⊶།17།⊷


"A difficult choice."

,

❤🖤🐼❤🖤

Tiga minggu sudah berlalu. Kini waktunya untuk Inosuke terlepas dari masa Skor-nya.

Dan ya, begitupun dengan Kaigaku. Zenitsu mengatakan bahwa kakak nya itu baru saja pulang dari Rumah Sakit.

Maka dari itu, hari ini, setelah pulang dari sekolah, Karei, Inosuke, dan Tanjirou pun datang untuk menjenguk.

"Maaf, Kak Kai, gara-gara aku Kakak jadi masuk rumah sakit. Emang telat sih ngucapinnya, tapi maafin ya."

Ah, sekarang ini mereka berada di Kamarnya Kaigaku.

"Ya makanya lain kali jangan gitu lagi. Apalagi lari-larian ampe ke Jalan Raya."

Karei tersentak malu, mengalihkan pandangannya ke arah lain. "..Maaf."

Kaigaku yang bersandar di tempat tidur nya kini mengedarkan penglihatannya ke Tiga Orang laki-laki di ruangan itu.

"Boleh minta waktunya bentar sama Karei, ga?"

Tanjirou dan Zenitsu mengangguk, Boleh aja, setidaknya begitu makna dari raut wajah mereka.

Namun dengan Inosuke...

"GA! Buat apa?!"

"Elah, kita mau ngomong bentaran aja. Inosuke posesif banget, ya."

"Ya serah Gue lha!"

Karei menoleh ke Inosuke, "Bentar aja, ntar kalo udah Lima menit lo boleh cek, kok." lalu tersenyum untuk meyakinkam Inosuke.

"Eleh. Seraaahh!" setelahnya, Inosuke berdiri dan langsung bergegas pergi.

Tanjirou dan Zenitsu mengekor dibelakang. Lalu pintu kamar ditutup rapat. Hanya tersisa Kaigaku dan Karei didalam.

"Kak Kai mau ngomong apa?" Karei to the point.

Kaigaku cengingiran. "Yang tadi pas Lo bilang cuman lima menit boongan, kan?"

Karei menggeleng, "Itu seriusan." dia menggembungkan sebelah pipinya.

Kaigaku terkekeh, mengambil tangan Karei, lalu meletakkannya ke pipinya. "Gue kangen Lo."

Gadis itu tertegun. Entah kenapa, dia tak nyaman dengan perkataan Kaigaku tadi. Memang, tak biasanya begini.

"Kenapa?"

Karei menggeleng, "Udah lima menit, aku juga mau pulang."

"Hmm, boleh aja. Tapi bentar dulu, ada yang mau Gue kasih."

"Apa?"

Kaigaku mendekat, memisahkan jarak diantara mereka, kemudian..

Cup-

Karei tercengang. Matanya membulat sempurna, kala pipinya dikecup lembut oleh Kaigaku. "Kak Kai..?"

"Gue suka Lo, Karei."

Deegg!

Ah, bukan ini.

Bukan ini yang Karei inginkan.

Sikap Kaigaku yang beginilah, yang membuatnya serasa ingin menghindar.

Tak tau kenapa.




Disisi lain, Laki-laki yang tadinya benar-benar percaya pada perkataan Karei bahwa dia boleh mengecek jika itu sudah Lima menit,

Kini tengah mematung,

Terdiam melihat Kaigaku mencium pipi Karei yang tak sengaja dia intip ketika membuka pintu.

"Bangsat!"

Ah, sepertinya Inosuke benar-benar marah.

Dia membalikkan badannya, kakinya melangkah cepat,

"Eh, Karei mana?" Tanjirou yang bertanya, melihat Inosuke berjalan sendirian ke pintu keluar rumah dengan raut wajah kelam.

Ah, saat ini Tanjirou dan Zenitsu sedang duduk di sofa ruang tamu.

"Si Babyq kenapa?" Zenitsu berbisik, yang hanya dibalas dengan gelengan kepala oleh Tanjirou.

BAAMM!!

Pintu ditutup keras oleh Inosuke. Membuat Tanjirou dan Zenitsu terkaget sambil berteriak di tempat.

"Yaelah Babiq, kenapa sih tu anak?" kata Zenitsu mengusap-usap dadanya.

Tap Tap Tap!

"Inosuke mana??"

Dua orang laki-laki itu segera menoleh ke sumber suara. Karei.

Tanjirou menunjuk ke Pintu, "Baru aja pulang."

"Kenapa??"

Kedua laki-laki beranting hanafuda dan berambut kuning alami itu menggeleng.

