Chapter 2
"Siapa ...?"
『סולומון』
"Siapa yang memanggilku?"
『סולומון, בוא הנה!』
Di dalam kegelapan yang menyelimutiku, terdengar suara yang ku kenal memanggilku dari jauh. Dan tak lama, munculah cahaya dari atas sana.
Ada sebuah tangan yang muncul dari sinar itu. Aku mengangkat tanganku dan meraih tangan itu.
.
.
.
Ayah?
Author's POV
"Yosh! Semua sudah siap!" ucap Ritsuka dengan semangat.
Ritual pemanggilan Solomonpun dapat dimulai. Ereshkigal berdiri ditengah-tengah lingkaran pemanggilan roh pahlawan dan berlutut disana.
Ereshkigal mulai mengucapkan kata-kata yang tak dimengerti oleh orang-orang yang berada di ruangan ini --kecuali Gilgamesh karena bahasa yang digunakan adalah bahasa Sumerian.
Tak lama sinar muncul dari lingkaran itu dan sinar itu menyelimuti ruangan ini. Sesudah sinar itu meredup, terlihatlah seseorang yang selama ini mereka rindukan.
Roma-- tidak, King of Magic, Solomon.
Perlahan tapi pasti, Solomon membuka manik emasnya dan terkejut akan pemandangan yang ada di depannya. Dia melihat satu per satu orang yang ada di hadapannya lalu melihat tangannya.
"Aku ...," ucapnya.
"Hiks! HHHUUUUAAAAA!!!!!!! DOKTER!!!!!!!!!!!" Ritsuka dan Mashu memeluk Solomon dengan sangat erat sambil menangis dipelukannya --yang diikuti oleh Da Vinci.
Gilgamesh dan Merlin tersenyum puas. Misi pertama mereka berhasil. Merlin menyeka air matanya sedangkan Gilgamesh membalikkan punggungnya, takut kalau yang lain akan melihatnya meneteskan air mata.
"Dokter! Dokter kami sangat merindukanmu! Dokter!!!" teriak Ritsuka.
"Ritsuka-chan, Mashu, Leonardo, aku juga merindukan kalian! Maafkan aku karena aku adalah seseorang yang bodoh!" ucap Solomon.
"Kau memang bodoh Romani! Sangat bodoh! Mengapa kau menyimpan beban yang sangat berat itu sendiri?! Jika dari awal kau menceritakan itu maka kita bisa mencari jalan bersama-sama! Dasar kau raja bodoh!" sahut Da Vinci sambil memukul kepala Solomon.
Disaat Ritsuka, Mashu, dan Da Vinci melepas rindu mereka kepada Solomon, mereka tidak menyadari bahwa seorang pria dengan surai hijau dan manik selaras dengan rambutnya sedang melihat mereka sambil terus menerus mengucap syukur kepada Tuhan di hatinya.
Menyadari kehadiran seseorang yang penting untuknya, Solomon melihat kearah ayahnya. David tersenyum kepadanya, begitu pula dengan Solomon.
Solomon melepaskan pelukannya dari Ritsuka, Mashu, dan Leonardo lalu menghampiri ayahnya. Air mata keluar dari mata Solomon kemudian Solomon memeluk ayahnya.
"Ayah ... aku pulang," ucapnya lembut.
"Selamat datang kembali, Solomon!"
End of Author's POV
.
.
.
.
Author's Note:
Yoho dan maaf klau upny lama desu! Blakangan ini bnyak kegiatan (ngegame) dn ad hal2 yg lainny desu!
Maaf jga klau feelny kurang kerasa atau gak kerasa sama sekali 😂😂 thor bingung mau nulis apa soalny tp thor harap klian mnyukai chapter ini desu!
Jngan lupa untuk meninggalkan vote dan komen lalu memfollow akun ini! Trima ksih~
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top