Chapter 15

Malam harinya, Miu, Gulf, Bright dan Win sedang bersiap-siap untuk pergi jalan-jalan ke Mall. Sebenarnya Win tidak mau ikut karena bukan hobinya untuk jalan-jalan tidak jelas di dalam Mall, sedangkan Gulf tidak mau pergi karena ada Bright. Tapi karena Miu terus memaksa mereka dengan tangisannya, akhirnya mereka luluh juga.

🍃🍃🍃🍃🍃

🐣 : "Phii Gap,,, Win,,, ikut Miu sama Phi Bay ke Mall naaa,, naaa,, naaaa?"


🐰 : "Pergi saja sana sama dia!" Menunjuk Bright. "Aku tak suka tempat ramai"

🐺 : "Phi juga tak suka tempat ramai"

🐰 : "JANGAN AMBIL KATA-KATAKU!" Menatap Gulf tajam.

🐺 : "nggh,, ngokey?"

🐣 : hikss,, hikss,, jaat! Miu mau kalian semua ikutt hikss,, Miu, Miu ndak pernah jalan bersama-sama dengan orang yang Miu cayang,, hiksss,,, " Mulai mengeluarkan tangisan andalannya.

🐰 : "hooiiiiihh,,,, baiklahhh,, baikk! Berhentilah nangis, dasar cengeng" Mengelap ingus Miu dengan tisue.

🐺 : "baiklah, Phi juga ikut"

🐰 : "BRENGSEK! KENAPA KAU SELALU MENGIKUTIKU?!"

🐺 : "Tenanglah. Aku hanya tak mau di mansion sendirian"

🐣 : "YYEEEEYY!! MIU CAYANG KALIAN CEMUA" Memeluk mereka erat.

🐭 : "TIDAK! KAU HANYA BOLEH MENYAYANGIKU SAJA, MIU" Memeluk Miu erat.

🐰🐺 : "brengsek!" Menatap Bright kompak.

🍃🍃🍃🍃🍃

Di sisi lain, Mild bersiap untuk mengurus client penting bersama dengan Tuan Kanawut, sedangkan Sean masih di rumah orang tua angkatnya.

:

Melangkahkan kaki ke ruang tamu sambil sibuk merapikan pakaian. "Gulf,, Bright,, aku dan Pho pergi dul------pppppppffftttt!! Apa-apaan dengan penampilan kalian itu?!" Menutup mulutnya menahan tawa.

(Telalu Bucin)

(Terlalu Terpaksa)

(Bodo amat & Menikmati penampilan barunya)

(Biangnya)


"Lihaaat, Phi Mild! Lucu, kan? Ini semua, Miu yang dandanin lhoo" Menepuk dada, membanggakan diri.

Menahan tawanya yang sempat terlepas, "iiimmuutt Miu! Kau memang stylish terhebat" Mengacungkan dua jempol.
"Jadi kalian ke Mall seperti itu?"

"Tentu!" Jawabnya dengan enteng. Gulf, Win, dan Bright hanya pasrah, tidak mau membantah dan membuatnya nangis lagi.

"Baiklah, selamat bersenang-senang" Melambaikan tangan dan berlalu.

Sepeninggal Mild, mereka pun pergi menuju Mall yang sangat mewah dan ramai. Kebetulan mereka datang saat malam minggu, jadi banyak sekali pemuda pemudi yang berlalu lalang di jalan sampai dalam Mall sambil bergandengan tangan.

Melihat mereka bergandengan tangan, Miu langsung menggaet tangan Gulf yang tepat berada disebelahnya tanpa aba-aba, membuat Gulf kaget.

"Apa yang kau lakukan? Kenapa menggandeng tanganku?" Sedikit berbisik agar tidak didengar Bright yang tepat berada didepannya.

"Orang-orang melakukan ini. Jadi aku penasaran" Gulf melihat sekitarnya dan paham.
"Apa ini mengganggumu, Phi? Kalau iya, Miu akan melepa-------"

"Tidak" Tersenyum sambil mengeratkan tangannya.
"Teruslah seperti ini. Tanganmu membuat tangan Phi hangat" Masih terus tersenyum sambil menatap mata Miu.

Semburat merah muncul di kedua pipi putih salju Miu. Menunduk sambil menahan senyum. "P-Phii,,," Gulf terus menatapnya dengan gemas. Kalau saja tidak ada Bright dan Win, Gulf pasti langsung memeluknya saat ini.

Memasukkan genggaman tangan ke dalam saku jaket baseballnya, "kita taruh seperti ini agar mereka tidak melihatnya" Matanya melirik Bright dan Win.

Miu hanya mengangguk.

Tanpa aba-aba, Gulf langsung menarik Miu ke sembarang arah untuk menghindari Win dan Bright, sementara kedua orang itu masih fokus kedepan dan belum menyadari kalau Gulf dan Miu sudah menghilang dari jangkauan mata mereka.

Gulf menarik Miu di tengah kerumunan pengunjung Mall tersebut hingga sampai ke tangga darurat yang cukup sepi. "P-Phiii,, kenapa Phi menarik Miu kesini? Kalau Win dan Phi Bay cariin, gimana?" Cemberut sambil menatap Gulf.

Melepas genggaman tangannya. "Miu" Mengukung Miu dengan kedua tangannya hingga menempel ke dinding, membuat Miu tak bisa bergerak ke mana-mana.
"Jawab Phi dengan jujur. Apa Miu, ada rasa ke Phi?"

