Chapter 36
Jangan lupa Vote & Comment ya!
Thank You🐺
.
.
.
.
BBBRRAAAAKKKK
.
Gulf mendobrak pintu gudang cukup kuat, setelahnya melangkah masuk dengan angkuh, diikuti Win, Sean, serta anak buah yang ia bawa berjumlah 20 orang.
Ke-3 pria yang menahan tubuh Miu terkejut dan reflek melepas pegangannya pada Miu lalu menengok ke belakang, sedangkan pria yang menindih Miu, membeku pada posisinya. Melihat kekasihnya ditindih pria lain, membuat emosi Gulf meledak dan tak terkontrol lagi.
"BAJINGAN!!" Melangkah maju dengan cepat dan langsung melayangkan bogem mentah ke wajah pria tersebut. Sedangkan ke-3 pria lain sedang dihajar habis-habisan oleh Win, Sean dan anak buah Gulf yang lainnya. Gulf terus menghajar wajah pria tersebut sampai berdarah-darah dan tak terbentuk lagi hingga sekarat.
Di sisi lain, Miu yang masih terikat kedua tangan dan kakinya, berusaha menuju sudut ruangan dengan melompat-lompat dan duduk di sudut, menempelkan tubuhnya ke dinding ruangan yang kotor dan dingin, ditemani perasaan takut, kecewa, dan marah.
Setelah puas memberi pelajaran, Gulf melirik semua penculik Miu sudah terkapar tak berdaya. "Bereskan semuanya tanpa ada yang tersisa!"
"Baik, Bos" Menunduk hormat dan segera menjalankan perintah.
Gulf langsung berlari ke arah Miu. "Sayang,, kau tak apa?" Dengan cepat melepas tali di tangan dan kaki Miu dengan kekuatannya.
Saat tangan Gulf mencoba untuk menyentuh wajah, Miu langsung menepis tangannya dengan kasar. "PERGI DARI HADAPANKU, BRENGSEKK!" Berteriak lantang.
Terkejut. "Sayang,, ini aku, Gulf Kanawut"
"PERGI!! HIKSS,, DAN JANGAN PERNAH MUNCUL LAGI DIHADAPANKU, KAU BAJINGAN,, PENIPU!! HIKKKKSSS"
Meraih kedua lengan tangan Miu. "MIU!" Sedikit meninggikan suaranya.
"Sadarlah, sayang. Ini aku, Gulf. Apa maksudmu? Penipu?" Bingung.
Menatap Gulf tajam lalu bangkit berdiri. Berjalan kearah benda yang diberikan penculik padanya lalu melemparnya ke hadapan Gulf. "JELASKAN!"
Gulf melihat namanya & May tertera di benda tersebut lalu menatap Miu dengan tatapan datar. "Darimana kau dapatkan ini?"
"APA ITU PENTING?" Menatap Gulf tajam dan tangisannya semakin histeris.
"JELASKAN PADAKU TANPA ADA YANG TERLEWAT, GULF KANAWUT" Rahang Gulf mengeras.
Gulf tahu saat seperti ini pasti akan terjadi, tapi ia tak pernah mengira akan secepat ini. Dia belum mempersiapkan rencananya sampai 100%, otomatis ia belum bisa memberitahu Miu semuanya.
Diam nya Gulf, membuat Miu yakin bahwa Gulf menyembunyikan sesuatu darinya.
"Kau bahkan tak mencoba untuk setidaknya mengelak, Gulf" Menatap Gulf dengan tatapan kecewa. Melirik ke arah Win dan Sean yang berdiri di belakang Gulf.
"Kalian juga tahu soal ini?" Menunduk lesu lalu sama - sama mengangguk. Mengadahkan wajahnya keatas sebentar sambil menutup mata, menelan kekecewaan, lalu kembali menatap Gulf yang terus menundukkan kepala di hadapannya.
"AKU KECEWA" Menekankan kata-katanya. Menahan emosinya dengan menggertakkan gigi sambil menatap Win dan Sean bergantian. "Terutama kalian! Padahal kalian adalah orang yang paling dekat denganku, saking dekatnya bahkan mengalahkan setipis urat nadiku, tapi kenapa??! KENAPA AKU HARUS TAU SEMUA KENYATAAN INI DARI ORANG LAIN?! JAWAB AKU" Melirik Sean dan Win bergantian.
