19. Gosip Rumah Dinas (GRD)
Haiy gaesss...
Happy Ied Adha...
Kalian pada masak apa gaess? Pada korban apa?
Bunda korban perasaan gaess.. wkwkwkwk
Jan lupa vote⭐ and komen... Thanks
Happy reading
.
.
.
.
Sudah satu bulan sejak mereka menikah. Renata sudah tinggal dengan mereka. Setiap pagi Azalea akan mengantarkan Renata ke tempat penitipan anak, dan dirinya akan berangkat kuliah. Sore hari Arsa atau Azlan yang akan menjemputnya.
Azalea kini tengah berada di dapur untuk membuat sarapan. Renata sedang tidur berdua dengan Arsa.
Sebuah lengan melingkari perutnya. Azalea sudah sangat hafal kebiasaan Arsa. Arsa sangat suka mencium harum tubuh Azalea yang segar.
"Masak apa?" Tanya Arsa yang masih setia menaruh dagunya di bahu Azalea.
"Udang tepung kesukaan kakak" Arsa mengecup pipi kanan Azalea penuh sayang.
"Aku beruntung ya punya istri seperti kamu" ucap Arsa tanpa ragu dan membuat Azaleanya merona.
"Azalea Zahira Alfarizqi, lahir di Surabaya 5 Agustus 26 tahun silam. Warna favorit biru, suka dengerin musik saat joging ataupun beraktivitas lainnya. Makanan favorit nasi goreng keju dan makanan yang mengandung coklat dan keju. Cita-cita menjadi dokter spesialis penyakit dalam. Buku favorit diary bunda Aila Nuha Zahira dan jurnal kedokteran"
Azalea membalikkan tubuhnya dan menatap Arsa dalam. Apa yang Arsa ucapkan adalah sebuah data diri tentangnya yang jarang diketahui oleh siapapun kecuali sang ayah.
"Kakak--"
"Maaf aku baru bisa menghafalkannya. Aku cari informasi tentang kamu dari ayah. Dan kamu benar Sayang, menghafal data diri dalam waktu singkat itu sangat sulit, dan aku sangat berterimakasih dan bangga karena kamu sudah bisa menghafal tentang aku semuanya. Terimakasih istriku"
Azalea memeluk Arsa erat. Tidak tahu harus menjawab apa, apapun yang Arsa lakukan untuknya sudah membuatnya melayang ke angkasa.
"Belajar yang giat, dua bulan lagi kamu akan lulus dan menjadi dokter spesialis" Azalea mengangguk di depan dada bidang Arsa.
"Kalau kamu bisa lulus dan nilainya bagus, aku janji akan ajak kamu kr Jambi dan Bali" Azalea mengangguk.
Arsa mengangkat tubuh Azalea agar setara dengan tingginya, azalea menangkup pipi Arsa dan mencium bibir Arsa sekilas.
"Wah sudah mulai berani ya Senorita ku, hm?" Azalea terkekeh.
Arsa mendudukkan Azalea di meja makan, mencium kembali bibir Azalea dengan lembut.
Oeeek.. oeeekk..
Mereka berdua melepaskan ciumannya dan tertawa bersama. Menyudahi aksi bermesraannya pagi ini.
Arsa menurunkan Azalea dari meja makan. Dia bergegas mandi karena akan melaksanakan apel pagi satu jam lagi. Azalea bergegas ke kamar dan memandikan Renata.
Semuanya sudah ada di tempat makan. Arsa sudah memulai sarapannya, Azalea menyuapi Renata dengan nasi tim yang dia buat khusus untuk Renata.
"Enak nih, besok buat lagi ya" Azalea terkekeh dan meraih tisu untuk mengelap sudut bibir Arsa yang belepotan karena saus.
"Belepotan kayak Rena" Arsa tertawa dan mengambil tangan Azalea dan dikecupnya.
"Terimakasih Sayang"
Jantung Azalea sudah berpacu sedari tadi saat Arsa mengecup tangannya. Rasa yang memang baru pernah dia rasakan saat mereka menikah.
"Kak, kok Rena merah-merah ya?" Arsa yang sudah selesai makan, mengamati wajah Renata yang muncul ruam merah.
"Kamu kasih dia udang?" Azalea mengangguk. "Mungkin dia alergi udang. Kamu bawa ke dokter gih. Nanti aku jemput saat makan siang ya"
Azalea mengangguk dan menyiapkan tas yang berisi kebutuhan Renata. Arsa sudah berangkat 5 menit yang lalu.
Azalea keluar dari rumah dan menguncinya, dia menaruh Renata di car seat. Menutup pintu mobil perlahan.
"Mau berangkat ya mbak Lea?" Sapa Aira. Azalea mengangguk.
"Itu anak siapa? Kok tinggal disini? Bukannya baru aja nikah ya?" Azalea yang memang dengar, tapi dia sengaja menulikan telinganya.
"Itu anak angkat mbak Arsa" Aira yang menjawab. Karena dia sudah tahu yang sebenarnya dari Farhan.
