Chapter 31
Terik matahari masuk melalui jendela kamar Miu yang terbuka, membuat Gulf terbangun. Merenggangkan tubuh nya perlahan agar tidak membangunkan kekasih tercinta yang masih tidur nyenyak di pelukan kemudian menatap wajah cantik & iler Miu yang membasahi kemejanya, cukup lama, sambil mengembangkan senyum. Perlahan ia mengangkat tangannya untuk menutup lubang hidung kesayangannya, sekedar iseng belaka.
"Ngh" Menggeliat, merasa tak nyaman lalu menepis kasar tangan Gulf dari hidungnya dengan mata terpejam lalu kembali menyamankan kepalanya di dada bidang Gulf.
Gulf terkekeh melihatnya, "masih sama seperti dulu" Memeluk Miu erat.
"Nggrrookk--" Saking kencangnya pelukan Gulf, membuat Miu tiba-tiba mengorok kencang.
"Ops,, maaf,, kekekekeke,,,ngoroknya pun merdu. Masih sama seperti dulu" Menahan tawanya.
"Ngghhh,, ssshh" Tidurnya mulai terganggu.
Menepuk pantat sintal Miu, "o e,,, o e,, o e,," Ucapnya dengan nada berbisik di telinga Miu.
"Ngh,, nyam,, nyam,, nyam" Kembali tidur.
"Bayi besarku nyenyak sekali tidurnya. Teruslah seperti ini. Aku suka" Tangan kiri mengusap belakang kepala Miu dengan lembut. Tangan kanannya ia taruh di pinggang ramping Miu.
.
CEKLEK
.
"Gulf, sampai berapa lama lagi kau ak---"
"Ssssttt" Memberi kode memakai telunjuk di depan bibir.
Mendekati Gulf sambil menatap jengah lalu berbisik, "cepat keluar. Ada yang ingin kami bicarakan denganmu"
"Nanti saja. Aku tidak mau kehilangan momment langka ini"
CUP
Mengecup pucuk kepala Miu dengan penuh kasih sayang.
Seketika, sekujur tubuh Mild merinding karena baru kali ini ia melihat sisi lembut seorang Gulf Kanawut. Bahkan pada tunangannya sendiri, ia tak pernah sekalipun memperlihatkan kelembutannya seperti ia memperlihatkannya pada Miu saat ini.
Dengan kesal, Mild berjalan menuju pintu.
"Cepatlah keluar" Ide licik Mild tiba-tiba terlintas. Ia membuka pintu dan langsung menggedor nya dengan kuat sambil berteriak.
"KEBAKARAN,,, TOLONG,, KEBAKARAAANNNNN!"
.
BBLLAAM
.
Menutup pintu dengan kuat.
Miu bangun dan langsung panik sambil ikut berteriak. "HAHHH?? KEBAKARAN?? KEBAKARAAN,,, TOLONGG,,, KEBAKARAN" Celingukan ke kanan kiri.
"Nanna,,, sayang,, tenanglah. Tidak ada kebakaran disini" Memeluk Miu erat.
*Mild brengsek. Lihat saja kau nanti, sialan*
"Hah? Ehh?" Mengerjapkan matanya beberapa kali. Dan benar saja, tidak ada kebakaran sama sekali di sekitarnya.
"Mild yang mengerjaimu. Kalau kau kesal, biar aku yang akan membalaskan dendammu padanya nanti" Mengusap punggung Miu sambil membawa wajah Miu kembali menempel ke dada bidangnya.
Merasakan pipi basah karena air liurnya sendiri di kemeja Gulf, membuat Miu menjauh dari dada bidang Gulf sambil mengelap air liur di pipinya dengan kesal. Dan ketika ia hendak bangkit berdiri, Gulf langsung meraih pergelangan tangan kanan nya, membuat Miu kembali terduduk di pangkuan.
"Mau kemana? Jangan pergi" Cemberut.
"Mulai sekarang, jangan panggil aku dengan nama itu lagi. Namaku sekarang Miu Suppasit. Mengerti? Dan lepaskan tanganku. Aku belum benar-benar memaafkanmu, ingat itu!" Mengeluarkan ekspresi marahnya yang terlihat imut dimata Gulf.