"AKU MERASA SANGAT BODOH. TANPA KU KETAHUI, MASUK SEBAGAI PIHAK KE-3 DAN HAMPIR MERUSAK PERNIKAHAN ORANG" Air matanya terus mengalir deras tanpa bisa dikontrol lagi. Mengancing kemejanya asal dan mulai melangkah pergi mendahului mereka.
Gulf langsung menahan lengan tangan Miu. "Sayang,, tolong, dengarkan aku dulu"
Menarik tangannya kasar hingga pegangan tangan Gulf padanya terlepas. Menjawab tanpa melirik ke arah Gulf. "Aku mohon. Lupakan saja keberadaanku. Berbahagialah dengan calon istrimu. Anggap saja aku sudah mati"
Gulf sangat shock dengan penuturan Miu, langsung menarik Miu dengan kasar dan memeluknya erat, membuat Miu sangat terkejut. "MIU SUPPASIT!! APA YANG KAU KATAKAN BARUSAN, HAH?!" Meninggikan suaranya. Miu menangis histeris sambil terus memberontak, mendorong-dorong dada Gulf agar menjauh darinya.
"TOLONG,, DENGARKAN AKU,, HIKKSSS,,, PERNIKAHAN ITU,, TIDAK BENAR-BENAR TERJADI, SAYANG. TOLONG,, PERCAYA PADAKU,, HIKKKSSSSS" Mempererat pelukannya.
Deg
Terdiam. Menatap Gulf penuh tanda tanya. "Apa maksudmu?"
"Pernikahan ini, hanya ajang untukku balas dendam padanya, Miu. Karena wanita ini---" Menahan amarah lalu mengepalkan tangannya.
"--- wanita ini telah berani mengancamku akan menarik semua sahamnya dan membuat perusahaan ayahku bangkrut bila aku tidak menikah dengannya"
Miu hanya mendengarkan Gulf dalam diam sambil berpikir.
Menggenggam kedua tangan Miu sambil menatap manik indahnya lekat-lekat. "Sebenarnya aku tidak takut sama sekali akan ancamannya. Hanya saja, aku tidak suka dengan caranya yang berani mengancamku seperti itu! Aku juga tidak pernah mencintainya, sayang. Karena yang aku cintai satu-satunya didunia ini hanya kamu" Menangkap wajah manis Miu.
"Aku sungguh- sungguh mengatakan semuanya. Hikss---aku sudah bilang padamu bukan, kalau aku sungguh tidak mau mengecewakanmu di kehidupan ini, jadi tolong, percaya padaku" Miu menatap mata Gulf dan tidak menemukan kebohongan disana. Tangannya menangkap wajah Gulf lalu mengusap air matanya dengan ibu jari. Gulf menutup mata, merasakan sentuhan hangat sang kekasih di wajahnya. Menatap wajah Miu intents dan menangkap sedikit keraguan darinya disana.
"Kalau aku terbukti main di belakang dan mengecewakanmu atau membohongimu---" Mengambil pistol di balik jas lalu menaruhnya di tangan Miu dengan memposisikan jari telunjuk Miu di pelatuk dan ujung pistol menghadap dada Gulf.
"---- kau bisa membunuhku di saat itu juga"
Miu yang terkejut, langsung membuang pistol tersebut ke lantai. "APA YANG KAU LAKUKAN, GULF?!" Menatap marah.
Kembali mendekati Miu. Menggenggam kedua tangan Miu sambil menatap manik indahnya. "Kalau kamu masih tidak percaya padaku, kamu bisa tanyakan pada Win, Sean, Bright, bahkan Mild. Hikss,, aku sungguh tidak berniat untuk membohongi apalagi mengecewakanmu, sayang" Menghapus air mata di manik indah Miu yang sudah tampak merah dan lelah karena sedari tadi terus menangis.
"Maaf" Memeluk sambil menyembunyikan wajahnya di dada bidang Gulf. Tangannya mulai mengusap punggung Gulf dengan lembut.
