12. Pengajuan Nikah Puyeng (PNP)
Bunda up sekarang, mau istirahat dulu gaes, meriang nih badan. Kalian sesuatu banget gaess, bikin story'ini ruar biasahhh. Maafkan jika kurang greget atau kurang nyambung, ngetik ini dengan mata sembab, kliyengan. Duh jadinya curhat. Maafkan gaess.
Jan lupa vote ⭐ dan komen
Happy reading
.
.
.
Azalea merasa lelah. Kemarin seharian penuh dia diminta melengkapi berkas untuk pengajuan Nikah. Tapi Azlan tentu saja tidak tinggal diam, dia yang mengurus semua masalah berkas untuk Azalea.
Azalea sudah berangkat pagi ini. Dia mengantarkan Renata ke tempat penitipan anak dikalangan pegawai rumah sakit. Banyak anak-anak mulai dari bayi sampai balita dititipkan di sana. Azalea tidak ragu, karena dia pernah ikutan mengasuh disana.
KASA💂: nanti siang saya jemput
Azalea Zahira 💊: siap Kapten Arsa
Dia teringat akan pembicaraan dirinya dan Sania. Azalea bertanya tentang tes apa saja yang akan dia hadapi saat pengajuan nikah. Tes menyanyikan lagu mars Persit. Dari sekian banyak dia agak kesusahan saat disuruh menyanyi.
Bersatulah Kartika Chandra KiranaMembantu Memupuk MembangunMendorong Suami ke Medan JuangUntuk Nusa Dan BangsaBerikanlah Semangat Kepada TugasnyaMempertahankan IndonesiaHiduplah Kartika Chandra KiranaHiduplah BersaudaraUntuk S'lama-lamanya
"Lha ini Masa suaminya di dorong-dorong" Azalea masih mendengarkan mars Persit di YouTube. Janet, Alexandria dan Rania tertawa terbahak-bahak, mereka masuk ke UGD yang sepi. Mereka adalah sahabat terbaik Azalea.
Janet yang memang teman kuliah Azalea. Alexandria perempuan yang kuliah kedokteran di luar negeri juga teman baiknya di rumah sakit yang belum juga menikah. Rania adalah seorang janda, dia bercerai dengan suaminya karena sang suami menikah lagi dan meninggalkan anak-anaknya dengan Rania.
"Kalian tuh ya bikin kaget aja" gerutu Azalea. "Lagian elo lucu juga, nyanyi aja pake dikomentari segala" Azalea diam mendengar cibiran dari Janet.
"Wait. Lea, jadi beneran Lo mau nikah sama tentara ganteng itu?" Azalea mengangguk membenarkan pertanyaan Alexa. "Duh gue juga mau"
"Apa yang belum Lo chek list Le?" Tanya Rania. "Bentar mbak" Azalea mengeluarkan buku catatan miliknya.
"Dokter banget ya Lo buku catatan aja pake gambar sneli" cibir Janet.
"Pas foto gandeng 6×9 menggunakan pakaian PDH dan Persit tanpa lencana berlatar biru sebanyak 12 lembar. Foto aja pake gandengan mbak kayak orang mau nyebrang. Pas foto calon istri 4×6 menggunakan pakaian Persit sebanyak 5 lembar" mereka bertiga cuma geleng-geleng kepala.
"Pemeriksaan Litsus. Harus pintar nih gue, tes kesehatan semua Termasuk tes perawan"
"Pembinaan dan tinggal ke KUA" jawabnya lalu menutup buku catatan miliknya. "Ya gue udah gak perawan gimana dong" ucap Alexa.
"Ya Lo sih pake nganut kehidupan bebas disana" ejek Janet. *Tergiur gue" jawab Alexa santai.
