Jurnal 2 : Kesunyian yang ramai


[J - Colony AX0931]

Mobil kembali berjalan begitu kami bertiga masuk mobil. Kali ini kami duduk cukup berjauhan, benar-benar berjauhan. Aku sungguh masih belum mengerti kenapa Ven menyuruhku menjauhinya. Apa karena sebelumnya aku menawarkan akan menggendongnya? Tapi sepertinya bukan. Jadi... Akh sudah deh!

Aku menggeleng pelan, rasanya tidak menyenangkan sekali berada di situasi yang tidak jelas. Lebih baik aku minta saran pada Ducky. Mungkin saja Ducky tau kenapa Ven marah padaku. Dengan mobil yang berjalan terguncang-guncang ringan, aku menghampiri Ducky.

Tapi ternyata Ducky pun tidak tahu. Namun, aku dapat saran yang menakjubkan darinya! Entah kenapa aku tidak terpikirkan hal itu sebelumnya, Ducky menyuruhku untuk langsung tanya saja pada Ven. Sebenarnya setelah kupikir-pikir lagi, ucapan Ducky benar juga. Mumpung Ven ada di sini lebih baik tanya langsung daripada menduga ini-itu.

Saat aku menghampiri Ven, dia sedang melakukan sesuatu pada sepatunya. Mungkin menjahitnya. Aku meminta maaf padanya, menanyakan alasan dia marah padaku. Dan ternyata, aku salah paham! Haha, aku jadi merasa konyol karena telah murung tidak jelas tadi.

Tapi syukurlah Ven tidak marah. Dia hanya perlu waktu seorang diri katanya. Aku tidak menanyakan lebih lanjut kenapa. Ehm, aku pun tidak tahu kenapa tidak menanyakan lanjut. Kenapa ya? Ya entah deh. Yang pasti aku senang karena Ven ternyata tidak marah padaku.

Setelahnya kami bisa mengobrol dengan akrab lagi! Senangnya, suasana di mobil jadi tidak canggung lagi. Kalau canggung, aku bingung harus apa. Masalahnya, batu-batu yang sebelumnya kupakai untuk menggambar di lantai mobil hilang entah kemana. Sepertinya terselip di suatu tempat saat monster tadi menyerang mobil.

Mungkin karena mengobrol, tau-tau saja mobil sudah berhenti. Kami akan bermalam di reruntuhan gedung pencakar langit, kata pegawai AYX. Aku sangat senang mendengar kabar itu, sudah lama aku tidak berkemah! Mungkin sekitar dua atau tiga tahun lalu.

Aku masih mengingat saat-saat aku dan teman-teman satu kelompok pencuri dulu menggelar kain seadanya, membuat api unggun dan tidur sambil menatap bintang. Saat itu kami kehilangan markas, mau tidak mau kami selalu berpindah-pindah untuk berisitrahat. Tapi itu menyenangkan! Justru membosankan saat kami tidur di tempat yang sama. Walau kata yang lain hal itu lebih aman, tapi tetap saja membosankan.

Karena kaki Ven masih cedera, aku membantunya turun dan mencari tempat bersandar. Kali ini aku tidak menawari akan menggendongnya lagi, cengkramannya saat itu cukup sakit! Tidak akan aku mengulangi pertanyaan itu kecuali kondisi Ven memang sangat gawat.

Saat aku membantu Ven turun, Ducky membawa barang-barang. Dan juga kaki kalajengking! Ducky bilang dia akan memasaknya, aku jadi tidak sabar ingin mencicipi masakan Ducky!

Mulanya aku membantu membuat api, tapi ternyata membakar daging kalajengking pun butuh waktu lama. Bosan, akhirnya aku memilih berkeliling. Beruntungnya lagi, reruntuhan gedung ini cukup tinggi walau sebagian besarnya runtuh.

Aku naik hingga lantai tiga, tidak naik ke atas lagi. Namun perjalanan kecil itu cukup menghilangkan rasa bosanku. Dan sepertinya tanpa sadar aku sudah berkeliling terlalu lama! Aku bahkan lupa kalau sebelumnya aku sedang menunggu daging matang. Buru-buru, aku turun dan kembali.

Tepat saat aku menuruni tangga menuju lantai satu, aku mendengar ucapan pegawai AYX. Mulanya aku tidak menaruh perhatian karena pembicaraannya tidak menarik. Tapi saat mereka mulai membicarakan kami (aku, Ven dan Ducky) aku berhenti di anak tangga terakhir, mendengarkan.

Namun yang menganggu pikiranku bukan itu. Pembicaraan mereka berlanjut hingga membahas 'orang-orang sebelum kami.' Aku tidak begitu yakin siapa yang dimaksud para pegawai AYX itu, tapi mereka pastilah orang-orang yang juga direkrut oleh AYX tahun-tahun lalu, sama seperti kami.

Awalnya aku turut senang mendengarkan percakapan mereka, karena menurut percakapannya memang ada yang hidup dengan layak di Libertè sekarang. Aku menjadi mempunyai harapan, kalau sampai di sana mungkin bukan sesuatu yang sesulit itu. Mungkin kami hanya tidak beruntung saat tadi bertemu kalajengking raksasa.

