16. Surat Ar Rahman (SAR)

Haiy gaesss siapa yang udah bangun cung tangan kalian 🙋

Kepagian ya buat up? Gak papa lagi ada ide aja😁

Mengandung konten kebaperan gaess 😘

Kawinnn Arsa jadi kawiiinnn gaesss.. jangan lupa vote ⭐ and komen gaesss..😘

Happy reading
.
.
.
.

Sejak saat itu, Azalea menjaga jarak dari Eric. Arsa dengan kejujurannya mengatakan cemburu dengan Eric.

Arsa mengantar jemput Azalea saat di rumah sakit. Tentu saja agar Eric tidak mendekatinya.

Arsa sendiri sudah ijin dengan Azlan tentang ini. Dan Azlan tentunya memperbolehkan, asalkan tidak ada skin ship antara mereka. Ntab Azlan.

"Lea, saya sudah bilang sama komandan tentang pernikahan kita, dua bulan lagi" Azalea yabg sedang menghafal jurnal kedokteran utu terhenti. Menatap Arsa dengan tatapan horor.

"Kan aku belum lulus kak" rengek Azalea, membuat Arsa gemas.

"Kata Komandan gak Masalah, kan saya udah janji juga sama kamu Lea, pulang dari Lebanon, saya nikahi kamu"

Azalea diam. Dia kasih ingat betul apa uang dijanjikan Arsa padanya. Azalea menghembuskan nafas kesal.

"Terserah kakak" Azalea kembali membaca jurnal kedokteran.

Arsa menghentikan mobilnya dan mencondongkan tubuhnya menyamping di dekat telinga Azalea.

"Saya ingin segera membaca surat Ar Rahman untuk kamu" bisik Arsa.

Azalea menjadi tidak fokus lagi saat Arsa mengatakan itu. Niatnya dia ingin menolehkan kepalanya menatap Arsa, tapi Arsa menahan kepalanya agar tetap lurus ke depan.

"Jangan, nanti bibir kamu ketemu bibir saya" bisiknya.

Wajah Azalea bersemu merah. Dia juga tidak mikir sampai kesana.

Badak. Harusnya gue tahu. Batin Azalea.

"Kamu masih mau disini terus Lea? Kamu gak kuliah? Kitabudah sampai lho? Apa kamu mau menikah sekarang juga?"

Azalea menatap Arsa tajam. Membereskan bukunya lalu membuka pintu mobil dengan kesal.

"Makasih"

Blam

Membuat Arsa terkejut. Tapi bukan Arsa namanya kalau tidak menggoda Azalea barang satu menit saja. Arsa membuka kaca mobil dan melongokkan kepalanya ke luar.

"Hati-hati Lea sayang. Belajar yang rajin ya. I love you Lea" teriaknya dan diakhiri dengan senyuman.

Azalea yang tengah bersama Janet pun menatap Arsa kesal. Selalu saja menggodanya membuat wajahnya merah seperti tomat. Janet sedari tadi tertawa terbahak-bahak.

"Malu-maluin" Azalea menghentakkan kakinya lalu masuk ke dalam. Arsa tertawa terbahak-bahak di dalam mobil.

Malu. Tapi kok gue baper ya. Batin Azalea

Saya suka goda kamu Lea, saya juga suka lihat muka kamu merah gitu. Batinnya.

💂💂💂

Azalea kini tengah berada di UGD. Mengerjakan beberapa laporan sebelum dia cuti nanti.

Kurang dua minggu lagi pernikahan impiannya bersama Arsa terwujud. Bahagia? Tentu saja dia bahagia. Siapa yang tidak bahagia bersanding bersama Arsa?.

Baru Azalea tahu tadi pagi, bahwa Arsa adalah idola di rumdin. Banyak banget yang ingin menjodohkan Arsa dengan anak mereka.

Bukan Arsa jika dia hangat pada setiap orang. Dia akan memasang wajah datar jika bersama yang lain, layaknya tentara pada umumnya. Jika bersama Azaleanya atau keluarganya, sikap hangat bak mataharinya muncul.

Eric duduk di depannya. Azalea sedang tidak ingin di ganggu hari ini. Laporan yang seabrek harus segera fia selesaikan segera.

"Dokter Lea. Bisakah saya minta tolong?" Lea mendongakkan kepalanya enggan.

"Ada apa ya dokter?" Tanyanya sopan.

"Bisakah anda bantu saya untuk memfollow up pasien? Saya masih harus menangani pasien gawat darurat yang lain" memberikan berkas data pasien pada Azalea.

"Baik dokter" lalu Eric pergi. Azalea dibantu suster Hana partnernya di UGD malam ini.

Azalea memeriksa pasien yang dimaksud Eric tadi. Disana ada Farhan yang tengah tiduran di brankar.

Bego Lea, Kenapa gak lo baca dulu sih. Bayinnya.

"Selamat malam pak, maaf mengganggu. Saya akan memeriksa bapak" sapa Lea ramah.

Aira memandang Azalea yang telaten memeriksa kakaknya Farhan.

