20

"Kiel, apa kau baik-baik saja?"

Kiel mengusap wajahnya, kemudian melirik Naomi yang menatapnya dengan khawatir. Kiel masih susah payah terus menginjak tombol gas alih-alis banting setir ke bahu jalan dan melakukan upaya untuk menghentikan gadis di sebelahnya ini untuk memulai ide gilanya.

"Naomi."

"Ya."

"Katakan kau ingin aku memutar balik mobil ini dan mengantarkanmu kembali ke Alberta."

Naomi menggeleng, "Kitap akan pergi ke New York. Sesuai rencana."

Kiel menghela napas panjang.

"Kau tidak akan tahu apa yang akan kauhadapi di sana, Naomi."

"Kau bersamaku. Aku akan baik-baik saja," jawab Naomi enteng sambil memegangi sabuk pengamannya seperti ia sedang menganggap sabuk pengaman itu adalah Kiel sendiri.

"Itu sama saja seperti baru saja kau menimpakan beban nyawa orang seluruh Kanada di pundakku, Naomi."

Senyum Naomi masih di sana, meski kini, ketenangan dan keceriaan itu tak lagi sampai di matanya.

"Kau adalah Bangsawan terakhir yang mewakili Kanada. Sedangkan di Amerika, kau tak perlu memberitahuku, aku tahu ada lebih dari selusin bajingan yang melindungi daerah kekuasaan mereka di dunia bawah sana, di mana namamu sangat dihormati." Kiel mengigit bibir bawahnya, seperti yakin ia akan menyesali apa yang akan ia katakan, "Aku ... aku bukan seseorang yang kuat yang bisa melindungimu, melindungi seluruh Kanada. Kumohon lepaskan aku dari tanggung jawab yang lebih berat dari arti keberadaanku sendiri."

Dan ... ya. Kiel menyesali ucapannya. Meskipun demikian, ia sama sekali tak menarik ucapannya yang terasa terlalu nyata.

"Kiel."

Kiel tak menjawab, sibuk apa yang harus ia percayai dari dirinya, mencari kekuatan untuk menjawab gadis itu.

"Apa arti keberadaanku, keberadaanmu? Apa arti keberadaan kita semua?"

Tak ada jawaban. Kiel tak merasa mumpuni untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan Naomi dengan polosnya.

"Banyak orang yang kehilangan nyawanya tanpa sempat menemukan jawaban itu. Beberapa di antaranya bahkan sama sekali tidak menanyakan itu. Sisanya yang beruntung, bisa hidup dengan kepercayaan akan arti kehidupannya setelah ia menemukannya di balik perderitaan yang berhasil mereka kalahakan." Naomi tersenyum lembut lalu menatap kedua telapak tangannya, "aku salah satu dari mereka yang tidak pernah bertanya. Tapi Meredith selalu bertanya tentang kenapa ia ada. Ia menemukan jawaban setelah membuang keluarganya. Ia menemukan Theo. Meredith tahu hidupnya adalah untuk menemukan Theo dan menghabiskan sisa umur bersamanya."

Kiel masih diam, masih tak bisa menerka apa yang ingin disampaikan gadis itu.

"Kemudian kecelakaan pesawat itu terjadi. Aku kehilangan Ayah dan Ibuku. Juga Meredith setelah ia berhasil menyelamatkan Greenland dan sisa manusia di muka bumi ini. Lalu aku tahu apa arti hidupku." Naomi tersenyum lembut, lebar dan terlihat sangat menikmatinya, "aku ada untuk melindungi apa yang mereka telah lindungi dengan nyawanya. Kanada, dan seluruh manusia. Aku percaya itu, dan aku menemukan Aiden Lee. Lalu menemukanmu. Juga gadis pemberontak itu, dia yang kausebut Venus. Kita akan membuat tim superhero yang mungkin bisa membantu  The Avengers menyelamatkan dunia," candanya sambil tertawa kecil.

Segala tekanan dan bahaya yang berkelibatan di benak Kiel masih di tempatnya, meski  Naomi tertawa seperti tidak membayangkan itu sama sekali. Tapi bayangan-bayangan semu itu tak lagi membuat Kiel meragukan langkahnya. Kiel hanya merasa iri. Iri pada keberanian dan ketulusan Naomi. Pada segala sisi gadis itu yang membuat Kiel tak bisa berhenti mengaguminya.

"Anggaplah kau baru saja memberiku arti kenapa aku ada di sini. Hidup, bernapas."

"Benarkah? Maukah kau mengatakannya padaku?"

"Tidak. Kecuali kau mengatakan apa yang terjadi padamu dan Aiden Lee."

"Aku dan Aiden Lee? Kukira aku sudah mengatakan semuanya padamu tentang bagaimana aku mengenalnya."

"Tidak, mau tidak mengatakannya, dan aku tidak akan bertanya detailnya, karena itu memang bukan ranahku. Bagaimana kalau kita mulai dari ... bagaimana perasaanmu padanya?"

