Twenty Seven.
Romeo – Juliet 2205.
Katanya Romeo dan Juliet itu pasangan paling romantis sejagad raya, ya? Walau akhirnya memiliki kisah yang tragis, namun sebagian besar manusia tetap menganggap mereka berdua adalah pasangan romantis yang mati bersama dalam cinta.
Namun sosok Romeo dan Juliet pada tahun 2205 merupakan sesuatu yang berbeda. Jangan sekali-kali kalian harapkan apa itu yang disebut dengan sebuah keromantisan yang datang dari sosok kesatria albino—Tsurumaru Kuninaga dan kau sendiri sebagai tuannya—yang sering membuat kejutan di sekitar benteng. 'Atas nama Kerusuhan' seperti itu biasanya.
Julukan Romeo dan Juliet itu sendiri datang dari penghuni benteng sebab majalah dan hal-hal lain yang menurut para kesatria itu sangat cocok untuk mencerminkan kalian berdua dalam abad itu.
Dan bagaimana jadinya kalau dua orang perusuh terbaik dalam benteng, terpisah dalam dua tim dan berusaha meraih kemenangan bahkan dengan cara ajaib sekalipun?
"Peraturan pertama!!" Pekikmu pada sebelas orang kesatria yang memberi atensinya untuk seorang gadis muda, "Tetap hati-hati, ya. Ini salju dan licin. Anak-anak pelan-pelan saja larinya. Yang dewasa juga harus hati-hati. Yang kedua, jangan pedulikan kedudukanku. Kalau tim musuh dariku melihat aku, lemparkan saja bola salju kalian. Ingat ini permainan, jadi aku juga tetap sebagai pemain yang menjadi target. Yang ketiga, tim yang bertahan akan menjadi pemenang. Dan yang terakhir, bagi siapapun yang melihat Tsurumaru Kuninaga, itu boleh melempar bola saljunya kuat-kuat."
"IH KOK PERATURANNYA GITU!?"
"Biar saja," Tukasmu, "Tim terbagi menjadi dua. Tim Hore, dan Tim Hip Hip. Yang dapat merah jambu itu Hip-Hip, ya. Kalau merah pekat itu tim Hore. Silakan pilih!!"
Undian pun dilakukan dalam hutan yang letaknya tidak jauh dari benteng.
Kau sebagai ketua dari tim Hore, mendapatkan sejumlah anak buah yang menarik. Di antaranya Taikogane Sadamune, Aizen Kunitoshi, Urashima Kotetsu, Yamanbagiri Chougi, dan Otegine.
Lalu Tsurumaru Kuninaga sebagai otak dari tim Hip Hip pun mendapat tim yang cukup mengejutkan untuknya. Ada Shinano Toushirou, Gotou Toushirou, Namazuo Toushiro, Shishio, dan Shizuka Naginata.
Untuk Shizuka dan Otegine, mereka bermain karena ingin membuktikan siapa yang paling tangguh. Apakah yari? Atau naginata.
Kedua tim berpencar, dan menyusun strategi masing-masing di balik benteng salju yang telah dibuat sehari sebelum pertandingan ini dimulai.
Iris ruby milikmu menatap tim satu persatu. Yang paling bersemangat adalah Aizen Kunitoshi. Hingga hembusan napasnya saja sudah terdengar berapi-api saat kau masih menggambar denah untuk memperjelas aba-abamu,
"FESTIVAL FESTIVAL!!" seberkas cahaya matahari menyinari wajahnya di balik benteng salju yang telah kau buat satu hari sebelumnya. Dengan sebantang ranting sebagai alat penunjuk dan kelereng untuk titik-titik perkiraan melumpuhkan tim musuh, kau memandang yakin pada timmu,
"Memangnya ada festival musim dingin?" Otegine bertanya dengan tampang watadosnya.
"Aizen kan 24/7 festival terus." Balas Urashima.
"Semangat itu. Bagus Aizen!!" Pujimu pada si tantou, "Oke, jadi, seperti yang aku jelaskan sebelumnya. Incar siapa saja yang menurut kalian berbahaya. Tetap bersembunyi, atau mengalihkan perhatian sampai rencana kita berhasil. Di sana itu ada Tsurumaru. Dia satu juta kali lebih berbahaya daripada aku!"
"Aruji merupakan gadis muda yang lima juta kali lebih usil daripada aku!!" sementara pada benteng lain, Tsurumaru menyusun strategi untuk timnya. "Kalau ada yang menjatuhkan Aruji lebih dulu, itu malah lebih bagus."
"Terdengar jahat. Tapi okelah!!" balas Namazuo,
"Aruji lho itu!!" ini Shishio yang normal, "Tapi boleh lah!"
