⊶།2།⊷

🐷🐷🐷

Selesai makan malam, Inosuke langsung masuk ke kamar nya, sembari membawa semangkuk bubur, dan gelas berisi Air di tangan.

"Nih anak gimana cara bangunnya?" batin Inosuke. Meletakkan bubur dan air di meja dekat tempat tidur, lalu
menatap Karei lamat-lamat.

Gadis ini... pucat sekali.

"Woe! Lu ga mau makan? Makan, hoi! Nambah sakit lu ntar!"

H e n i n g ...

"Lu denger apa kagak, sih?" jari telunjuk Inosuke mulai beraksi untuk menoel-noel pipi Karei.

Tapi setelah itu, Inosuke langsung menarik jarinya kembali. "Panas gblk!" batinnya.

"Mmgh..."

Karei mengeluarkan keringat di dahinya, membuat anak rambutnya yang ikut basah. Nafasnya naik turun.

Inosuke yang melihat itu sedikit tak tega, dia mengelap keringat yang bercucuran keluar di wajah Karei. Mengusapnya lembut.

"Sabar ya cok, kalo sakit emang gini. Huwahaha.." Inosuke tertawa pelan dengan disertai seringaian.

Lamat-lamat, Inosuke menatap wajah Karei dengan jarak yang cukup dekat. Hingga hidung keduanya bersentuhan.

"...Lu ngapain?"

Spontan Inosuke langsung menjauh dari Karei setelah gadis itu terbangun melihatnya.

"B-Bangun juga lu!" tunjuk Inosuke setelah mundur beberapa langkah.

Karei perlahan bangun dan duduk bersandar di tempat tidur. Masih dengan nafas yang tak teratur dan mata yang memerah, Karei melihat ke arah Inosuke dengan alis yang mengerut.

"Gue mau pulang..." kata nya.

"HAH?! Masih hujan gini lu----"

"Gue mau pulang!"

Setelah itu, Karei ngotot turun dari tempat tidur, mengambil tas nya yang masih basah karena ikut kehujanan bersamanya, lalu berjalan keluar kamar.

Inosuke yang melihat itu langsung mengejar.

"Tunggu woy! Diluar masih hujan! Bukannya lu bilang ga ada orang di rumah?"

"Emang."

"Terus?"

"Gue ga mau pulang kesana!"

"HAH? Masih waras lu?"

"Enggak."

"....Elu---"

"Nggak Mama, Ayah, Tante, Om, semua sama aja! Ga ada yang peduli sama gue! Mending bundir!"

Sampai.

Karei dan Inosuke berhenti di pintu masuk rumah.

Karei menoleh ke belakangnya, mendapati Inosuke yang penuh dengan perempatan di kepala.

"Sorry udah ngerepotin."

"Gue mau nanya sama lu."

"Paan?"

"Kemana lu mau pulang?"

"Terserah. Yang penting bukan di rumah nya Mama sama---"

"Lu kabur?"

"Kalo iya kenapa?! Ga ada yang peduli juga!"

Inosuke tak tahan lagi. Dia mendekat ke Karei, memegang kedua pundak gadis itu, menghela nafas, lalu berkata:

"TERUS INI APA NAMANYA KALO GA PEDULI, HAH?! GUE GA BAKAL NYURUH ELU KE RUMAH GUE KALO GA PEDULI! PAHAM LU?!"

Karei diam termangu. Kini jidatnya di tekan-tekan oleh jari telunjuk Inosuke.

"LU NGOTAK DIKIT KEK! MASIH ADA YANG PEDULI SETAN AMA ELU!"

Ceklek!

Pintu dibuka. Seorang wanita paruh baya muncul dibalik pintu.

"P-Permisi... saya kesini mau nyari keponakan saya, Hasegawa Karei, kalo ada----"

Diam. Tante nya Karei langsung terdiam setelah melihat Inosuke dengan Karei yang terlihat sedang ingin melakukan kemaksiatan karena terlalu dekat, berhadapan pula.

"Lah, Karei sama nak Inosuke lagi mau itu ya? Aduh, baru aja ketemu kemarin langsung dekat aja ya~"

Inosuke mengerut. Mundur beberapa langkah. "Kagak!"

"Gapapa kok nak Inosuke, saya restuin. Tapi kalo mau ngelakuin itu ntaran aja ya^ ^ kenal dekat dulu sama Karei."

Inosuke bergidik ngeri melihat Tante nya Karei. "Siapa juga yang mau ngelakuin itu? Ini orang...!"

"Nah, Tante sama Karei pamit pulang dulu ya^ ^ bay bay nak Inosuke, besok besok Karei main lagi deh."

"Ga perlu! Itu keponakan lu lagi sakit!" bentak Inosuke.

