21. Milik Arsa Seorang (MAS)
Gaesss maaf gak bisa up tiap hari..
Happy reading
.
.
.
.
Azalea kini sedang berdinas malam bersama Rania dan Rangga. Azalea duduk membaca jurnal kedokteran, karena lusa dia akan ujian kelulusan.
Rania datang membawa kopi susu kesukaannya dan Azalea. Rania duduk di hadapannya dan meletakkan segelas kopi instan di meja.
"Minum dulu, serius amat sih lo" Azalea tersenyum dan meminumnya perlahan.
"Iya mbak, harus lulus dengan nilai tinggi. Bisa kalah gue" jawab Azalea menggebu.
"Sama siapa lo taruhannya?" Tanya Rania ingin tahu. Azalea nyengir.
"Kak Arsa sama bang Reyka. Kak Arsa bakalan janjiin gue ke Jambi dan Bali mbak, sedangkan bang Reyka janjiin gue beli tas prada ori, bayangin lho mbak. Jarang kan gue dapat tas dari abang sepupu gue itu" Rania mengangguk-angguk setuju.
"Asyik juga ya lo. Eh btw nih, hubungan si Rey sama Janet gimana?" Azalea meminum sedikit kopinya.
"Kayaknya mereka mau lamaran deh mbak, sebelum bang Rey pergi tugas ke luar kota. Oh ya mbak, gimama kabar lo sama inspektur vijay itu?" Rania tergelak dengan pertanyaan Azalea.
"Membanggakan. Gue gak tahu bahwa akhirnya Fandi bisa diterima baik dengan anak-anak gue dan keluarga gue. Dan keluarga Fandi sangat antusias banget sama gue dan anak-anak gue. Nyokapnya tuh akrab banget sama anak-anak gue Le"
"Kapan nikah mbak?" Tanya Azalea antusias.
"Udah pengajuan, jadi tunggu aja" Azalea terpekik girang.
Rangga memperhatikan Azalea dan Rania yabg sedang berbincang-bincang. Wajah Azalea terlihat berbinar-binar. Rangga jadi ikut memamerkan senyumnya yang nenawan, membuat sekelilingnya berteriak histeris.
Azalea memperhatikan sekitarnya yang tiba-tiba rame adalah sang oppa korea a.k.a si ganteng dokter militer yang membuat wanita berteriak histeris. Azalea dan Rania menggelengkan kepalanya.
💉💉💉
Azalea sedang duduk di meja resepsionis. Dia sedang bertukar chat dengan Arsa yang sedang dinas ke Bandung. Arsa juga bilang kalau dia mampir ke makam Aila dan membuat Azalea iri.
Rangga duduk diam di depan Azalea yang masih asyik dengan chat dari Arsa. Tanpa memperdulikan Rangga yang sedari tadi berdehem.
Ini cewek gak pernah lihat gue sama sekali. Batin Rangga.
Ayah⛄ calling...
"Assalamualaikum yah" terdengar kekehan diseberang sana. "Ih ayah nih, ada apa?"
"Ayah kangen sama anak ayah yang manja ini" Azlan tertawa. Dia sudah nenebak pasti Azaleanya cemberut.
"Hmm.. Lea juga. Ayah dimana?"
"Di depan UGD. Keluar gih, kamu nginap rumah ayah sampai Arsa pulang"
"Oke ayah sayang. Assalamualaikum" Azalea mematikan telepon dan kaget melihat Rangga duduk di depannya.
"Eh maaf dokter, saya pulang duluan" Rangga mengangguk dan mengikuti Azalea dari belakang.
Azalea menghampiri Azlan yang sudah berdiri di depan UGD dengan memakai PDL kebanggaannya. Azalea memeluk Azlan erat, membuat pria itu terkekeh.
Oh jadi Lea anaknya komandan. Batin Rangga.
Rangga menghampiri Azalea dan Azlan. Rangga memberi hormat pada Azlan saat berada tepat di depannya.
"Ijin bertanya Ndan" Azlan mengangguk. "Dokter Lea anak komandan?"
"Ya. Ayo dek" Azalea mengangguk dan menggandeng lengan Azlan.
💉💉💉
Minggu Sore sebuah ambulance masuk. Seorang suster mendorong brankar, disana tergeletak seorang anak laki-laki yang sangat dikenal betul oleh Azalea. Azalea menghampirinya dan membantu mendorong brankar menuju UGD untuk segera ditangani olehnya dan Rangga.
"Zidan, Zidan dengar tante, Zidan" anak kecil itu membuka mata sayup-sayup dan mendengar suara Azalea.