Iris emas dari Tsurumaru pun membentuk binar baru. Ia berpikir bahwa timnya akan memenangkan pertarungan ini walau hingga titik darah penghabisan, pasti timnya akan menang.
"Tim Hip-Hip!!"
"Tim Hore!!"
Begitu seruan yang terdengar dari dua benteng yang berbeda sebelum pertarungan benar-benar dimulai.
Salju turun dengan gencar sejak dua hari lalu. Memberi warna putih pada bentala sejauh mata memandang. Irismu mencari sekeliling dari tapakan kaki yang meninggalkan jejak sedalam empat centi meter. Cahaya matahari pun kembali hilang ditelan oleh gumpalawan awan abu-abu. Di belakang punggung Chougi, kau berhenti saat si kesatria menarikmu untuk ikut bersembunyi dibalik pohon besar.
Iris birunya tidak mengalihkan perhatian dari sesuatu yang berada di seberangnya. Satu tangannya masih menahanmu agar tidak bergerak satu mili pun dari titik berpijak,
"Gotou kun dan Shishio san?" bisikmu saat sedikit mengintip dari punggung kokohnya. Chougi mengangguk.
"Pergilah pelan-pelan, Aruji!" pintanya, "Biar aku yang menangani ini."
Chougi merunduk dan membuat beberapa amunisi dari salju yang menjadi pijakannya. Kau bertolak pinggang memperhatikan tangan yang dilapisi rajutan buatanmu itu ternyata begitu cocok dikenakan olehnya,
"Butuh waktu untukku berbulan-bulan menyelesaikan pakaian musim dingin kalian." Ucapmu tiba-tiba. Chougi tertawa kecil, "Untuk itu, kami berterima kasih. Kami semua adalah pedang yang cukup beruntung mempunyai tuan sepertimu. Pergilah!"
Kau memberikan anggukan. Baru saja kau hendak melangkah, satu bola salju melewati telingamu dan jatuh membentur pohon yang tidak jauh dari tempatmu mematung.
"JENDERAL!! ITU JENDERAL! DAN YAMANBAGIRI CHOUGI!!" seru Gotou yang tidak berhenti melemparkan bola saljunya.
"TIDAK AKAN KUBIARKAN!!" balas Shishio,
"BAH!" pekik Chougi setelah melemparkan balasan, "KONYOL SEKALI KALAU AKU KALAH DARI KALIAN!!" ucapnya setelah berhasil menghindar dari bola salju yang dilempar oleh Shihsio.
"Lari, Aruji!!!! Lari!!" titah Chougi mantap setelah menjatuhkan Gotou dan membuat Shishio terpojok.
Sayangnya, keawasan Chougi sendiri lengah saat memastikan tuan gadisnya menjauh dari arena pertempuran yang mulai serius. Manakala ia berbalik dan hendak mengejar lawan yang tersisa, entah dari arah mana tahu-tahu Tsurumaru dengan kacamata hitam "LOOK"-nya telah berdiri di belakangnya. Belum sempat Chougi menghindar, Tsurumaru sudah menghantam perut Chougi dengan kepalan besar bola salju yang dipegangnya.
Singkat kata, Chougi gugur dan terbaring di atas salju.
"Terkejut?" ucap Tachi.
"Tidak akan kubiarkan......" erang Uchigatana pada saat-saat terakhirnya.
"Kau sudah kalah." Balas Tsurumaru dengan serius sembari berjalan melewati Chougi begitu saja.
Tidak ada yang tahu jika Sada mengamati pergerakan tim musuh dari pohon yang cukup tinggi. Ia bisa melihat kalau rekannya sesama Date itu tengah mengamati kiri kanan dengan dengan seksama. Namun saat itu juga, ia berbalik dan melempar tepat ke arah Taikogane yang berhasil menghindar.
"SADA BOU!!"
"LAH- TSURU SAN!! GAWAT!"
Beruntungnya Sada cukup lincah. Ia menghindari serangan Trusumaru sembari menjauh dengan bergelantungan pindah dari ranting satu ke ranting lainnya.
"Kenapa kau malah akrobat!?" sang tachi sampai berdecak-decak melihatnya.
"Karena aku ini multitalenta!!" tanggap si tantou.
Berbeda dengan saudaranya—Monoyoshi Sadamune—yang selalu beruntung dan membawa keberuntungan, kali ini keberuntungan tidak berpihak pada Taikogane Sadamune. Ia terpeleset dengan perkiraan yang kurang matang untuk berpindah pada dahan lain. Menggunakan telapak tangan untuk meminimalisir benturan tubuhnya dengan salju, begitu hendak menyerang Tsurumaru, ternyata sang tachi sudah tidak ada lagi di sekitarnya.