"Ra-rasa? Seperti apa, Phi?"

"Rasa,, hmm,, seperti rasa,,, cinta?"

"Cinta itu apa, Phi?"

CUP

Mengecup bibir Miu dengan lembut.

Membelalakkan matanya lebar. "P-Phi!!"

Tangan kanannya menangkap pipi Miu dengan lembut lalu tersenyum, "cinta itu sifat baik yang mewarisi semua kebaikkan, belas kasih, dan kasih sayang" Mulai mengusap lembut pipi Miu.
"Phi sangaaat sayang padamu. Phi tak mau kehilangan kamu. Phi ingin kamu terus ada di samping phi dan matamu yang indah ini selalu melihat ke arah Phi" Menempelkan ujung hidungnya dengan ujung hidung Miu lalu mengusapnya lembut. Miu menutup matanya sambil merasakan usapan lembut dari Gulf.
"Jadi, apakah Miu juga merasakan hal yang sama pada Phi?" Menatap mata Miu dari jarak yang sangat dekat.

Deg deg deg deg deg

Menatap Gulf sambil memegang dadanya. Jantungnya mulai berdetak tak karuan. "A-Aku,,, aku---"

CUP

Mengecup bibir Miu sekali lagi.

"Tak perlu terburu-buru menjawabnya sekarang" Tangannya mengusap rambut Miu dengan lembut. Miu menangkap tangan Gulf yang mengusap rambutnya lalu menggenggamnya erat.

"A---Aku juga ci-cinta,,,,,,,, sama,, Phi" Menunduk malu lalu menutup wajah yang sudah memerah dengan telapak tangannya.

"Apa Miu?? Coba katakan sekali lagi? Phi tidak dengar" Goda Gulf.

"Miu,,, Miu ci-c-cin--ta sama Phi Gap"

"Apaa? Katakan lebih keras, Miu. Kau tadi bilang apa? Lihat phi dan katakan sekali lagi" Menangkap wajah Miu.

"Miu cinta sama Phi Gap---sudah Phi! Miu malu"

CCCUUUUPPP

Belum sempat Miu menutup wajahnya lagi, Gulf langsung mengecup dan melumat bibir manis Miu. Memasukkan lidahnya dan mengemut lidah serta bibir Miu tanpa nafsu. Miu yang tidak pernah ciuman, hanya diam, membiarkan Gulf menikmati bibirnya.

Melepas tautannya dan memeluk Miu erat. "Terima kasihhh,,, Miu,,,, Terima kasihhh,, sudah mau terima Phi" Menangis bahagia.

Miu mengangguk sambil membalas pelukan Gulf dan mengusap punggungnya, "Sama-sama, Phi. Terima kasih sudah mencintai Miu yang bukan manusia ini" Tersenyum.

"Jangan bicara seperti itu. Phi tak peduli kau manusia atau bahkan alien. Phi saaangat mencintaimu. Selalu ada di sisi Phi, na"

Miu terdiam dan tak menjawabnya. Mendengar kata 'selalu ada disisi' membuat Miu teringat perkataan Win yang akan membawanya pulang ke laut atau dia akan mati jika menolak pulang untuk tetap tinggal di dunia manusia.

:

"Jadi, Miu suka sama Gulf?" Bright yang mengintip mereka sedari tadi merasa sangat terluka. Berlutut sambil memegangi dadanya yang sesak. Tanpa terasa air matanya mulai mengalir.
"Kenapa,, hiksss,, kenapaaa? Hikss,, bahkan aku yang menemukannya duluan. Tapi kenapa harus Gulf yang dia sukai? Hiksss,,, sakittt" Memukul dadanya.

"Sudahlah. Kau sudah besar. Kenapa lemah begini? Di luar sana masih banyak wanita dan pria sempurna yang cocok denganmu. Aku heran kenapa kalian bisa menyukai anak bodoh itu, huh?" Melihat Bright yang terus menangis, membuat Win iba. Ikut jongkok, mencoba meredakan tangisannya.
"Sudahl-------" Kaki Win seketika lemas dan tidak bisa menahan bobot badan bongsornya, membuat Win terjungkal kedepan, menindih tubuh Bright, membuat bibir mereka bertemu tanpa sengaja.

CUP

Sempat terdiam beberapa detik lalu sama-sama membelalakkan matanya lebar dan mendorong tubuh satu sama lain.

"SSSHHIIAAA!! KEPERAWANAN BIBIR KU" Memegang bibirnya.

"Kenapa kau mencium ku??!"

"Brengsek! Kaki ku tiba-tiba lemas. Ogah banget menciummu,, iiissshhhh,, najiss,, uuueeeekkk,,,,"

"Kau pikir aku sudi dicium olehmu? Aku menjaga keperawanan bibirku juga demi Miu!" Mengusap bibir dengan tangannya untuk menghilangkan bekas ciuman Win.

Dari situ mereka terus berantem hingga bertemu dengan Miu dan Gulf yang baru keluar dari pintu darurat, membuat mereka saling bertatapan dalam diam.

Di mobil pun mereka diam karena canggung. Tidak ada yang memulai pembicaraan hingga keesokkan harinya.

To Be Continue,,,

Jangan lupa Vote & Comment ya gaes!




Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top