"Pasti bohong itu, itu pasti anaknya diluar nikah, terus menikah dengan Kapten Arsa"
Astaghfirullah ya Allah. Lindungi keluarga hamba dari orang-orang yang selalu mempunyai rasa iri dan dengki. Doa Azalea dalam hati.
💉💉💉
Azalea tiba di rumah sakit tempat dia bekerja. Mendaftarkan Renata untuk diperiksa ke dokter anak. Semua pihak rumah sakit sudah mengenal baik Azalea beserta kebaikan hatinya yang dengan suka rela mengadopsi Renata. Terkadang mereka juga ikut mengasuh Renata saat Azalea sibuk, dan belum ada yang menjemput Renata.
"Pagi sus" sapa Azalea pada suster kepala yang pernah merawat Renata.
"Eh dokter, pagi. Kenapa Rena?" Melihat Renata yang mempunyai ruam-ruam merah di wajahnya.
"Alergi udang sus. Dokter anaknya siapa yang bertugas?" Tanyanya sopan.
"Oh dokter muda, dokter militer yang menggantikan dokter Fajar bertugas tiga hari kedepannya. Namanya dokter Rangga" Azalea mengangguk.
"Cintanya mana sus?" Suster itu tertawa. Menunjuk kearah dokter muda yang memakai seragam doreng menggunakan sneli dan stetoskop menggantung di lehernya.
Subhanallah gantengnya. Astaghfirullah Lea, jaga mata lo, lo udah punya suami. Ingatnya dalam hati.
"Pagi dokter" sapa suster kepala.
"Pagi juga sus" dokter itu tersenyum menampilkan lesung pipinya, senyumnya yang menawan bak artis Korea, membuat para suster yang berjaga berteriak histeris.
Azalea melihat sekeliling dan menggelengkan kepalanya. Azalea melihat dokter itu mendekat dan membelai jemari mungil Renata yang sedang dalam gendongannya.
"Haiy adik kecil, kamu lagi apa di rumah sakit pagi ini? Bahkan belum buka tempat praktek saya" sapanya dengan senyuman.
"Maaf mengganggu dokter, saya mau periksa Rena, karena dia alergi udang" jelas Azalea.
Rangga memandang Azalea yang juga menggunakan sneli, memandangnya dari atas sampai bawah dan melihat Renata.
Gak mirip, siapanya ya?. Tanya Rangga dalam hati.
"Saya Lea dokter, saya mau periksakan Rena sekarang bisa?" Tanyanya sopan. Rangga mengangguk.
"Saya Rangga, mari masuk ke ruangan saya" Azalea masuk bersama suster kepala.
Rangga memeriksa Rena yang tenang tanpa menangis. Rangga tersenyum saat Renata ingin menggapai termometer yang di pegangnya.
"Saya akan resepkan obat anti alergi sekalian dengan salepnya ya dokter Lea, nanti kalau tiga hari belum hilang juga, kembali bawa kemari ya, saya periksa lagi" Azalea mengangguk mengerti.
"Terimakasih dokter Rangga. Saya permisi dulu. Suster terimakasih ya" Suster kepala itu mengangguk.
"Sus, saya kok penasaran ya dengan Lea?"
💉💉💉
Azalea sedang mengikuti giat persit wajib. Dia berkumpul dengan para istri prajurit lainnya. Azalea memang baru di dunia Persit, tapi dia tidak pernah membedakan pangkat siapapun, dia juga sopan dengan semuanya. Sehingga banyak yang senang bergaul dengan Azalea.
"Dek Arsa, itu anak diluar nikah ya?" Azalea mengurut dada pelan sambil membaca istighfar dalam hati.
Dia sudah menceritakan perihal ini pada Arsa dan menangis di pelukannya semalaman. Arsa tahu bagaimana orang-orang melihat Azalea dengan sebelah mata saat bersama Renata.
"Ijin mbak Adi. Itu fitnah" Azalea sudah berdiri mendekati Keke istri mayor Adi.
"Renata itu anak angkat saya.. saya sebenarnya tidak suka mengungkit hal ini. Kedua orangtuanya sudah meninggal mbak, mungkin mbak Adi masih belum pindah kemari saat itu. Semua ibu-ibu disini sudah tahu kok tentang Rena dan mendiang orangtuanya" aku Azalea.
Sinta maju diantara keduanya. Diikuti dengan sebagian istri prajurit yang mengenal Azalea dan Inayah.
"Dek Adi, mohon dijaga bahasanya. Kami semua sudah mengenal betul siapa dek Arsa sebelum dia menikah dan dek Inayah sebelum dia meninggal. Jadi gosip yang dek Adi tujukan itu tidak benar, jaga sikap dan nama baik suami kamu" peringat Sinta pada Keke dengan tegas.
Nah kan. Orang sabar disayang Allah. Terimakasih ya Allah.
💉💉💉
Aduh itu mulutnya Keke minta dicabein ya..
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top