Mengerang lemah, anak itu menggumamkan kata yang tidak di dengar Azalea.
"Zidan sayang, dengar tante kan?" Tanyanya memastikan.
"Ma..Ma..te" Azalea mengangguk.
"Suster, panggil dokter Rania segera, katakan anaknya di UGD" suster itu mengangguk dan segera berlari kekuar UGD.
Azalea dibantu Rangga dan beberapa suster membersihkan darah di sekujur tubuh Zidan. Memasang gips di leher, memasang infus.
"Kita butuh transfusi darah segera dokter" kata Azalea oada Rangga. Rangga mengangguk.
"Zidan" Rania berteriak histeris. "Lea, anak gue"
"Mbak, kita butuh transfusi darah segera untuk Zidan" Rania mengangguk.
"Ayo sus, ambil darah saya saja" suster mengajak Rania untuk ke ruangan khusus.
Suster kembali bersama kantong darah dan memasangkannya pada tangan Zidan. Rania masuk dan mencium putra sulungnya itu.
"Mbak, Zidan lagi tidur, dia nggak papa" Rania mengangguk. Azalea memeluknya dan mengajaknya keluar diikuti Rangga.
"Zidan mengalami retak di tulang keringnya. Kepalanya juga terbentur, nanti kalau dia sadar, kita bisa tahu dia mengalami gegar otak atau tidak" jelas Azalea.
Rania menangis di pelukan Azalea. Azalea menepuk punggung Rania pelan, menyalurkan rasa nyaman padanya.
"Rania, Zidan--" suara berat yang sudah Rania lupakan. Rania membalikkan badannya menatap garang pada Raditya di depannya.
"Maaf"
Plakk
Satu tamparan mendarat di pipi kiri Raditya. Tamparan yang sangat keras, sampai pipi Raditya memerah. Dyra maju dan memegangi pipi Raditya. Dyra maju dan akan menampar Pipi Rania tapi ditahan oleh Rania.
"Lo juga sama" Rania mendorong Dyra ke belakang membentur dada Raditya.
"Lo kenapa harus ambil anak gue kalau ujung-ujungnya seperti ini. Lo emang bapak yang gak becus jagain anak. Mulai detik ini, lo gak usah temuin mereka berdua" Rania menunjuk Raditya dan Dyra.
Affandi maju dan memeluk Rania. Affandi yang masih menggunakan seragam polisi itu memandang tajam pada Raditya.
"Bawa mbak Rania ke kantin, dia butuh ketenangan. Saya yang akan mengurus Zidan pindah ke ruang rawat inap" Affandi menganggukz lalu mengajak Rania.
"Dokter" Raditya menghalangi jalan Azalea.
"Maaf pak. Saya mau mengurus semuanya dulu. Permisi, kalau ada yang mau ditanyakan, bisa pada dokter Rangga" Azalea pergi menuju ruang administrasi.
Tring
KASA💂: Kangen kamu Senorita 😘
Ah Azalea meleleh dibuatnya. Azalea sudah selesai mengurus semuanya. Dia kembali dan memindahkan Zidan ke bangsal anak.
"Lea, makasih. Kamu pulang aja Lea, biar gue urus sisanya" kata Rania.
"Makasih ya mbak. Gue balik dulu. Mbak yang sabar" Rania mengangguk.
Azalea membereskan semua barang-barangnya. Memasukkan sneli miliknya dalam tas. Azalea keluar dari UGD menuju parkiran bersama Rangga. Mereka tidak sengaja bertemu dan jalan bersama.
Arsa melihat Azalea jalan beriringan dengan Rangga membuatnya cemburu. Arsa melambaikan tangannya pada Azalea.
"Enak aja deketin istri orang. Semuanya milik Arsa seorang" gumam Arsa.
Azalea berlari kearah Arsa dan menubruk dada bidangnya. Memeluknya erat, menghirup aroma yang dia rindukan selama ini.
"Kangen kakak" Azalea makin mengeratkan pelukannya pada Arsa membuatnya terkekeh.
"Aku juga" mencium kening Azalea dan memeluknya erat.
Rangga memberikan hormat pada Arsa. Arsa mengangguk.
"Ayo pulang sayang. Aku kangen istri manjaku ini" Arsa mencubit gemas hidung Azalea.
"Kakak tuh ya. Ayo pulang deh. Dokter kami duluan ya" Rangga mengangguk kaku.
Krakkk
Bunyi hati Rangga yang patah. Hanya Rangga yang bisa mendengarnya.
"Nasib nasib.. belum perang udah gagal. Belum nyatain cinta udah sakit duluan karena mencintai istri orang"
Poor Rangga
💉💉💉
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top