"Mbak Ran, gimana sama polisi itu?" Tanya Azalea penasaran. Rania menggedikkan bahunya. "Mikir-mikir gue Le, gue udah nolak dia berkali-kali, tapi masih kekeh aja"
"Lo belum move on mbak?" Tanya Janet. "Udah. Tapi apa bedanya gue sama mantan suami gue? Anak-anak gue pada nanyain bapaknya kenapa bawa wanita lain ke rumah?. Gue jelasin sehalus mungkin ke mereka berdua. Itu mama baru kalian, mereka menangis ketakutan dengar kata mama baru"
"Sabar mbak. Kalau Lo ngerasa bisa hidupin anak Lo sendiri, ya udah Lo lakuin mbak. Demi anak-anak Lo. Kalau mereka minta Lo cari suami baru, ya Lo bisa nikah lagi" jawab Azalea yang sangat mengerti akan hati Rania. Rania memeluk Azalea.
"Makasih Lea sayang. Lo yang paling bisa bikin gue lega. Lo kok udah dewasa sekarang? Udah mau nikah lagi, kayak gak rela adek kecil gue nikah" semuanya tertawa.
💉💉💉
"Gila kepala gue puyeng makin puyeng. Ini kenapa harus gue semua yang hafalin sih" gerutu Azalea saat menatap kertas data diri milik Arsa. Arsa memandang Azalea dengan terkekeh geli. Mereka sedang berada di mobil Arsa menuju kantor untuk meneruskan pengajuan.
"Aduh bunda, gimana bunda bisa lancar deh hafalin beginian, hafalin lagu juga. Otak Lea panas bunda" Arsa menatap Azalea dengan prihatin. Dia menepikan mobilnya ke Indomurah untuk membeli minuman dingin.
"Beli minuman dingin dulu biar gak panas" Arsa menahan tawa melihat ekspresi cemberut Azalea. "Kacang ijo emang ngeselin" Arsa tertawa terbahak-bahak.
Azalea tidak mau turun, dia masih mencoba menghafal semua tentang Arsa. Arsa memberikan sekotak susu strawberry dingin ke Azalea.
"Minum dulu Lea sayang" dia menyodorkan sebuah sedotan di depan bibir Azalea. Azalea mendongak kala Arsa memanggilnya sayang. "Ngomong apa?"
"Gak kok. Minum nih" Azalea menerima minuman dari Arsa. Arsa salah tingkah sendiri memanggil Azalea dengan sayang.
💉💉💉
Semua tes sudah dia lalui. Rasanya capek badan dan pikiran, tinggal tes tentang mars Persit dan data diri Arsa. Banyak yang juga membeli pengajuan. Azalea yang sendirian disana tidak di temani Arsa saat awal masuk, karena Arsa sedang dipanggil Danyon.
"Kok sendirian aja mbak? Gak sama pasangannya?" Tanya perempuan di sebelahnya yang berdandan sedikit menor bagi Azalea.
"Iya mbak. Mbak namanya siapa?" Tanya Azalea ramah. "Saya Wita calon istri Lettu Dwi"
Duh sombong banget sih nih orang. Gue libas tahu rasa Lo. Batin Azalea.
"Kenalkan dokter, nama saya Aira" Azalea memandang perempuan di sampingnya yang mengulurkan tangannya. "Apa kabar dokter Lea?"
"Oh mbak. Saya alkhamdulillah baik mbak. Pengajuan juga?" Aira mengangguk.
"Saya calon istri Letda Adam" Azalea hanya tersenyum. "Oh Letda toh, aku kira pangkatnya kapten" cibir Wita. Azalea dan Aira tak menanggapi.
"Tinggal menghadap Danki dan Danyon saya mbak" Aira memberi tahu. "Saya juga tinggal Danyon mbak"
Seorang lelaki berbaju doreng berlari kearah Azalea yang hanya diam memandangnya. Lelaki itu mengatur nafasnya yang ngos-ngosan.
"Maaf ya dek kamu sendirian" Azalea hanya diam tak menanggapi terlalu kesal dibuatnya. Azalea mengulurkan sebotol air ke Arsa. Laki-laki itu Arsa. "Makasih ya dek" Azalea mengangguk.
"Danki" Lettu Dwi dan Letda Adam memberi hormat kepada Arsa. "Kami siap menghadap Danki" jawab mereka berdua.