Naomi mengerutkan alis sambil menahan tawa, "Aku mungkin dekat dengan Aiden. Aku mencintai kepribadiannya yang misterius dan menyebalkan, tapi sangat praktis dan lembut. Tapi itu tidak lantas membuatku menjadi gay, Kiel."

"Gay?"

Naomi menatap wajah Kiel yang terlihat bingung.

"Kau bicara tentang Deenie, bukan?"

"Si bajingan itu berjanji akan memberitahumu."

Naomi menatap Kiel tajam-tajam. Mempertimbangkan apa yang dimaksud Kiel. Muncul kemungkinan terburuk, dan paling mendekati apa yang dimaksud Kiel.

"Well, the ship has sailed. He will explain it himself clearly, later."

"Tunggu!" Naomi menutup bibir Kiel dengan satu jari telunjuknya. "Aku tidak bisa mengikuti alur pembicaraannya. He? Kita membicarakan siapa sebenarnya?"

"Aiden Lee. Si peneliti jenius, pria androgini yang berpura-pura sebagai perempuan itu. Siapa lagi?"

"Aiden Lee adalah seorang perempuan?"

Naomi melongo membayangkan bagaimana beberapa waktu lalu, ia dengan percaya dirinya menunjukkan ukuran BH dan renda celana dalam favoritnya yang lucu saat ia berganti baju begitu ia sampai di kediaman Blake. Ia menyesal menahan Aiden Lee yang bermaksud pergi dan meninggalnya sendiri dalam ruangan untuk berganti baju dan malah menyuruhnya menyaksikan pertunjukan baju dalam yang sama sekali tidak penting.

Menutupi wajah dengan kedua tangan, Naomi menggeleng kecil dan bermaksud merencanakan acara bunuh diri jika ia harus berhadapan dengan Aiden Lee lagi.

"Kau bisa berpura-pura tetap tidak tahu bahwa dia laki-laki."

Saran yang dibutuhkan Naomi. Kiel ingin tersenyum melihat bagaimana lucunya reaksi Naomi saat itu. Tapi untuk tersenyum, rasanya ia setengah hati. Reaksi lucu Naomi yang ia lihat saat ini adalah Naomi memikirkan pria lain. Dan semakin hari, Kiel menyadari, dirinya semakin membenci pikiran itu.

"Kenapa dia harus menyamar menjadi seorang perempuan seperti itu? Dia bahkan bisa memakai makeup dengan baik."

Naomi, tanpa disadarinya, menunjukkan wajah merahnya yang sedang merengut. Sangat manis. Kiel mengalihkan perhatiannya dengan memfokuskan diri melihat jalanan untuk menyetir. Ia membuka bibirnya, mencari kata yang tepat untuk diucapkan. Keheningan menggantung dengan canggung di antara mereka berdua.

"Kiel, dari mana kau tahu?"

"Kau yakin tak ingin mendengar penjelasan darinya sendiri?"

"Aku tidak meminta apa yang tidak orang lain ingin berikan padaku. Aku bertemu Aiden pagi ini sebelum kita berangkat, dan dia tidak terlihat ingin mengajakku bicara serius."

Kiel menghela napas, kemudian mulai bercerita.

"Sejak awal aku sudah curiga. Sosok perempuan yang ditampilkan Aiden Lee tidak terlalu feminim, meski dia ahli memakai mekap. Jadi ... Aiden mengakuinya pagi lalu, saat aku dan dia tidur di depan kamar Venus untuk berjaga. Aku terbangun subuh karena ingin ke toilet dan ...," Kiel terlihat ragu dengan apa yang ia akan katakan, tapi setelah sekali menelan ludah, ia meneruskan, "Aku melihat dia morning wood. Dan aku memotonya untuk memastikan bahwa dia tidak menipu kita lebih jauh."

"Antara pejuang keadilan dan tukang blackmail."

"Setidaknya, sekarang kita tahu siapa dia dan kuminta kau lebih menjaga diri darinya."

Naomi terlihat mengacuhkan nasehat Kiel, mungkin memang mengacuhkan. Gadis itu teelihat sibuk dengan pikirannya sendiri.

"Apa yang membuat Aiden Lee harus menyembunyikan identitasnya sebagai seorang pria? Ia dikenal sebagai perempuan sejak kecil, bukan?"

"Itu karena Maria memintanya berbuat demikian."

Naomi menoleh dengan tidak yakin pada Kiel yang memang terdengar tidak yakin dengan ucapannya sendiri. Tanpa perlu melihat bagaimana ekspresi Naomi saat itu, Kiel mengangguk.

"Kau tahu, keluarga Aiden Lee adalah pendatang di Kugaaruk. Ia dan keluarganya adalah pengungsi dari Eropa. Kau pasti bisa mendengar aksen Skandinavianya yang mati-matian ia ubah."

Naomi menggeleng kecil, "Tolong langsung pada intinya, Kiel. Jika kau bercerita seperti itu, aku tidak akan bisa menahan diriku untuk bertanya hal-hal trivia yang harusnya tidak kutanyakan—setidaknya, tidak sekarang."

