⊶།5།⊷
"Cerita yang sebenarnya."
|
🐷🐷🐷
Author POV
Sore ini, Inosuke berniat pergi ke rumah Tanjirou untuk membuat pr. Sebenarnya si Babi ini malas, namun ketika Tanjirou bilang:
"Kalo lu buat pr dan hasil pr lu bener semua, niscaya lu bakal populer dah.
Ga hanya itu, lu bakal terkenal sama kalangan guru dan cewek-cewek bakal nge-fans sama lu!"
Inosuke terkekeh. Mengambil seluruh buku yang tertera di meja belajarnya, memasukkannya ke dalam tas. Lalu cepat-cepat dia keluar dari kamar.
"YEAH! WAKTUNYA MENUJU KEPOPULERAN! HUWAHAHAHAHA!"
Inosuke senang bukan main. Berjalan membuka pintu pagar rumah sambil bersenandung ria:')
Namun ketika dia berjalan melewati rumah Karei---rumah tetangga tepatnya, Inosuke berhenti.
Menoleh ke pintu rumah Karei, lalu sejenak dia terdiam. "Tu cewek Lazy diajak pa kagak?"
Meski Inosuke tak bisa berpikir, dia memaksa otaknya untuk berpikir. Setelah itu dia menyerah sendiri.
"Gausah lah." batinnya.
Sebelum dia lanjut melangkah, suara pintu terbuka membuatnya menoleh lagi ke pintu rumah, dan ya...
...Karei keluar dengan dengusan sebal sambil memanyunkan bibirnya. Ketika kepalanya menatap lurus ke arah pagar, dia terdiam.
Inosuke ikut terdiam.
Suasana krik-krik kemudian:v
Inosuke lalu berseru, "Mo kemana lu?"
"Beli roti." jawab Karei dengan nada malas. Tampaknya dia benar-benar badmood.
"Ha? Dimana?"
"Au' "
"Malah ga tau. Gue mo ke rumah Jidat Lebar. Emaknya jualan roti, kalo---"
"Ga." potong Karei.
Perempatan muncul di kepala Inosuke. "Belum juga selesai anj!"
Karei mendengus. Duduk di pintu rumah sambil memeluk lutut.
"Gue males keluar." ungkapnya.
"Terus?"
"Tante nyuruh gue keluar beli roti."
"Apa susahnya?"
Karei mendengus. "Males."
"Pemalas."
"Emang."
Inosuke membuka pintu pagar rumah Karei, memasuki halaman rumah, lalu berjongkok. Menyamakan posisinya dengan Karei.
Karei sedikit mendongak. "Napa?"
"Beresin buku lu tah. Kita ke rumah Tanjiduar." titah Inosuke.
Karei mengerut, lalu menggeleng. "Ga."
"Hah? Knp?"
"Ribet."
Inosuke berdiri. Membuka pintu di belakang Karei, "Punten!" ucapnya, lalu berjalan masuk ke rumah.
Karei mengerjap. Berdiri. Memutar badannya, lalu mengekor di belakang Inosuke.
"Lu mau kemana?" tanya Karei.
"Ngambil buku lu." jawab Inosuke. Celingak celinguk sambil melihat isi rumah.
"Buat apaan?" tanya Karei lagi.
"Diem lah, bacot lu." kata Inosuke menyudahi. Membuat Karei manyun kecewa.
Setelah sampai di ruang tamu, di sebuah sofa, Tante Karei yang sedang asyiknya nonton menoleh.
"Eh, ada nak Inosuke." Tante Karei berdiri, lalu menyilahkan Inosuke untuk duduk di deret sofa lain sebelahnya.
"Mampir buat main sama Karei yak? Ahaha, udah pacaran kah?" tanya Tante Karei sambil tertawa renyah.
"Ga. Gue mo ngambil bukunya Karei. Kami mo ngerjain pr---"
Tante Karei langsung memasang wajah sangar, menatap tajam ke Karei yang berada di belakang Inosuke.
"Karei, ambil bukunya sendiri! Ga boleh nyuruh-nyuruh nak Inosuke!" marahnya pada Karei. "Cepetan ambil sendiri."
Karei menghela nafas sebal, lalu mau tak mau berjalan ke kamarnya.
Inosuke diam ditempat. "Nyuruh Karei beli Roti buat apa btw?" tanyanya.
Si Tante terkekeh. "Rotinya buat dimakan lha." setelah itu dia menyeret Inosuke duduk di sofa yang berhadapan dengannya.
Inosuke duduk. Matanya tak berkedip sama sekali.
"Nak Inosuke udah jagain Karei ga disekolah?" tanya si Tante.
Inosuke mengerjap. "Entah."
Tante Karei menghela nafas panjang. "Mau tau cerita Karei ga?"
Cerita? Inosuke tertarik. "Apa?"
Si Tante tersenyum. "Karei itu kabur dari rumah."
Inosuke membelalak. Terdiam.
"Dia anak kedua dari tiga bersaudara. Kakaknya orang sukses, bahkan sekarang kakaknya kerja di luar negeri." Tante Karei melanjutkan,
"Adiknya pintar. Cerdas. Di kelas selalu juara satu. Anak dibanggakan. Sedangkan Karei malah orang yang pemalas, kadang kasar, egois, keras kepala."
Mata si Tante mulai tampak sedih. "Karei kadang diasingkan sama keluarga sendiri. Wajar karna orang tuanya juga benci sama Karei."
Inosuke meneguk ludah. Tak menyangka Karei orang yang seperti itu.
"Makanya dia kabur dari rumah, lalu tinggal disini. Karei ga punya teman, ga tau caranya berbaur." si Tante menatap Inosuke penuh harap.
"Tante mohon, jagain Karei. Temenan sama dia. Jangan ninggalin dia. Ya, nak Inosuke?"
Inosuke sekali lagi meneguk ludah. Entah kenapa dia bisa merasa kasihan yang berlebihan.
Juga, sepertinya dia sudah membulatkan tekadnya untuk berjanji pada dirinya sendiri.
"Lindungi Karei. Jagain Karei. Ini janji gua."
Kapan seorang Inosuke seperti ini?
Inosuke memasang wajah serius. "Gue jagain." katanya yakin.
Tante Karei tersenyum lebar. "Makasih banyak ne^ ^ di Pacarin juga boleh kok."
Inosuke tertegun. "Ha?"
🐼🐼🐼
Yeheyy:'D
Mulai pdkt ama Inosukeh niyeee-,-
Congrats deh:p
Selanjutnya... yang mau request buat next chapter komen lah:'>
Author suka kelen req:'D
Bubayy nee readers:*
,
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top