Sayangnya bukan jodoh bang Farhan. Batin Aira sedih.

"Ada keluhan pak?" Tanya Azalea ramah. Farhan mengangguk.

"Saya mual dok, saya juga sering bab" Azalea mengangguk. Menekan perut Farhan bergantian.

"Bapak salah makan?" Tanyanya sekali lagi.

"Iya dokter. Dia kebanyakan makan sambal, jadinya diare" jelas Aira.

"Sst.. diam aja. Gak ditanya juga, jawab" geram Farhan.

"Sudah berapa kali ke kamar mandi pak?" Farhan mengingat-ingat.

"7 kali lebih dokter" Azalea mengangguk. "Opname ya pak. Bapak kekurangan cairan. Sus, tolong siapkan infusnya ya, mbak Aira tolong urus kamar rawatnya" Aira mengangguk.

Farhan mencekal tangan Azalea saat akan pergi. "Tunggu Lea"

"Maaf, bukan muhrim" Azalea melepaskan cekalan tangan Farhan.

"Saya jatuh cinta sama kamu Lea, apa kamu gak tahu?" Azalea menggeleng.

"Maaf, permisi" Azalea meninggalkan Farhan.

💉💉💉

Apa yang buat kalian deg-degan seperti jantung kalian terlalu cepat bekerja. Rasanya ingin copot saat itu juga. Perut mulas, gak nafsu makan dan minum.

Seperti Azalea saat ini. Dia tengah gugup tidak karuan. Kurang beberapa menit lagi, dia akan sah menjadi nyonya Arsalan Shaqueel Alfarezel.

Amalia duduk memberikan Azalea sekotak susu rasa strawberry untuk menghilangkan kegugupannya.

"Aku gak mau teh, aku tuh mulas, aku lepas ya ini jariknya" Sania dan Sabita melotot kearah Azalea.

"Becanda Ma. Aduh gugup nih" Ezar tertawa terbahak-bahak saat Azalea mengatakannya.

"Teteh tumbenan gugup. Biasanya sabodo amat. Amat aja gak sabodo" Azalea mencubit perut gendut Ezar.

"Heiiii" Angkasa masuk ke kamar Azalea. "Tayo" lanjutnya yang kena timpuk boneka milik Azalea.

"Abang gelo" umpat Azalea membuat Angkasa tertawa bersama yang lainnya.

"Udah datang tuh calon pengantinnya. Siap-siap gih" Sania membenarkan kerudung Azalea kembali.

Terdengar suara orang ngobrol dari bawah sana. Suara mikrofon menggema saat Chiko mencoba ngetes suaranya.

"Silahkan Om, bang" chiko memberikan mikrofon pada Azlan dan Arsa.

"Grogi Sa?" Tanya Azlan untuk mencairkan suasana. Arsa meringis dan mengangguk. "Mau baca Sekarang?"

"Siap. Iya komandan" Azalea dan yang berada di kamar tertawa mendengarnya.

"Panggil saya ayah" kata Azlan.

"Siap Yah" Arsa menatur nafasnya agar tidak grogi. "Bismillahirrahmanirrahim"

اَلرَّحْمٰنُ ۙ 
ar-rohmaan

"(Allah) Yang Maha Pengasih,"

عَلَّمَ الْقُرْاٰنَ ۗ 
'allamal-qur'aan

"Yang telah mengajarkan Al-Qur'an."

خَلَقَ الْاِنْسَانَ ۙ 
kholaqol-insaan

"Dia menciptakan manusia,"
.
.
.
.

فَبِاَيِّ اٰلَآ ءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ
fa bi'ayyi aalaaa'i robbikumaa tukazzibaan

"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"

تَبٰـرَكَ اسْمُ رَبِّكَ ذِى الْجَـلٰلِ وَالْاِكْرَامِ٪
tabaarokasmu robbika zil-jalaali wal-ikroom

"Maha Suci nama Tuhanmu Pemilik Keagungan dan Kemuliaan."

Azalea menitikkan air matanya mendengar suara merdu Arsa saat membaca surat Ar Rahman sesuai permintaannya.

"Saudara Arsalan Shaqueel Alfarezel bin Aizan Alfarezel, saya nikahkan engkau dengan anak saya sendiri Azalea Zahira Alfarizqi binti Azlan Dylan Alfarizqi, dengan mas kawin emas 5 gram, dan uang tunai sebesar dua juta empat ratus lima puluh ribu dan seperangkat alat sholat dibayar tunai" Azlan menghentakkan tangannya.

"saya terima nikah dan kawinnya Azalea Zahira Alfarizqi binti Azlan Dylan Alfarizqi untuk saya sendiri, dengan mas kawin emas 5 gram, dan uang tunai sebesar dua juta empat ratus lima puluh ribu dan seperangkat alat sholat dibayar tunai" Arsa menghentakkan tangan Azlan.

"Bagaimana para saksi?" Tanya penghulu. "SAHHHHH"

💂💂💂

Sahhhhh

Mereka udah sah. Ya udah bunda potong sampai sini dulu😜

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top