"Nanti lah. Saya sendiri juga lagi menghadap ke Danyon sebentar lagi" jawab Arsa santai. "Danki pengajuan juga?" Tanya Dwi tak percaya.
"Push up 20 kali. Dia dokter Lea calon ibu Danki"
💂💂💂
"Harusnya gak perlu gitu lah kak" Arsa diam tak memperdulikan tatapan tidak suka Azalea padanya. Gara-gara Arsa menyebutkan Azalea calon ibu Danki di depan semuanya, mereka langsung merasa malu terutama Wita.
"Ssstttt... Diam nanti saya cium kamu" Azalea mencubit perut Arsa, Arsa hanya tertawa. "Gak sakit sayang. Geli malah. Udah ayo masuk udah ditungguin Danyon"
Disana sudah ada Danyon beserta istri. Azalea ditanya tentang NIP dan lain-lain tentang data diri Arsa yang syukurnya dia sudah hafal.
"Silahkan menyanyi mars Persit KCK dek" ibu Danyon mempersilahkan. Azalea menelan Salivanya berat. "Mohon ijin ibu. Maaf kalau ada yang salah nantinya, saya sudah berusaha sebisa saya mengingatnya"
"Iya dek, silahkan" Azalea menggigit bibir bawahnya, melirik Arsa yang tengah tersenyum manis padanya. "Bismillahirrahmanirrahim"
Bersatulah Kartika Chandra KiranaMembantu Memupuk MembangunMendorong Suami ke Medan JuangUntuk Nusa Dan BangsaBerikanlah Semangat Kepada TugasnyaMempertahankan IndonesiaHiduplah Kartika Chandra KiranaHiduplah BersaudaraUntuk S'lama-lamanya.
"Nah itu hafal dek" Azalea nyengir lebar. "Maaf kalau suara saya jelek ibu" ibu Danyon itu tertawa.
"Istri kamu lucu ya Arsa, jadi kamu anaknya komandan ya?" Azalea mengangguk. Hape Azalea berbunyi. "Siap salah. Mohon ijin mengangkat telepon lebih dulu ibu"
"Iya silahkan"
Azalea berdiri agak jauh dari ibu Danyon yang sedang berbicara dengan Arsa. Tertera nama rumah sakit harapan saya saya disana. Azalea menggeser tombol hijau.
"Selamat sore dokter. Mohon maaf mengganggu waktunya"
"Iya sus, ada apa ya?" Azalea merasa capek hari ini. Dia belum bisa istirahat.
"Ada pasien kecelakaan beruntun dokter, kami kekurangan tenaga dokter di UGD. Para dokter bedah sedang melakukan operasi" Azalea memejamkan matanya.
"Saya kesana segera sus" lalu Azalea mematikan teleponnya, menghubungi Janet.
"Net, CITO, balik rumah sakit, ada kecelakaan beruntun"
"Oke gue kesana"
"Maaf lama. Mohon ijin mendahului ibu, bapak. Saya harus ke rumah sakit. Cito"
"Cito?" Tanya Arsa bingung. "Iya, gawat darurat. Di UGD lagi kekurangan tenaga dokter. Duh gak sempat jelasin"
"Hati-hati ya" peringat ibu Danyon.
Arsa menjalankan mobilnya agak mengebut. Azalea mencoba menelpon Reyka untuk menjemput Renata. Sedangkan Azlan sudah memberi tahu kalau harus ke luar kota.
"Assalamu'alaikum bang Rey, minta tolong dong, jemput Rena, bawa dulu ke mess"
"Duh gak bisa Le, aku lagi ngawal komandan. Maaf ya"
"Aduhh terus Rena sama siapa coba" Azalea memijit pelipisnya. "Saya aja yang jemput Rena, saya bawa pulang ke rumah dinas Ayah ya, ibu tadi nyuruh saya kesana" jelas Arsa.
"Gak ngerepotin kakak?" Arsa menggeleng. "Makasih ya kak" Arsa tertawa mendengarnya.
Calon Imam yang sempurna. Batin Azalea
💉💉💉
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top