Then.

---

Setelah kejadian malam itu, Niall dan Avery tidak saling menguhubungi. Tidak, Niall tetap mencoba untuk menghubungin Avery. Tapi, Avery seperti benar-benar ingin sendiri, dalam artian ia butuh waktu untuk berjauhan dengan Niall.

Dan untuk yang kesekian kali nya, Ponsel Avery berdering. Siapa lagi jika bukan Niall yang menelepon. Avery tetap teguh pada pendirian nya, ia mencoba untuk tidak memperdulikan telepon dan message dari Niall.

"Semua siap," Ucap Avery seraya mendaratkan bokong nya di sisi tempat tidur, lalu tangan kanan nya menggapai ponsel yang tergeleteka di atas bantal.

17 missed called and 3 new message.

Avery pun membuka satu persatu pesan yang masuk. Dan hampir semua berasal dari Niall.

From: My Niallers [7.18 PM]

Ave, Angkat telpon ku. Ku mohon maafkan aku, Avery. I love you x

-

From: My Niallers.[8.00 PM]

Ave! Kau masih marah? Ayolah. Aku ingin bicara. Angkat telepon ku, I miss you xx

-

From: My Niallers. [9:59 PM]

Ave, Aku tidak bisa membayangkan betapa kau membenci ku sekarang ini. Tapi ku mohon jangan seperti ini, I'm sorry. Aku membutuhkan mu sekarang Ave. I love you xx.

-

'Sudah? Hanya segitu pesan nya? Baik sekali.'Batin Avery.

'Membutuhkan ku?' Ucap Avery dalam hati. Avery berfikir keras, tapi tidak perlu waktu lama Avery memutuskan untuk melupakan hal ini. Lalu, ia memasukan ponsel nya ke dalam tas. Dan berjalan keluar kamar nya sambil menarik sebuah koper yang berisikan beberapa baju nya.

---

"Sudah siap?" Tanya Rachel. Avery pun mengangkat koper nya saat menuruni tangga,

"Ya, penerbangan pukul berapa memang?" Jawab Avery yang sekaligus bertanya.

"Pukul 12 malam," Jawab Rachel. Avery pun mengangguk.

"Kau yakin benar akan pergi? Meninggalkan Niall?" Tanya nya.

"Kurasa begitu, sudah tunggu apa? Kita jalan sekarang saja." Ajak Avery. Rachel pun mengangguk lalu berjalan ke arah pintu utama.

---

"Kau tidak ingin memikirkan nya lagi Ave?" Tanya Rachel memecah keheningan di dalam mobil ini.

"Tentu saja iya." Jawab Avery, sesungguh nya pikiran Avery tidak bisa lepas dari Niall, pesan terakhir nya tadi. Sudah dua jam, ia tidak mengirim pesan dan menelepon lagi.

"Ku rasa pergi bukan keputusan yang tepat Ave." Ucap Rachel membuyarkan seluruh lumunan Avery.

"Aku juga ingin berlibur disana." Sahut Avery  memang benar. Walau tujuan utama nya memang untuk melupakan masalah nya dengan Niall. Bukan maksud Avery untuk menggantungkan hubungan nya dengan Niall. Tapi, Avery memang sedang membutuhkan waktu sendiri.

"Semoga keputusan ini tidak akan membuat kau menyesal nanti nya." Ucap Rachel sambil fokus mengemudi.

"I hope soo." Jawab Avery sambil mengecek ponsel milik nya. Sudah tidak ada lagi pesan dari Niall.

Avery pun beranggapan semua baik-baik saja, Karena tadi Niall menelepon nya beberapa kali.

'Mungkin saja ia sudah tidur." Batin Avery.

Salah, Pemikiran Avery tadi salah besar.....

Haii!! Update nih update ;;) 

Gimana part ini? Absurd? Emang. Tapi, gapapa lah nama nya juga amatir ;;)

Pendapat nya ya? Masih ada yang baca kan sampai sini? Makasih ya buat yang udah berbaik hati membaca ini ;;)

Maaf kalau typo nya bertebaran dimana-mana.

Jangan lupa comment sama vote nyaa.

P.S. Hari ini double update ya ;)

Big Love,

Tasya Tomlinson.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top