"Aku akan coba mempercayaimu sekali lagi. Tolong, jangan rusak kepercayaanku" Mengusap air matanya kasar.
"Setelah ini, jelaskan padaku semuanya tanpa terkecuali. Boleh?"
Melepas pelukannya lalu menatap mata Miu. "Kenapa tidak?" Tersenyum.
"Kamu berhak tahu tentang semua yang terjadi padaku dan sebaliknya, sayang"
CUP
Mengecup kening Miu dengan tulus. Kembali manatap manik indah Miu. "Jadi,,, apa aku,, dimaafkan sekarang?"
Menatap Gulf sebentar lalu mengangguk pelan. Gulf yang senang, langsung memeluk Miu kembali dengan erat. "Terima kasih. I Love You"
Deg
Mendorong sedikit dada Gulf karena malu dengan kalimat yang diucapkan padanya. "Au? Kenapa aku di dorong?" Cemberut.
"Jangan katakan kalimat itu. Membuatku merinding saja" Mengusap bulu kudunya yang berdiri.
Win dan Sean mendekati Miu lalu sama-sama memeluknya. "Miu, kami minta maaf. Kami tidak bermaksud menyembunyikan soal pernikahan Gulf dan May darimu. Kami juga tidak pernah berpikir untuk coba-coba membohongimu. Maafkan aku dan Sean, ya" Mengeluarkan puppy eyes agar Miu memaafkannya.
Miu mengehela nafas sambil menutup mata dan di buka nya kembali. "Baiklah. Aku maafkan kalian. Tapi tidak untuk lain kali" Menatap Win tajam.
Tersenyum lalu mengangguk. "Nah,, gitu dong. Ini baru Miu yang kami kenal. Ututututu,, maacih" Mencubit gemas kedua pipi tembem Miu, membuat Miu amat kesal.
"Jangan dicubit, Win! Ini aset berhargaku!" Menatap Win tajam lalu mengusap pipi tembem Miu dengan lembut. Mereka pun sama-sama meninggalkan gudang tersebut menuju mension Gulf.
Mobil Gulf berhenti di halaman Mansion nya yang sangat luas. "Kok ke sini?" Bingung sambil melirik keluar kaca mobil.
"Au?! Memang kenapa?" Menaikkan sebelah alisnya.
Melirik Gulf. "Apa maksudmu kenapa? Kan aku tidak tinggal disini. Kau tidak mengantarku kembali ke kedai Sean?"
Menautkan alisnya. "Untuk apa kamu kembali kesana? Kamu kan akan jadi istriku sebentar lagi. Jadi mulai hari ini, kamu tinggal disini, sayang"
CUP
Mengecup pipi tembem Miu dengan gemas, membuat semburat merah langsung muncul di wajah Miu. "Au! Wajahmu merah, hihihi, imut"
CUP
CUP
CUP
Mengecup seluruh wajah Miu .
.
TOK TOK TOK
.
Miu dan Gulf langsung melirik ke arah suara lalu shock, wajah Bright sudah menempel di kaca mobil tempat duduk Miu.
"Sampai kapan kalian memadu kasih didalam, hah? Cepat keluar! Mobilnya mau aku pakai buat kencan sama Win" Berlalu dengan kesal.
Melirik Miu sambil tersenyum. "Jangan buka pintu dulu, tunggu" Cepat-cepat melepas seat beltnya dan berlalu menuju pintu Miu. Membuka pintu Miu serta seat belt yang Miu pakai dengan jarak wajah yang sangat dekat.
CUP
Mengecup bibir manis Miu. "Silahkan turun, istriku" Menunduk hormat.
"Jangan gitu, ihh. Malu" Menunduk, tak berani melirik ke arah Bright dan Win yang sedari tadi berada tak jauh dari mobil Gulf.
Menaruh tangan di pinggang ramping Miu. "Ayo masuk" Miu ikut kemana Gulf membawanya.
Setelah sampai di kamar, Gulf langsung masuk ke kamar mandi.
Miu mengganti kemeja dengan yang sudah Gulf siapkan untuknya lalu berbaring di ranjang sembari menunggu Gulf mandi.
