Last Night

Song: Adele - All I Ask

Enjoy Reading<3

***

I will leave my heart at the door

I won't say a word

They've all been said before, you know

So why don't we just play pretend

Like we're not scared of what's coming next

Or scared of having nothing left?

Look, don't get me wrong

I know there is no tomorrow

All I ask

Telah sekian kali Carissa menengok ke arah Alex-yang sedang fokus pada jalanan- Ia berharap cowok tersebut akan memecah keheningan.

Carissa menghela nafas panjang, tidak ada tanda-tanda Alex ingin mengakhiri keheningan panjang ini.

"Lo sengaja ya putar lagu ini," ucap Carissa memecah keheningan. "Hati lo apa kabar?" tanya Carissa to the point.

"Lo ingat gak, terakhir kali gue naik mobil bareng lo gue ga bisa berhenti ngomong terus lo ngancam mau turunin gue di jalan kalau gak diam, lo mah gitu orangnya main ancam," ucap Carissa tanpa jeda. "Lo ingat gak pas gue kebelet terus--"

"Cukup Ris, kalau lo minta jemput cuma buat bahas masa lalu, lo bisa turun di sini," jawab Alex tanpa sedikit pun menoleh ke arah Carissa.

Selama 10 menit selanjutnya, Carissa dan Alex hanyut dalam pikiran masing-masing, Alex dengan sejuta pertanyaan yang tidak terjawab, Carissa dengan sejuta perasaan yang tidak terbalaskan.

If this is my last night with you

Hold me like I'm more than just a friend

Give me a memory I can use

Take me by the hand while we do what lovers do

It matters how this ends

Cause what if I never love again?

Alex merasakan suasana sekitarnya lebih dingin dari sebelumnya, entah karena ac mobilnya atau karena lagu milik Adele yang sedari tadi mengisi keheningan.

Alex menggerakkan tangannya ke arah tape dan menekan tombol power. Alex sadar bahwa suasana dingin ini tercipta karena lagu yang baru saja dimatikannya. Radio bodoh, pikir Alex.

"Jadi lo mau omongin apa, Ris?" tanya Alex. "Langsung ke intinya aja ya."

"Lo dulu protes kalau gue langsung to the point, lo bilang basa-basi itu penting supaya bahan bicara kita gak cepat habis, sekarang lo semudah ini berubah?" pertanyaan Carissa terdengar seperti pernyataan.

"Lo pikir gue berubah tanpa alasan?"--Alex tertawa mengejek--"Gue muak sama lo, lo hanya bisa melihat perubahan gue tapi lo gak bisa melihat alasan kenapa gue berubah, dan sekarang lo nuntut penjelasan. Anjing."

Raut muka Alex berubah 180 derajat, Carissa melihat beragam emosi di muka Alex--kekecewaan, kesedihan, kebencian, kerinduan-- Carissa sadar selama ini dia sangat egois.

"Lo masih sayang sama gue?" pertanyaan Carissa membuat raut muka Alex berubah. Alex seperti mencoba mengelak perasaannya. "Lo gak bisa bohong, Lex. Mulut lo bisa bohong, tapi mata dan reaksi lo ga bisa bohong. Apa salah kalau kita masih sama-sama sayang?" Carissa hanya menginginkan Alex jujur terhadap dirinya. Mengapa sangat sulit bagi Alex untuk jujur? batin Carissa

"Gue memang masih sayang sama lo, rasa sayang gue buat lo itu melebihi rasa sayang lo buat gue, Ris," Alex dapat melihat raut wajah Carissa menjadi lebih berseri. "Tapi bukan berarti kita bisa pacaran, karena sekedar rasa sayang itu gak cukup untuk membangun sebuah hubungan."

"Gue mau memperbaiki yang rusak, menyambung yang terputus, dan menulis lagi yang terhapus!" nada bicara Carissa naik 1 oktaf. "Kenapa lo gak bisa memberikan kesempatan buat gue?" Carissa menunduk dengan harapan rasa kekecawaan yang dia pendam dapat hilang, tetapi sebelum rasa itu dapat hilang, air mata Carissa jatuh dengan mulus tepat di pergelangan tangannya.

"Cukup, Ris! Lo pikir lo satu-satunya yang tersakiti di sini? Lo tahu apa, Ris?! Apa lo tahu seberapa dalam luka yang lo buat? Gue muak dengan kaum cewek yang selalu menyalahkan pihak cowok, gue muak dengan kaum cewek yang seolah-olah adalah korban.

