⊶།6།⊷

"CINTAH?? Maybe."

*
*
*

🐷🐷🐷




Inosuke POV

DING DONG!!

Bel istirahat. Yes!

"Oke, bapak sudahi saja karena Bel istirahat udah bunyi. Lagian bapak ga mau ada perselisihan diantara kita:v" kata Pak Sanemi. Aku mah bomat.

Setelah Pak Sanemi hilang di ambang pintu, segera aku berdiri. Berjalan menghampiri meja Karei di pojok kelas.

"Kuy ke kantin!"

Karei yang masih menidurkan kepala nya di meja berdecak. "Males."

Aku balas berdecak. Di puncak kepalaku sudah muncul perempatan. "Apa-apaan dah lu, ga mau makan?"

"Di rumah aja." jawabnya dengan nada super malas.

Aku mendengus. "Serah lah." lalu berjalan meninggalkannya.

Bego' sih. Dah diajak ga mau. Yaudah. Oke. Serah.

🐼🐼🐼

Di Kantin

"Inosuke!"

Aku menoleh.

Tampak seorang wanita dengan rambut dikuncir dua sedang berjalan kearahku, bersama temannya, Kana-oalah.

Sambil lanjut memakan tempura, aku bertanya padanya, "Naphwa(Napa)?"

Si Biru menggeleng. "Ga."

Perkataannya membuatku pusing. Jadi, untuk apa memanggilku?

"Cih." aku lanjut memakan Tempura, sementara si Biru sama Kanao duduk dimeja yang bersebelahan denganku.

"Kalo ga salah dua hari lagi Kaigaku-senpai ultah." kata Aoi membuka percakapan.

Kanao tersenyum sambil mengangguk. "Un. Tadi aku liat Zenitsu bicara sama Tanjirou, katanya mau beli hadiah buat Kak Kai."

Aku hanya diam mendengar percakapan mereka. Kalo dipikir-pikir..

..Karei bukannya suka sama Kaigaku?

"Dirayain ga ya?" Aoi bertanya-tanya.

"Mungkin iya." Kanao menjawab sambil senyam senyum.

LAH GUA BOMAT! DIRAYAIN PA KAGAK KEK, GA PEDULI! CUIIHHH!

Aku sudah selesai makan. Membersihkan mulutku yang terdapat sisa makanan. Lalu cepat-cepat keluar dari kantin.

Tak menghiraukan panggilan dua cewek berikat rambut kupu-kupu yang memanggilku.

"Kok gue jadi kesel gini anjenk?!"



🐷🐷🐷

Akhirnya sampai juga di depan kelas. Ketika aku membuka pintu, yang pertama kali kulihat adalah Jidat Lebar, Pikatcuh, sama Karei yang lagi asyiknya ngomongin sesuatu.

"Bjir! Ga ngajak-ngajak gua!"

Aku langsung menghampiri mereka bertiga.

"Lu pada lagi ngapain woyy!"

Zinitsi kaget, mendongak melihatku. "Istighfar Bi.. ngagetin mulu dah lu." katanya sambil mengusap dada.

Aku mengabaikan perkataannya. Lalu beralih melihat Tinjiri.

"Dari mana aja?" tanyanya.

"Kantin." jawabku seadanya.

Njirou manggut-manggut paham. "Kami lagi diskusi. Lu mau ikut Ke?"

"Gausah." potong Karei. Padahal aku belum menjawab apa-apa.

"Toh dah selesai juga." lanjutnya.

Waah. Tak bisa dibiarkan ini. Bikin orang kesel mulu nih cewek.

Aku menghela nafas. "Kalo ada kesempatan gue bales." batinku.

Karei berdiri tegak. "Gue.. mo keluar." katanya.

Aku mengerutkan dahi. "Ha? Kemana lu?"

"Kepo amad." jawabnya. Lalu tanpa aba-aba dia sudah berjalan melewatiku, setelah itu keluar dari kelas.

Padahal sebentar lagi bel masuk kelas akan dibunyikan. Karei mau kemana?




















DINGG DOONGG!!

"Nah kan, apa gue bilang!"

Aku menghela nafas. Menggaruk kepala. Duduk di bangku. Melihat satu-persatu murid yang masuk ke kelas,

kecuali Karei. Yaiya dia baru aja pergi.

Sudahlah. Palingan ntar juga masuk.






🐼🐼🐼




Setelah Bel Pulang Sekolah dibunyikan

"Karei ga masuk-masuk ke kelas! Fix! Otw nyari!"

Aku melirik Tanjirou dan Zenitsu, lalu berseru. "Lu berdua pulang duluan aja. Gue mau nyari Karei."

Tanjirou dan Zenitsu saling tatap.

"Mau kita bantu?" tawar Tanjirou.

Aku menggeleng. "Gosah." kemudian beranjak pergi.
















"Di mana-mana udah gue cari. Perpus, Lab, ruang olahraga, kelas ini kelas itu, ruang klub ini klub itu, hasilnya nihil.

TUH CEWEK KEMANA COBA ANJAY!!"

Aku berjalan tanpa arah. Tidak tau lagi harus kemana. Karei hilang. Kalau Tante nya tau, aku bakal tamat.

Hari juga semakin gelap. Sudah senja menjelang malam sekarang.

Tapi tunggu dulu... sepertinya ada satu lagi.

Di GUDANG!

Sip. Aku langsung berlari menuju gudang sekolah. Tempat yang paling ujung.

Beberapa lama setelah berlari, akhirnya sampai.

"Gud. Ga kekunci!" batinku senang. Segera saja kubuka pintu gudang itu.

Alhasil...

...cewek pemalas yang selalu membuat ku kesal level Raja Gunung, sedang enak-enaknya tertidur di gudang sekolah.

"Cewek aneh."

Tapi entah kenapa, aku lega sudah menemukannya. Segera aku datang menghampiri.

"Bangun. Woe. Bangun." suruhku sambil menusuk pipinya dengan telunjuk.

Dia tak mau bangun. Tidurnya nyenyak sekali. Apa dia sedang bermimpi?

"Awas kalo lagi mimpiin Kaigaku lu!" batinku mengancam.

Setelah itu aku memaksanya untuk bangun. Tapi masih tak bisa. Lantas aku membuatnya bersandar di dinding.

Kemudian aku berbalik, mengambil kedua tangannya dan meletakkannya di pundakku. Lalu segera aku menggendongnya, keluar dari Gudang.

"Kapan gue sebaik ini jadi human coba?" tanyaku pada diri sendiri.

"Ni cewek bikin gue berubah 3k derajat."

Author:
"Dan itulah cintah:')"



🐷🐷🐷

***

🐼🐼🐼

Tinggal beberapa chapter lagi tamat dah nih ff:")

Duhh..

Readers yg baek kasih vote+coment
:3
Silent Readers cukup kasih vote aj thor dh seneng koq^^

Jaa, bubayyy lopyuh lopyuh:*

,

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top