Karena kelelahan, 2 menit setelahnya, Miu langsung tertidur pulas. Gulf yang baru keluar dari kamar mandi menatap tak percaya kekasih manisnya itu. Naik ke atas ranjang lalu mengukung tubuh Miu.
"Sayang. Bangun. Mandi dulu baru tidur" Mencubit pipi gemas kekasihnya.
"Nggh,, ntr ajahhhhooaaamm" Menguap lebar lalu kembali tidur.
"Sayang"
CUP
Mengecup pipi gemas Miu lalu menaikkan sudut bibirnya. "Kamu mau bangun sendiri atau aku yang bangunin, hm?"
",,,,,,,,,,"
Melihat Miu tak bergeming sedikitpun, Gulf berniat untuk mengerjai kekasih manisnya itu. Mulai mengecup kedua pipi bakpao Miu, hidung mancungnya, kening, serta bibir manis yang sedikit terbuka itu.
CCCUUPPP
Langsung memasukkan lidahnya yang panjang kedalam mulut Miu, satu tangannya langsung menahan kedua tangan Miu diatas kepala, membuat tidur Miu sedikit terganggu.
"Mmpp,, mmphhh,,," Beberapa suara desah dari Miu lolos, terdengar ke telinga Gulf, membuat Gulf semakin menyesapkan lidahnya lebih dalam lagi di rongga mulut Miu. Memainkan lidah dan bibir Miu, tak lupa menggigitnya gemas hingga berdarah. Tak sampai situ, lidahnya terus menjalar, menjilat seluruh area yang dilaluinya hingga ke leher, dada, dan tak lupa pentil imut Miu yang sedikit bengkak lalu menyusu disana. Tangan Gulf sibuk mengusap pipi Miu dengan lembut. Di tengah-tengah Gulf menyusu, terdengar isakkan tangis Miu yang masuk ke telinganya.
"Hikss,, jangann,, tolong jangan sentuh saya,,, hikksss,, saya mohon" Menggelengkan kepalanya ke kanan kiri dengan kuat sambil menutup mata erat. Kedua tangannya terangkat keatas, mendorong-dorong angin.
Gulf panik. mulai menahan tangan Miu dengan satu tangan, satu tangannya lagi menepuk pelan kedua pipi Miu untuk membangunkannya. "Sayang,, bangun. Miu??"
Bukannya reda, Miu malah semakin histeris. "HHIKKSSS,, JANGAN SENTUH SAYA. SAYA MOHONN,,, HIKKSSSSS,,, HIKKKK,,, BUNUH SAJA SAYA,, HIKKKSSSSS,, BUNUH SAYA,,, HIKKSS,, HIKKSS,,,"
Menarik Miu bangkit duduk dan memeluknya. Mengusap punggung sambil terus memanggil namanya. "Miu,, bangun sayang,,sayang,, Miu!" Berbisik dengan lembut di telinga Miu.
Tak lama, Miu mulai tersadar dari ngigaunya. Membuka mata perlahan dan mendapati Gulf di sisinya. Segera saja ia memeluk Gulf erat-erat. "GULFF,,, HIKKSS,,, AKU TAKUT,, HIKKSS,, HIKKSS,,"
"Tenang. Sekarang ada aku disini, Miuku sayang" Gulf kecewa dengan dirinya sendiri yang tidak bisa menjaga kekasihnya dengan baik sampai apa yang Miu alami, mengikutinya sampai ke alam bawah sadar. Gulf tidak pernah tahu bahwa Miu punya trauma seperti ini.
Mereka pun berpelukan cukup lama, membuat Miu kembali tidur di bahu kekar Gulf. Melihat hal itu, Gulf kembali membaringkan Miu di ranjang, menyelimutinya dan berlalu menuju lemari, mengganti baju yang sudah penuh dengan air mata serta ingus Miu dengan yang baru lalu naik ke ranjang, kembali ke sisi Miu. Merapikan rambut Miu yang menutupi mata.
"Tunggu aku sebentar lagi, sayang. Aku janji akan membawa pelangi yang indah ke dalam cinta kita kedepannya"
To Be Continue,,,,,
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top