Gue pikir lo beda dengan kaum cewek di luar sana. Tapi sayangnya, lo gak ada bedanya dengan mereka. Gue pikir lo istimewa, Ris," ucap Alexander dengan penuh penekanan.

Carissa hanya bisa menangis sesenggukan mendengar penjelasan Alex yang ditujukan untuk dia. Carissa menangis bukan karena kata-kata Alex yang begitu tajam tetapi karena Carissa sadar kata-kata Alex barusan memang benar adanya. Carissa tidak tahu harus berbuat apa. Carissa sepenuhnya sadar dari awal ini adalah kesalahannya.

"Gue pernah sayang sama lo, disaat gue mulai sayang sama lo, kenapa lo memilih pergi? dan disaat gue udah mulai lupain lo, kenapa lo harus datang dan salahin gue seolah-olah lo adalah korban dan minta penjelasan," jelas Alex tanpa peduli lawan bicaranya tengah meratapi penyesalannya.

Air mata Carissa jatuh semakin deras, "Tapi, lo sendiri yang bilang kalau gue gak boleh menyerah dengan keadaan, kan? dan sekarang ini--," jawab Carissa dengan suara getir.

"Gue minta sama lo buat merelakan gue karena lo harusnya sadar ada hal-hal yang gak bisa di paksa dan hal itu termasuk hubungan kita, Ris," potong Alex.

Carissa gagal menemukan kebohongan di mata Alex dan Carissa juga gagal untuk memulainya dari awal.

Carissa sadar sedari awal tidak seharusnya ia dekat dengan cowok lain sementara cowok yang meminta Carissa untuk merelakannya juga dekat dengan dirinya. Carissa sadar sedari awal Alex lah yang selalu berada di sisinya, saat semuanya pergi meninggalkan Carissa hanya Alex yang tetap setia menemaninya.

Dari awal Carissa pura-pura tidak tahu tentang perasaan Alex padahal perasaan Alex untuk Carissa sudah sangat jelas tapi Carissa lebih memilih cowok lain. Selama 1 tahun Alex menunggu Carissa tetapi Carissa bersikap buta hati.

Di saat semuanya meninggalkan Carissa dan Alex telah merelakannya. Tidak ada jalan untuk kembali, tidak ada jalan untuk memulai semuanya dari awal. Apa yang Carissa tabur dari awal itulah yang ia tuai sekarang--karma.

"Alexander Ivander. Artinya laki-laki yang terbaik 'kan? bagi gue lo adalah laki-laki sejati, karena laki-laki terbaik belum tentu sejati sedangkan laki-laki sejati sudah pasti terbaik. Gue bangga ama lo karena lo selama ini udah jadi laki-laki sejati buat gue," ucap Carissa sembari menghapus air matanya. Tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut Alex. 

"Lo udah sama sekali gak sayang sama gue, Lex?" tanya Carissa untuk yang terakhir kalinya berharap jawaban dari Alex adalah jawaban yang selama ini dia tunggu.

Alex menghembus napas berat, bahkan untuk menjawab pertanyaan Carissa yang baru saja dia lontarkan rasanya seperti ada sebongkah batu yang tertahan di tenggorokan Alex.

Alex memilih fokus pada jalanan tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Carissa masih menatap Alex menunggu jawabannya, Carissa tersenyum kecut menyadari alih-alih menjawab pertanyaannya Alex melajukan mobilnya ke arah jalan rumah Carissa.

15 menit kemudian mobil Alex berhenti tepat di depan pekarangan rumah Carissa. Carissa tersenyum tipis, "Thanks," Carissa membuka pintu mobil, kaki kirinya telah berada di luar mobil. Carissa sengaja memperlambat gerakannya menanti suara bass milik Alex menahannya.

Sebelum tubuh Carissa sepenuhnya berada di luar mobil, Alex membisikkan 6 kata tapi tidak terdengar seperti bisikan karena Carissa dengan jelas mendengarnya.

6 kata yang menandakan tidak ada guna lagi bagi Carissa untuk berharap. 6 kata yang menandakan Carissa harus merelakan Alex. 6 kata yang menandakan malam ini adalah malam terakhir bagi Carissa dan Alex.

"Beberapa orang tidak ditakdirkan untuk bersatu."



THE END

Gue ga nyangka bisa selesaiin one shoot ini wkwkwk astaga im so sorry kalau feelnya ga dapet :') because im not good at this thing lol.

Even it's not that good please vote and comment ;) i really appreciate it xx

Kritik dan saran sangat diterima because im just an amateur (:

THANK U SO MUCH FOR READING ILYALL GUYS<3

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top