Tersenyum sambil mengangguk lalu memeluk Miu erat. "Hm,, akan kuingat, my baby" Mengusap wajahnya di ceruk leher lalu menatap wajah Miu.
"Terima kasih" Memamerkan deretan gigi rapinya.
"Dan namaku sekarang, Gulf Kanawut Traipittanapong. Calon suami dari Miu Suppasit Traipittanapong"
CUP
Mengecup pipi tembem Miu dengan gemas. "Terserah" Menatap Gulf malas lalu bangkit dan turun dari ranjang. Menyentuh knop pintu kamar mandi sambil berbalik menghadap Gulf lagi.
"Kalau kau mengecewakanku sekali lagi---" Menahan air matanya yang mulai keluar.
"--- jangan harap kau dapat melihatku berada di dunia ini lagi" Bergegas masuk ke dalam kamar mandi setelah setetes air mata berhasil membasahi pipi manisnya.
Gulf hanya menatapnya dalam diam. Ia harus bisa meyakinkan kesayangannya lagi kalau kali ini ia benar-benar memegang janjinya. "Kau lihat saja. Aku benar-benar memegang janjiku, Sayang" Mengusap air matanya yang keluar tanpa izin.
"Jadi,,,, kalian benar-benar sepasang kekasih yang reinkarnasi?" Tanya Mild dengan wajah babak belurnya setelah mendapat pukulan cinta dari Gulf. Sean mengusap bengkak di wajah Mild dengan penuh perhatian.
"Bisa tidak jangan bicarakan itu lagi? Itu sudah masa lalu dan kau tidak berhak untuk tahu. Ya kan sayang?" Memeluk Miu disampingnya.
"Siapa yang kau panggil sayang, hah?" Mendorong-dorong tubuh Gulf agar menjauh.
"Kami harus tahu, Gulf. Siapa tau ini menyangkut kami juga" Ucap Mild.
"Jangan bawa-bawa kami, Mild" Ucap Win sambil menatap malas.
"Shiiaa,, bantuin dong. Aku kan penasaran dengan mereka, ck. Kalian sama sekali tidak bisa diandalkan" Melipat tangan didepan dada.
"Jadi apa rencana kalian kedepannya?" Tanya Mild kepada Gulf.
"Maksudmu? Ya terus bersama lah sampai dia menjadi istriku. Apa la---AW! Sakit sayang" Mengusap pinggangnya. Miu langsung mencubit pinggang Gulf dengan kuat setelah mendengar kata istri dari mulut Gulf.
"Lalu, bagaimana dengan tunanga-----" Ucapannya terhenti saat melihat ekspresi menyeramkan dari Gulf padanya.
Miu yang bingung dengan ekspresi terkejut di wajah Mild, melirik ke arah Gulf yang tersenyum padanya lalu melirik ke arah Mild lagi. "Phi? Ada apa? Kenapa tiba-tiba berhenti bicara?"
Tersadar. "Ahh,, tidak,, haha,, Phi jadi lupa mau tanya apa" Menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Sayang,,, aku lapar. Bisa ambilkan aku makanan?" Memeluk Miu erat.
"Akkh,, lepas! Jangan peluk aku terus. Panas, ck" Berusaha melepas pelukan Gulf darinya.
"Makanan ada di lantai 1, ambil sendiri saja sana"
"Kau kan istriku. Jadi, tolong ambilkan suamimu makanan" Mengeluarkan puppy eyesnya.
"Siapa yang istrimu, hah? Jangan mimpi!" Menoyor kening Gulf.
"Kalau kamu tidak mau ambilkan aku makanan---" Mendekat ke telinga Miu.
"--- kamu yang akan aku 'makan' disini, baby. Ahh,, pasti rasanya sangat nikmat" Menggigit gemas daun telinga Miu.
Mendorong Gulf menjauh. "Dasar mesum!" Berlalu ke lantai 1.