"Oh yaudah. Pas udah sembuh aja kalo gitu. Tante pulang dulu ya~"

BAM!

Pintu ditutup. Karei dan Tantenya sudah out dari rumahnya Inosuke. Namun begitu...

"Ya pulang aja Njerr!! Kesel gua ama lu berdua!"

Lalu Inosuke kembali berjalan ke kamarnya.

Ah, benar-benar hari yang buruk.



🐼🐼🐼


Tiga hari berlalu. Karei tak masuk sekolah karena ber-keterangan sakit.

"Eh, Babi."

"HAH?! LU MANGGIL GUE APAAN TADI?! BISA DIULANG GA?!" Inosuke menatap Zenitsu tajam sambil berdiri tegak mengepal tangan.

"Gue ga manggil lo tuh." jawab Zenitsu santai.

"Awas aja lu!"

"Oke."

Inosuke kembali duduk di kursinya. Belum lama kemudian, namanya terpanggil lagi.

"Eh, Inosuke." -ini Tanjirou yang manggil.

"Apaan?"

"Karei itu.. kalo ga salah tetangga nya lo kan?" tanya Tanjirou.

"Napa emang?"

"Udah pernah jenguk dia ga?"

"Ga."

"Lah si Babi kan hati batu, mana bisa peduli sama orang." cibir Zenitsu.

"Elu---"

"Udah udah, Zenitsu, Inosuke, tengkar mulu dah kelean." kata Tanjirou dengan kedewasaannya.

Inosuke lalu berdecih dan mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Pas udah pulang sekolah nanti, mau jenguk Karei ga?"

Inosuke dan Zenitsu menoleh ke Tanjirou. Zenitsu mengangkat tangannya lalu tersenyum bahagia.

"Kalo gue mau!" katanya.

Tanjirou tersenyum. "Sip. Inosuke ikut kan?"

Inosuke hanya menjawab berdecih pertanyaan Tanjirou.

"Oke, gue ngerti. Kayaknya Inosuke udah jenguk, tapi gengsi mau bilang. Ya kan?" tebak Tanjirou dengan kepolosannya.

"Kek gue ga ada kerjaan lain aja."

Yeah... jawaban Inosuke sukses membuat Tanjirou dan Zenitsu sweatdrop.

Sepertinya... Inosuke benar-benar badmood hari ini.




🐷🐷🐷




Inosuke selesai makan malam. Sebelum dia menaiki tangga menuju ke kamar, suara ketukan pintu memberhentikannya.

Inosuke lantas melirik ke pintu.
"Saha?!"

"Aing."
Jawab seseorang dibalik pintu.

"Aing saha?!" tanya Inosuke ketus.

"Aing macan."

-_-

Inosuke memutar bola matanya malas. "Ah, bodo'."
Lalu dia berjalan menaiki anak tangga pertama.

"Bukain pintunya napa?!"

Kini terdengar jelas suara familier dibalik pintu. Suara perempuan yang terdengar jelas melengking.

Inosuke berdecak lalu segera membuka pintu.

Diam.

Inosuke bertatap muka lagi dengan seorang gadis yang beberapa hari lalu pernah tidur di kamarnya, lalu keduanya bertengkar dengan alasan yang tak jelas.

"Apaan?"

Gadis itu menyodorkan sebuah baju kaus ke Inosuke. "Baju lu."

Inosuke tertegun. Lalu meraih baju miliknya itu dari Karei.

Benar juga, Inosuke lupa kalau waktu itu Karei mengenakkan bajunya sebagai baju ganti setelah kehujanan dengan seragam sekolah.

"Makasih." kata Karei, dia membalikkan badan, hendak berjalan ke rumahnya.

"Tunggu woy!" cegah Inosuke.

Karei menoleh, "Paan?"

"Udah sembuh lu?"

"Ini apa namanya kalo ga sembuh?"

Inosuke diam. Otaknya masih loading untuk mencerna jawaban Karei.

"..."

"Lo nanya itu aja?"

"..."

Karei berdecak kesal, Inosuke orang ter aneh yang pernah dia temui seumur hidup.

"Serah deh." kata Karei mengeluh.

"Sampe ketemu di sekolah besok, Oyasumi." setelah mengatakan itu, Karei beranjak pulang.

Inosuke menatap kosong kepergian Karei.

Setelah itu, dia baru teringat sesuatu.

"Gue lupa nanya sesuatu yang penting." kata Inosuke membatin.

Author : *tepok jidat





🐼🐼🐼

🐷🐷🐷







Halo-,-
Jari author sebenernya mager loh:V
Tapi ya mo gmn lagi keun,

Nikmati saja cerita yang berasal dari kegajean author ini^~^

Papay ne:*
Saiang kelean-,-

,


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top