Kiel merapatkan bibirnya ke dalam, lalu melepaskannya dengan bunyi decakan kecil. Alisnya masih mengerut, pria itu menjulurkan lidah untuk membasahi bibirnya sebelum kemudian berkata, "Seperti setan yang posesif, kehilangan pascaperang membuat Maria Lee dihantui oleh dukanya. Ia dan Aiden berpindah-pindah tempat untuk menjauhi perang. Pada suatu kesempatan, Maria Lee berhasil mengganti status jenis kelamin Aiden Lee menjadi perempuan dan itu adalah satu-satunya yang terpikirkan oleh Maria untuk menghindari wajib militer bagi anaknya.

"Perang seperti mengikuti ke mana pun mereka pergi. Setelah kehilangan Jordan Lee, suaminya, Maria Lee yang berpindah-pindah di daerah sekitar Nuuk, yang menjadi perbatasan perang. Seluruh pria yang ada dibawa untuk menjadi pasukan dadakan. Tua maupun muda. Maria Lee melihat sendiri usahanya memalsukan jenis kelamin anaknya membuahkan hasil, para perekrut yang bekeliling itu tidak membawa Aiden Lee yang ia dandani sebagaibseorang anak perempuan kecil, dan waktu terus berjalan hingga di sanalah kau menemukan pria itu bermekap layaknya kaum wanita."

Naomi menutup mulut. Tertegun. Sementara Kiel, seperti sudah tak tahan memanggul beban yang selama ini ia rahasiakan, terus mencerocos tanpa henti.

"Aku cukup kaget Aiden Lee cukup ramah untuk menceritakan hal itu padaku. Well, mungkin dia hanya mengasihaniku yang hilang kata-kata saat harus bicara dengannya. Sejujurnya Maria Lee juga pernah mengatakan sesuatu padaku tentang ... ia tahu bahwa aku curiga sejak awal pada Aiden Lee. Wanita itu bilang padaku bahwa dirinya memiliki alasan kenspa menjadikan Aiden Lee demikian. Waktu itu, pikiranku belum bisa mencernanya dengan baik, tapi kini aku bisa memahami apa yang ia maksud."

Naomi tak merespon. Matanya melihat jalanan tapi Kiel menduga gadis itu kelihatan sedang mengelanakan pikirannya. Selagi Naomi melamun pun, tak menghentikan Kiel untuk lanjut mengoceh, mencoba menarik perhatian Naomi.

"Penampilan Aiden Lee memang terlihat seperti model androgini. Tapi aku masih berpikir ia adalah seorang pria straight yang menyukai wanita. Malah sepertinya, dia menyukaimu—"

"Tunggu, Kiel." Dan ya, dugaan Kiel tentang Naomi terlihat sibuk dengan pikirannya sendiri ternyata benar. Gadis itu terlihat sama sekali tidak mendengarkan beberapa kalimat terakhirnya. Kiel diam-diam bersyukur. "Apa kau yakin Maria Lee mengatakan itu padamu?"

"Ya. Apa yang membuatmu ragu?"

"Maria Lee, klona itu, memiliki ingatan saat ia masih hidup."

"Kau tidak tahu tentang itu sebelumnya?" balas Kiel heran.

"Aiden Lee hanya mengatakan padaku, untuk level tertentu dan dengan peralatan yang mumpuni, memberi kloning ingatan masa lalunya bukanlah hal yang mustahil," Naomi menatap Kiel dengan warna muka yang pucat, memutih, "jika Maria Lee, kloningan dengan biorobotik pertama yang berhasil dibuat oleh Aiden Lee bisa memiliki ingatan dari kehidupan yang sebelumnya, maka ...."

"Maka tidak menutup kemungkinan, Meredith yang dibuat Theo juga akan memiliki semua ingatan milik Meredith asli."

"Kita harus bergegas, Kiel."

"Kenapa?"

"Maaf aku tidak mengatakan ini lebih awal tapi ... Para Bangsawan, akan melepaskan virus Red Killer itu sekali lagi untuk membunuh seluruh manusia dan menyisakan orang-orang tertentu yang memiliki kekuasaan atau kekuatan yang tak tergantikan untuk dilakukan pengklonaan dengan teknologi biorobotik yang memungkinkan manusia menolak terjangkit penyakit dari virus apa pun yang menggerogoti darah dan daging."

"A—apa? Kau pasti bercanda."

"Aku harap aku bercanda. Meski ini sama sekali tidak terdengar lucu. Tapi jika mereka mendapatkan Meredith, dan Eve's Apple, mereka bisa mengakses protokol The Great Tree, termasuk mematikan mesin raksasa itu."

Kiel menelan ludahnya dengan susah payah.

"Jika itu berhasil, selamat tinggal ras manusia kuno, selamat datang ras baru, manusia superior."

.
.
To be continued, 🐨

Edited: Sat, Nov 23

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top