Chapter 2
"MIUUUUUU??"
"WOIII---BODOH, KEMANA KAU? KEMARI ATAU BOKONGMU AKU TENDANG LAGI"
"MMMMMMIIIUUUU,,, MMMIUUUUU,, MMIIUU" Win sedari tadi kesana kemari mencari keberadaan Miu, namun ia tidak dapat menemukannya, membuat Win mulai gelisah dan khawatir.
"Kemana sih dia? Atau jangan-jangan, dia dalam bahaya? Dia tidak berenang ke Barat, kan? Disana kan ada badai sekarang. Hmmm, mungkin tidak. Dia tidak mungkin sebodoh itu kan? Iya, kan?" Win terus meyakinkan diri.
"Ada apa, Win?" Sean tiba-tiba datang menghampiri Win yang tampak kebingungan dan khawatir.
"Ini,, Miu,, dari tadi aku cari tidak ketemu batang hidung nya. Aku khawatir dia bersedih dan berenang asal sampai ke barat sana, Sean"
"Bersedih? Maksud nya?"
"Sebelumnya, aku sempat bertemu dan ajak dia untuk lihat ekorku yang bisa berubah menjadi sepasang kaki. Miu mencoba nya tapi tidak berubah. Dia sedih dan langsung pergi gitu aja"
"Bukankah hal itu bisa dilakukan oleh semua siren setelah memasuki masa remaja?"
"Makanya itu! Aku juga heran kenapa ekor Miu tidak berubah sama sekali menjadi sepasang kaki! Duh---aku khawatir sekali padanya sekarang. Kita harus bagaimana sekarang, Sean? Aku takut anak itu akan bertindak bodoh seperti otak nya" Mengguncangkan tubuh Sean.
"Tenangkan dirimu, Win. Sekarang kita berpencar saja. Biar aku yang ke barat, kau ke selatan. Bagaimana?"
"Tapi di barat itu kan sedang badai, kau mau bunuh diri atau mencari Miu?!"
"Aku adalah siren petarung kalau kau lupa, Win. Badai seperti itu tidak akan membunuhku dengan mudah. Aku pergi"
"Yakkk,, ka--" Ucapan Win terpotong saat Sean yang sudah berenang menjauh.
"Kau pikir aku tidak tahu perasaanmu pada Miu, bodoh! Lihat saja sekarang, kau lebih mengkhawatirkannya dari pada dirimu sendiri" Menggelengkan kepala lalu berenang menuju selatan.
Win dan Sean terus mencari keberadaan Miu hingga menjelang malam namun tetap tidak dapat ditemukan hingga mereka terpaksa menghentikan pencarian dan dilanjutkan esok hari.
¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶
Keesokkan Harinya,,,
Pantai Cotteslue, Bagian Barat Australia
Miu tidur diatas bebatuan di tepi pantai. Ekornya telah berubah menjadi sepasang kaki sedangkan sang empu masih belum sadarkan diri dengan luka goresan terumbu karang di sekujur tubuh.
"Akhh,, ssshhh" Desis Miu sambil membuka kedua mata nya secara perlahan lalu di kerjap-kerjapkan hingga dapat melihat sekitar dengan jelas.
"Aku dimana? Tunggu? Tepi pantai?! Oh tidakk,, tubuhku masih sir---en" Langsung melihat ke arah ekor dan terkejut karena ekor nya berubah menjadi sepasang kaki yang sangat ia inginkan.
"K--K--KAKI? SERIUSS?? INI KAKIKU? HIKSS,, AKHIRNYA,, HIKSSS!!" Miu memeluk kakinya erat-erat sambil menangis bahagia.
Beberapa saat kemudian, Miu coba bangkit berdiri dengan kaki baru nya secara perlahan tapi selalu berakhir jatuh. Ia terus mencoba dan terus terjatuh, tapi sepertinya, hal kecil itu tidak mematahkan semangat Miu untuk bisa berdiri dan berjalan layaknya manusia.
Setelah beberapa kali latihan, akhirnya Miu bisa menggerakkan kakinya untuk melangkah sedikit demi sedikit.
Terlalu semangat dengan hal lain, Miu tidak sadar bahwa ia tidak memakai sehelai benang pun yang menutupi tubuh putihnya.
Kebetulan pantai sedang sepi pengunjung, jadi Miu masih bisa bebas berjalan kesana kemari dengan kaki baru.
Setelah dirasa bisa sedikit lancar berjalan, Miu berjalan menyusuri batu-batu besar sampai mata nya melihat kolam renang dengan air yang jernih.
"Kalau aku masuk ke dalam air, apakah kaki ku bisa berubah kembali jadi ekor?" Berpikir keras.
"Apa aku coba saja, ya?" Karena tubuhnya mengalami dehidrasi, Miu masuk ke dalam air kolam, seketika kakinya langsung berubah menjadi ekor siren kembali. Miu yang punya insting tajam langsung bersembunyi di batu besar dekat kolam sebelum seseorang sampai di balkon. Ia terus memandangi orang tersebut dari balik batu.
*Tampan* Tidak melepaskan pandangannya.
PPPLLAAKK
.
Miu menampar dirinya sendiri, "Kau bicara apa barusan??! Kau ini PRIA dan seekor SIREN. Jangan terpengaruh pada MANUSIA. Yang ada, kau di tangkap dan dibunuh oleh mereka kalau mereka sampai tahu kau adalah seekor SIREN" Merutuki diri sampai orang tersebut menghilang dari balkon.
Miu bangkit dari kolam setelah di rasa aman. Mengeringkan tubuh dengan berjemur karena tidak ada benda apapun termasuk pasir di sana yang dapat membantu ekornya agar cepat kering sampai ekor nya berubah kembali menjadi sepasang kaki kemudian masuk ke dalam penginapan untuk mencari makanan karena perutnya sudah sangat lapar.
¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶
Seorang pemuda tampan yang baru saja meninggalkan kamar beberapa menit, berputar balik karena ada barang yang tertinggal di kamarnya.
.
PPPRAANKKK
CLANKKKK
TUGG TUGG TUGG
.
Saat tangan nya baru menyentuh knop pintu, pemuda tersebut dikejutkan dengan suara berisik yang berasal dari dalam kamar.
Segera membuka pintu dan terkejut melihat suasana kamar yang baru dia tinggal beberapa menit sudah sangat kacau.
Meja berhamburan, sofa terbalik, vas bunga dan barang kaca lainnya pecah, serta pakaian milik nya berhamburan di mana-mana.
"SHIAAA!!! PENGINAPAN SENILAI $1.456 PER MALAM, KENAPA BISA DI BOBOL MALING?" Pria itu geram mengingat harga sewa yang tidak murah, tidak sebanding dengan pengamanan yang ada. Sangat buruk.
Pria itu mengepalkan kedua tangan dan masuk untuk mencari maling tersebut. Mencari dari satu ruangan ke ruangan lain, hingga kedua mata elangnya melihat lemari baju yang sedikit terbuka. Ia mengambil tongkat baseball yang kebetulan berada di dekatnya sambil melangkah perlahan-lahan, mendekat ke arah lemari tersebut.
Saat dibuka, pria itu shock karena mendapati seorang pria bertubuh pendek, putih, dan kecil, berdiam diri sambil menutup wajahnya memakai sebelah telapak tangan.
Tidak sampai di sana, pria kecil itu juga memakai baju kesayangan milik pria tampan tersebut tanpa bawahan.
*Dia pasti tidak melihatku kan? Hmm,, pasti dia tidak lihat. Aku sudah menutup diri dengan tanganku. Semoga dia tidak melihatku*
"SIAPA KAU??!! KENAPA BISA ADA DI DALAM LEMARIKU? DAN LEPASKAN BAJUKU, MALING KURANG AJAR" Menarik narik sweater milik nya.
Miu terperanjak kaget karena dirinya sudah ketahuan. Mencoba melawan dengan menendang pria itu hingga tersungkur kebelakang dengan kuat.
.
BBBRRUAKKK
.
"SSHHIIAAA!! TENAGANYA KUAT SEKALI---ACK!"
Memegang perut yang sakit.
Miu segera membuat pertahanan diri dengan mengepalkan kedua tangan di depan dada, bersiap jika pria tersebut kembali menyerang nya sambil melirik ke sana kemari mencari jalan keluar.
Tidak menunggu lama, kedua mata nya menangkap jendela yang mengarah ke laut. Langsung saja Miu berlari kuat menuju jendela tersebut.
Sebelum sempat keluar dari jendela, pria tersebut berhasil mendapatkan pergelangan kaki Miu lalu di tarik nya hingga Miu tersungkur ke lantai. Di balik nya tubuh Miu ke posisi telentang dan di akhiri mengunci pergerakan agar Miu tidak dapat bergerak.
Pria itu sempat diam karena terpesona melihat mata & wajah cantik Miu.
"MARI KITA LIHAT APA YANG MALING KECIL INI CURI" Tersenyum cengir. Tangannya membuka-paksa kepalan tangan Miu dengan kuat.
Miu melawan dengan terus menahan kepalan tangan nya sampai tidak lama kemudian, kepalan tangan berhasil dibuka dan menampilkan sebuah cherry merah.
"PPPFTTT. CHEERY? ARE YOU SERIOUS? HAHAHA" Tertawa karena melihat lolucon yang maling kecil itu tunjuk kan lalu membuang cherry tersebut ke lantai.
Miu segera memungut cherry itu kembali dan langsung di makan.
"Kau! Siapa namamu?"
"?"
*Ah, sepertinya dia orang asing*
"What's your Name?"
"?"
"Annyeonghaseyo.. ireum i mwoyeyo?"
"?"
"Anata no namae wa nan desu ka?"
"?"
*Ini orang dari tadi bicara apa sih? Aku tidak paham* Menautkan kedua alis, bingung.
*Dia bisu? Dari tadi ditanya, tidak satu pun dijawabnya. Untung saja wajah nya lumayan cantik. Kalau tidak, sudah kuhabisi daritadi*
"Kau mau ikut bersamaku?" Memakai gerakan tangan agar Miu dapat mengerti.
"?" Memiringkan kepala.
"Aku akan ajak kau ke tempat tinggal ku. Kau mau ikut bersamaku?"
*Orang ini bicara apa? Mau mengajakku makan? Aku benar - benar tidak paham bahasa manusia. Apa aku iyakan saja, ya? Kalau dia macam-macam, aku tinggal bunuh saja* Menganggukkan kepala. Melihat itu, pria tersebut tersenyum licik.
"Ayo bersiap. Kita akan pergi sebentar lagi. Aku berikan baju lain untukmu. Jangan pakai baju itu!" Merentangkan tangan ke hadapan Miu.
Miu meraih tangan tersebut, beranjak berdiri & memegang pakaian yang pemuda itu berikan. Setelahnya, pria tersebut membuka ponsel dan menghubungi seseorang.
"Ya, Gulf?"
"Siapkan tiket sekarang, Bright. Aku sudah dapat jackpot besar disini" Melirik ke arah Miu yang sedang kebingungan melihat tumpuk kan baju ditangan nya.
"Baik"
Tuttt tutttt tuttt
To Be Continue,,,
Jangan lupa Vote dan Comment ya!
Thank You😘
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top