"Kok hilang?"
"Ooooi, Taikogane!!"
Si tantou mendengar sayup lain yang mendekatinya.
"Aizen!! Apa yang kau lakukan?"
"Menyusulmu." Kata si merah, "Aku tadi sempat lihat Tsurumaru. Kok tidak ada?"
"Nah itu!" balas si biru, "Tadi Tsuru san menyerangku. Saat aku hendak serang balik, malah hilang."
Keliru.
Tsurumaru masih di sana. Si bangau merunduk dengan perut sebagai alas dibalik semak-semak rindang yang cukup lebat sampai bisa menyembunyikan tubuh tingginya. Suara dari Sada maupun Aizen tidak lagi terdengar. Mengintip dari semak dan memastikan bahwa tidak ada tanda-tanda dari tim musuh, Tsurumaru bernapas lega.
"Shishio!! Aku harus segera bergabung dengannya!!"
**
"Keluarlah, Aruji!!"
Tanpa diduga, ternyata Shishio-lah yang menemukan tuan perempuannya lebih dulu. Bersembunyi dari amunisi yang membabibuta di balik pohon, kau sendiri bingung dibuat bingung. Sebenarnya kecepatan tangan Shishio itu terbuat dari apa hingga kau sama sekali tak diberi waktu untuk menyerang balik. Detik demi detik memikirkan hal tersebut, serangan beruntun yang menyerangmu sudah mereda. Dengan kecepatan cahaya, kau melemparkan bola saljumu segenap jiwa raga pada Tachi yang menyerangmu tadi.
"TUNGGU—TUNGGU!!"
Bunyi kepalan salju bertemu wajah telah terdengar. Shishio gugur di tangan tuannya sendiri.
"YAHAHAHAHA!! HEBAT KAN AKU!!" katamu merayakan kemenanganmu sendiri dekat dengan tubuh Shihsio yang tergeletak.
"Oya, kau melupakanku, Aruji."
Suara berat itu membuatmu merinding. Sosok hitam legamnya sudah berdiri di belakangmu dan siap menghantam wajahmu dengan bola salju di tangannya.
Namun sebelum itu terjadi, Otegine telah melempar tiga bola salju berturut-turut yang berhasil dihindari oleh Shizuka. Tubuh ramping si naginata itu memang memberikannya keuntungan walau badannya tergolong cukup besar.
Dengan cekatan, Otegine langsung membawa tuannya pergi seperti mengangkat karung berisi kentang. Dengan jurus seribu langkah, kau berhasil diamankan oleh Yari dari timmu.
"SUMPAH!! Aku gak sadar ada Shizuka san tadi!!"
"Itulah. Malah menari-nari!" balas si Yari. "Aizen gugur."
"KARTU AS-KU GUGUR!?"
"Shhh!!" Otegine membekap mulut tuannya dengan tangannya yang besar, "Dia mengubur diri lalu menjebak Namazuo. Tahu-tahu, dua-duanya sudah gugur."
"Kok bisa?"
"Hehe," kata Otegine yang menggaruk pipinya yang tidak gatal, "Gara-gara aku sih. Tadinya aku mau tolong Aizen kan, tau-tau si Naginata yang sudah mengincarku sejak awal permainan, menyerang Aizen sebagai peringatan untukku. Aku lengah dan Aizen gugur."
Mendengar cerita luar biasa dari Otegine membuatmu kehabisan kata-kata. Irismu terpaku padanya dengan bibir yang tidak menutup rapat,
"Oke oke. Berarti tim hore sisa—
Belum sempat kau melanjutkan kalimatmu, suara jeritan histeris datang dari sisi lain. Kau mengenal suara itu. Itu suara Urashima! Kau langsung berdiri dan mengampiri sumber suara. Dan benar, yang terbaring di sana adalah Urashima yang sudah tidak berdaya.
"ANAKKU!!" katamu spontan saat sedikit berseluncur sebelum memangku kepalanya di atas pahamu, "Urashima!! Urashima bangun, nak!!" katamu mendramatisir. Membawa tangannya pada pipimu sebelum iris hijaunya memandangmu lemah,
"Aruji..." bisiknya, "Ts-Tsurumaru san... Hati-hati, Aruji."
Begitu kalimat terakhirnya sebelum benar-benar gugur. Dengan tangis palsu, kau menyerukan namanya. Otegine menguatkan sang tuan dengan mengajaknya berdiri dan meninggalkan Urashima yang terbaring.
"Kau harus bergabung dengan Taikogane, Aruji!!" ucap Otegine mantap.