Tapi harapan itu sirna begitu pendengaranku menangkap perbincangan yang menceritakan tentang mereka yang tidak lagi ada kabar, seolah menghilang, tidak lagi tampak keberadaannya. Aku tidak yakin mereka menghilang saat perjalanan atau saat sudah sampai di Libertè. Namun apapun itu, bukankah ini mengecilkan harapanku untuk sampai di sana?

Percakapan itu tidak lagi terdengar saat empat pegawai AYX itu pergi. Mereka masih membicarakan hal yang sama, hanya kini mereka membicarakannya sembari berjalan entah kemana.

Mulanya aku ingin mengekori karena penasaran. Tapi begitu mencium bau daging dibakar, rasa lapar yang mulanya tak ada jadi hadir, mungkin sebaiknya aku mengisi perut dulu.

Ven dan Ducky terlihat sedang makan saat aku sampai dibalik dinding yang cukup besar-tempat aku, Ven dan Ducky beristirahat. Aku langsung duduk, bergabung dengan mereka. Ducky memberiku daging yang telah matang itu, aku menerimanya dengan gembira. Sepertinya Ducky memang senang berbagi, saat di mobil tadi saja dia memberi aku dan Ven daging kadal gurun kering.

Karena teringat percakapan pegawai AYX tadi, akhirnya aku menceritakan apa yang kudengar pada Ducky dan Ven. Tapi entah kenapa suasana jadi sedikit lebih sunyi dan suram setelah aku menceritakan hal tersebut. Apa mungkin mereka penasaran kemana orang yang hilang itu? Aku juga sih. Karena itu aku memutuskan untuk menguping lagi agar Ducky dan Ven tidak penasaran.

Sayangnya aku tidak jadi menguping karena pegawai AYX sudah meminta kami untuk beristirahat dan bergantian jaga. Aku masih belum mengantuk, Ven dan Ducky pun terluka. Jadi aku menyuruh mereka untuk beristirahat terlebih dahulu dan aku akan berjaga duluan. Terlebih, aku cukup sadar diri bahwa aku sulit untuk dibangunkan. Daipada merepotkan orang yang berjaga sebelum aku, lebih baik aku berjaga lebih dulu dan tidur tanpa gangguan.

Malam jadi terasa lebih sunyi saat semuanya tertidur. Aku tidak suka kesunyian. Bosan. Tapi! Aku bertemu kadal! Kadal itu terlihat mengendap-endap, kepalanya yang kecil menoleh kanan-kiri.

Dia kabur!

Tanpa sadar aku jadi mengejarnya. Kadal itu naik ke lantai dua dengan cepat. Untungnya aku juga cepat, jadi bisa menyusulnya. Tapi kadal itu keras kepala sekali! Dia terus melarikan diri, aku sampai lelah karena mengejarnya, walau sebenarnya menyenangkan juga. Hehe.

Aku sampai berkeringat hanya karena mengejarnya. Tapi aku tidak mendapatkannya, menyebalkan sekali. Padahal dia bisa saja menemaniku berjaga. Ajaibnya, kadal itu lari terus hingga lantai yang paling tinggi. Entah apa yang ada di pikiran kadal itu, kadal itu berhenti di ujung reruntuhan dan tidak kabur begitu aku duduk di sebelahnya.

Mungkin dia sedang menikmati langit penuh bintang di atas sana. Aku pun melakukan hal yang sama. "Cantik, ya?" ungkapku sembari menatap langit yang dipenuhi bintang itu. Namun sepertinya aku melupakan sesuatu, apa ya?

Ah sudahlah, sekarang nikmati saja langit sambil menunggu-

"OH IYA!" Tanpa sadar aku berseru. Baru teringat seharusnya aku berjaga di bawah, bukannya jalan-jalan! Aku harus cepat kembali sebelum pegawai AYX sadar.

Untunglah di bawah masih sepi saat aku sampai. Sepertinya tidak ada yang sadar, baguslah.

"Eh? Kau mengikutiku?" Entah sejak kapan, kadal itu berdiri disampingku. Walau dia sama sekali tidak melihat bahkan menoleh padaku. Akhirnya aku memutuskan berjaga bersama kadal. Mungkin kadal ini juga kesepian.

Aku tau kadal itu tidak akan membalas ucapanku, tapi aku tetap mengajaknya bicara. Habisnya membosankan hanya diam saja. Tapi berkat kadal itu, beberapa jam berjaga jadi tidak begitu terasa. Sekarang, aku jadi merasa bersalah meninggalkannya sendirian.

"Maafkan aku, tapi aku harus tidur. Kali ini giliran Ven yang berjaga, jadi kau ngobrol saja dengannya ya!" Aku menyentuh kepala kadal itu sekilas, dan dia tidak kabur, wow! Padahal sebelumnya dia kabur dariku sampai ke atas.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

19 April 2022

Author's Note

Sebenarnya berharap bisa nulis si kadal lagi kedepannya. Jadi hewan peliharaan J, misal.( ꈍᴗꈍ)

Intetaksi mereka lucu bangeett
(*'ω`*)

Tapi entah deh ya. Kalau memungkinkan bisa kali kutulis. Hwhw

Btw, selamat nunggu buka buat kalian yang puasa ya!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top