chifuyu." [Name] memotong ucapan Chifuyu, dengan meletakkan jari telunjuknya tepat di depan bibir si pirang, lalu tersenyum.
"Jangan bahas itu, oke? Anggap yang kemarin tidak pernah terjadi. Aku tidak mau kau merasa tidak enak padaku. Aku ingin mengobrol denganmu seutuhnya, seperti orang-orang pada umumnya, aku—"
"[Name]." Tiba-tiba Chifuyu mendekap [Name], membuat gadis itu sedikit terkejut, lalu melepasnya lagi, dna menatap si surai (y/hc) dengan lekat.
"[Name]!" panggilnya lagi.
"A-ada apa, Chifuyu?" tanya [Name].
Chifuyu masih menatap lekat. "A-aku ... aku ...."
"Ya? Kau apa, Chifuyu? Masih pusing? Ads yang sakit? Mau pulang? Atau apa?" tanya [Name] khawatir.
Hap.
Chifuyu sedikit mencengkeram kedua pundak [Name] dan masih menatap gadis itu dengan serius.
"Bolehkah aku menyukaimu, [FULL Name]?!" ucapnya lantang yang membuat pipi gadis itu bersemi merah. Ah, tapi dirinya sendiri sedikit merona karena malu.
"K-kenapa kau b-bertanya begitu, Chifuyu?" tanya [Name] gugup.
"Karena aku menyukaimu, [Full Name]!" jawab Chifuyu lantang yang masih dengan wajah memerah dan ya tentu saja sekarang wajah mereka sama-sama seperti tomat.
"B-benarkah?" tanya [Name] memastikan yang dijawab anggukan mantap oleh si pirang.
"Apa jawabanmu, [Name]?"
"J-jawaban apa? Kau bahkan tidak bertanya apa pun padaku." [Name] masih sedikit gugup.
"A-ah, iya juga." Chifuyu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sambil mengalihkan pandangannya dari [Name]. Tidak lama ia kembali menatap gadis di depannya.
"Baiklah aku akan bertanya! Apa kau menyukaiku, [Full Name]?"
Lagi. Wajah [Name] semakin merah bahkan sampai ke telinga, lalu ia mengangguk pelan sebagai jawaban dari pertanyaan Chifuyu.
"Aku tidak bisa mendengar jawabanmu, [Name]. Katakan padaku, apa kau menyukaiku?"
Gadis itu mengangguk lagi. Entah kenapa rasanya aga sulit mengeluarkan suara.
"[Name]?"
"Aku juga menyukaimu, Chifuyu." Akhirnya ia bisa menjawab. Chifuyu langsung menyambarnya, berhambur peluk di tengah jalan. Apa ada yang lihat? Entahlah, sepertinya iya, tapi biarlah.
Chifuyu merenggangkan pelukannya, lalu menggandeng tangan [Name]. "Ayo kita berangkat, pacarku!" ajak Chifuyu.
"H-HEE?! P-p-pacar?! S-sejak kapan kita pacaran?!" tanya [Name] gugup.
Chifuyu terkekeh, kemudian menjawab, "Aku kan menyukaimu, kau juga menyukaiku. Jadi kenapa tidak pacaran? Ayo, [Name]!"
Mereka melanjutkan perjalanan ke sekolah, dengan ... status hubungan yang baru. Semoga hubungan kalian indsh selalu, ya.
Oh, bagaimana dengan perjanjian itu? Ya tentu saja itu tetap berjalan. Mungkin kalian akan mati bersama nanti. Entahlah, hanya Tuhan yang tahu. Bahkan dewa dan malaikat pun tidak tahu, mereka hanya menjalankan tugas yang diberikan Kami-sama.
Selesai.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top