Permata merah milikmu mendelik sesaat manakala mendapat kain hitam di balik pohon yang cukup besar. Kau menoleh pada Otegine. Sang yari lalu mengangguk dan memastikanmu menjauhi tempat yang akan menjadi medan pertempuran sengit untuk Naginata dan Yari.
"Mari selesaikan dengan cara kita, Naginata!!" kata Otegine semangat.
Yang ditantang akhirnya keluar dari persembunyiannya. Menyeringai hingga kedua taringnya terlihat begitu jelas sampai kedua kakinya meluncur mengindahkan serangan yang datang dari Otegine,
"Kita lihat, siapa yang terbaik di antara Yari atau Naginata!!"
**
Menyusuri jalan setapak demi setapak mendaki bukit rendah, membuatmu tidak hilang semangat untuk menemui Taikogane sebagai satu-satunya timmu yang tersisa untuk memburu Tsurumaru Kuninaga yang diuntungkan dengan keadaan serba putih seperti ini.
"Uuu!! Harusnya kurajutkan warna biru langit saja deh untuknya!!" gerutumu sendirian saat menaiki bukit.
Sayang seribu sayang. Tsurumaru yang saat ini tak ada ubahnya seperti penampakan itu sudah mengamatimu dari pohon tempatnya berdiri. Saat kau tepat berada di bawah pohonnya, tanpa aba-aba, sang bangau melompat begitu saja dan menahan pergerakan sang tuan,
"HA!! Mau kemana, Juliet?"
Posisinya ambigu. Seperti yukadon.
Kau baru sadar kalau yang menahanmu ini adalah sosok jahil yang kerap kali mengajakmu melakukan hal-hal mengesankan di benteng. Batu ruby milikmu terbelalak, namun kau mencoba untuk tetap tenang. Jujur, sulit menahan tawa saat sosok Tachi itu masih menggunakan kacamata hitammnya,
"Tunggu Romeo!!" katamu menimpali dengan anehnya, "Jangan senang dulu! Kau tahu, aku ini penuh kejutan!"
Keheningan menjawab dengan kepakan dari burung hantu yang melintas. Tsurumaru membuka kacamatanya,
"Iya sih. Ah! Tapi aku tidak akan tertipu dengan ucapanmu kali ini. Haaaa—
"Aku bermimpi kau menciumku."
Tangan yang hendak digunakan untuk menghantam wajah sang tuan dengan bola saljunya itu akhirnya turun. Irisnya membulat,
"Oh—aku bisa membuatnya jadi nyata untuk sekarang!! Katakan padaku, aku menciummu di kening, pipi, atau bibir?"
Dalam hati, kau menyeringai. Tubuhnya mulai lemas dengan sebuah karangan tiba-tiba yang terlintas di dalam kepalamu.
"Dalam mimpi!!" katamu setelah membalikkan posisi sang Tachi,
"SADA!! GELINDINGKAN BOLA SALJUNYA!!"
Gir dalam otak Tsurumaru berhenti berputar. Keadaan telah terbalik! Dan tuannya telah menyerukan sesuatu yang akan menjadi kekalahannya,
"TUNGGU, SADA—
"TERIMA INI, TSURU SAN!!"
Leisure
"Ahahaha. Kemarilah. Makan takoyaki dan minumlah teh hijau hangat ini." Kata Shokudaikiri Mitsusada yang telah menyiapkan dua kudapan yang masih panas. Terlihat di atasnya masih ada kepulan asap putih.
"Bagaimana? Siapa yang menang?" tanya Kasen Kanesada.
"Tim hore dong!! Hebat!!" katamu berbangga.
Sisanya yang mendengar pun tertawa,
"Bahkan sampai Tsurumaru pun tidak bisa mengalahkan Aruji, ya? Memang benar-benar tuan kita."
"Huf—Panas-panas!!" katamu yang menyantap takoyaki,
"Makanya hati-hati." Kata si bangau.
Dengan baik hatinya, ia meniup-niup satu takoyaki pada sebuah tusuk gigi sebelum di sodorkan ke arahmu. Baru kau ingin menyuapnya, namun itu semua hanyalah tipuan.
Tsurumaru memakan takoyaki tersebut, dan membuat perempatan di kepalamu terbentuk,
"KEMARI KAU, BANGAU!!"
"WAAA!! AKU DIKEJAR PEMBURU!!"
Tim Hore maupun tim Hip Hip kembali tertawa.
Di bawah langit kelabu musim dingin, ini adalah musim dingin yang paling menarik yang mereka rasakan.
date of Update : May 14, 2022,
by : aoiLilac.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top