Karei menurunkan bahunya lemas. Menghela nafas. "Inosuke..."

Gadis itu harus pulang sendirian sekarang.



















Di Rumah Karei...

Karei berlari ke rumahnya, meski sebenarnya dia sangat malas karena berlari itu benar-benar membuang tenaga.

BRAAAKKK!!

Pintu rumah dibuka keras oleh Karei. Nafasnya terengah-engah. Lalu berteriak kencang.

"TANTEEEEEE!!!! hiks, hiks, huweeeee!"

Karena mendengar suara tangisan yang begitu familier, si Tante pun langsung berlari terbirit-birit menghampiri Karei.

"Lah, kok nangis? Kenapa?"

"Hiks, Inosuke.. tadi ninggalin Aku pulang sendirian.. hiks! Hiks!"

Tante Karei menggeleng, "Ya ampun, yaudah, masuk dulu, terus cerita."

, ,

Tante menyuruh Karei untuk bergegas mandi terlebih dahulu, karena seragam nya pun belum dia ganti ketika pergi menjenguk Kaigaku.

Usai mandi, Karei tak lepas dari wajah sembab. Tampaknya, dia masih menangis.

Dia mencoba untuk menelepon Inosuke, tetapi Hp nya selalu mati.

Inosuke pasti... melihat Kaigaku menciumnya tadi. Pasti. Jika tidak, Inosuke tak mungkin bersikap begini.

Dan tak biasanya begini.

Sreeett!

Pintu kamar Karei dibuka, Tante nya melangkah masuk sembari menyunggingkan senyum.

"Nah, ayo cerita. Tadi kenapa?" kata Tante setelah duduk di disamping Karei,

Mendengar kata 'tadi', Karei langsung teringat kembali dengan apa yang dilakukan Kaigaku padanya.

Gadis itu terisak, matanya berair, "Hiks, kayaknya tadi... Inosuke ngeliat Kak Kai nyium pipi aku.."

"Lah? Kenapa gitu? Lagian kenapa main-main cium segala?

Ya kalo sama Inosuke sih, Tante ga keberatan, mweheheh :3"

Karei berdecak, memukul Tante nya. "Aku serius!"

Si Tante terkekeh. "Iya iya serius, jadi, ceritanya Karei suka sama nak Inosuke? Terus sama Kaigaku juga?"

"Aku sama Inosuke cuman sahabatan, kok."

"Ahahahah! Kalo cuman sahabatan, ga mungkin Karei sampai bimbang kayak gini. Pasti ada alasannya."

Karei tercenung. Apa yang dikatakan oleh Tante nya itu... entah kenapa terasa benar.

"Dengar, ya. Nak Inosuke mungkin suka sama Karei, terus Kaigaku juga suka."

Karei manggut-manggut. Mengiyakan.

"Mereka berdua itu mencintai kamu, dan cara mereka memperlakukan kamu berbeda. Makanya, cintai orang yang kamu rasa nyaman dengannya."

Tante tersenyum, menepuk pundak Karei.

"Jangan pernah menyamakan seseorang yang jelas perwatakannya berbeda, Karei."

"Diantara nak Inosuke dan Kaigaku, pasti ada salah satu. Mana yang lebih membuatmu nyaman?"

Perkataan Tante nya itu membuat Karei termenung, melamun. Mengingat kenangannya bersama Kaigaku dan Inosuke.

Mana yang lebih baik?

Siapa yang selalu ada untuknya?

Siapa yang selalu membuatnya merasa nyaman?

Kedua laki-laki itu terbayang di pikiran dan ingatannya.

"Karei, jangan ikuti pikiranmu, tapi ikuti hatimu."

Karei sempat tertegun.

Tante memeluknya, mengusap punggung gadis itu. Membuatnya sedikit tenang.

"Karei tau, ga? Hati itu ga pernah salah."

Ya.

Kata-kata itu sering dia dengar. Hati tak pernah salah untuk memutuskan sesuatu.

Maka, ikuti dia.

Karei tersenyum lega, balas memeluk tantenya.

Dia sudah mendapatkan jawabannya.


.

🖤🐷🖤

.

Muwahahahah :'D

Oh, shit :(
Harusnya hiatus loh ini, but gpp lah
Mumpung lgi punya ide mending up aja 😗👌🏻

Much Love,
_NirachiChi👒🧸❤🖤

Je vous aime les gars!

.


SPOILER:

Next adalah Chapter terakhir or Tamat :'D

Chii hrus up besok atau kapan? 🤧🥀

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top