Ekspresi wajah Gulf langsung berubah sepersekian detik dari tersenyum ke datar, membuat Mild bergidik ketakutan. "Jangan pernah, menyinggung hubungan atau pernikahanku dengan May, didepan Miu. Kau paham?!" Menunjuk ke arah Mild.
"Ini juga berlaku untuk kalian" Melirik ke arah Sean, Bright, dan Win.
"Karena pernikahanku dengannya, tidak akan pernah terjadi"
"Maksudmu?" Tanya Mild.
"Aku akan membatalkannya dan menikahi Miu. Karena pada dasarnya pernikahanku dengan May hanya berlandaskan hiburan. Aku hanya mengikuti permainannya saja dan melihat sampai sejauh mana ia bisa mempermainkan seorang Gulf Kanawut"
"Kau gila? Bukankah pernikahanmu 3 minggu lagi? Apa jadinya kalau kau tiba-tiba membatalkannya sebelah pihak seperti ini?"
"Itu mudah" Menyesap minumannya. "Kau lupa aku siapa, Mild?" Menyeringai.
"Dan juga, ada yang mau kutanyakan pada kalian" Memasang wajah serius sambil melirik satu persatu.
"Kenapa kalian semua bisa berkumpul disini dan menganggu waktuku dengan Miu?"
"Ck, kupikir pertanyaan serius" Menghela nafas. "Tadi aku dapat panggilan dari Sean kalau kau kesini untuk mencari anak manis itu. Aku takut kau menyakitinya seperti yang kau lakukan di rumah sakit. Jadi, aku langsung kesini" Jelas Mild.
"Kalau kalian?" Menatap Bright dan Win.
"Mild meminta kami untuk ikut"
"Ck" Berdecak kesal.
"Kalian tahu? Kalian sudah mengganggu waktuku untuk berduaan dengannya. Padahal sedikit lagi, aku bisa minta jat---"
.
BBRAAKK
.
Menaruh makanannya ke atas meja dengan cukup kuat, membuat semua yang berada disana terkejut. "Nih makanannya, Tuan Gulf. Silahkan menikmati" Duduk sambil melirik wajah Phi-phi nya. "Sepertinya kehadiranku telah mengganggu pembicaraan serius kalian. Kalau begitu, a---"
"Tidaakk!" Gulf langsung memeluk erat lengan tangan Miu sebelum sempat berdiri.
"Bukan hal yang penting, sayang. Tadi kami hanya membicarakan seekor tikus yang mati di markasku. Ya kan?" Bohong Gulf. Mereka semua mengangguk dengan kompak sebagai jawaban.
.
Di sisi lain,,,
May terus berusaha menghubungi Gulf. Sejak beberapa hari yang lalu, Gulf menjadi sangat sulit dihubungi. Ke kantornya pun, ia tidak pernah ada. Padahal, hari pernikahan mereka akan berlangsung sebentar lagi.
"SIAL! KEMANA KAU, GULF KANAWUT??!!" Menatap layar ponselnya dengan kesal.
"Apa jangan-jangan dia selingkuh dibelakangku?" Rahangnya mengeras.
"BRENGSEK!!!" Melempar ponselnya dengan kuat ke atas ranjang.
"KALAU BENAR DIA SELINGKUH, AKAN KUBUNUH SELINGKUHANNYA!!!" Mulai mengobrak -abrik isi kamarnya.
.
Ting
.
Sebuah dering pesan masuk, membuat May dengan sigap meraih ponselnya lalu mengecheck pesan yang ia dapatkan.
----------
PESAN
+6604121997
Info terbaru dari Tuan Gulf yang baru saya dapatkan. Tuan Gulf sedang bersama dengan seorang pria yang tampaknya sangat dekat seperti layaknya kekasih.
Terus ikuti dan beritahu perkembangan selanjutnya padaku. Cari tahu dan segera beri pelajaran pada pria yang sedang bersamanya itu. Jangan sampai gagal!
Baik, Nyonya.
----------
"Kau cari gara-gara rupanya denganku! Lihat saja apa yang akan kulakukan selanjutnya" Menyeringai.
To Be Continue,,,,
Jangan lupa Vote & Comment ya!
Thank You!🐣
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top