Begin.

Semua berawal dari,

"Malam ini kita kemana Niall?" Tanya Avery, kepada Niall yang sedang fokus mengemudi.

"Emm, kau mau kemana?" Ucap Niall.

"Terserah." Jawab Avery sambil merapihkan beberapa helai rambut nya.

"Di London tidak ada tempat bernama terserah." Jawab Niall sambil tetap fokus memandang jalanan di depan nya.

"Ya aku tahu."

"Lalu? Kita kemana?" Tanya Niall lagi. Avery mendengus,

"Aku tidak tahu." Jawab Avery, ia mulai merasa sedikit bosan.

"Bagaimana sih. Kau kan yang memaksa ku untuk pergi, Kenapa sekarang kau tidak tahu kita mau kemana?" Ucap Niall panjang lebar.

"Yasudah, kita makan saja." Jawab Avery yang sudah merasa malas untuk berdebat dengan Niall.

"Dimana?" Saut Niall. Avery memutar bola mata nya.

"The Gresham Cafe." Jawab Avery singkat.

"Kenapa ketus begitu menjawab nya?" Ucap Niall menoleg sebentar ke arah kanan nya.

"Siapa yang ketus?" Jawab Avery. Niall mendengus,

"Siapa lagi memang yang sedang aku ajak bicara di mobil ini?"

"Aku tidak ketus," Avery memberi jeda sedikit sebelum ia mulai bicara kembali. "Sudahlah, aku sedang tidak ingin berdebat dengan mu."

"Siapa yang mengajak mu berdebat." Jawab Niall. Avery hanya bisa mengehela nafas, nenanggapi sifat Niall yang seperti ini. Hal kecil saja bisa membuat Niall marah besar, jadi lebih baik Avery mengalah lagi.

---

Niall keluar dari dalam mobil dan berjalan ke sisi kanan untuk membuka kan pintu Avery.

"Terimaka--Hei kenapa muka mu ditekuk begitu?" Tanya Avery saat turun dari dalam mobil.

"Tidak." Jawab Niall menutup pintu mobil, lalu menggandeng tangan Avery. Sesungguh nya memang mood Niall sudah sangat hancur akibat kejadian tadi di dalam mobil, ia tahu itu hal kecil tapi tetap saja.

"Kau marah karena yang tadi di mobil itu?" Tanya Avery saat mereka berdua telah mendaratkan bokong nya di salah satu couple seat di cafe bergaya classic ini.

"Tidak." Jawab Niall tanpa menatap kekasih nya. Ia sibuk merapihkan tatanan rambut blonde nya yang padahal sudah rapih.

"Bohong, Aku tadi kan tidak menjawab ketus, Niall." Lanjut Avery.

"Ketus atau tidak aku juga tidak akan perduli." Jawab Niall, lalu menjetikan jari nya memanggil waiters. Dan mereka berdua pun memesan makanan untuk menu dinner mereka malam ini.

"Kau membawa obat mu kan Ni? Setelah makan mu selesai, obat mu di minum ya." Ucap Avery memecah keheningan.

Lima menit pun berlalu, Niall pun mengeluarkan beberapa obat dari dalam saku celana nya, dan memasukan semua nya sekaligus kedalam mulut nya. Lalu, membayar semua makanan itu.

"Pulang?" Ucap Niall, Avery pun mengangguk.

Mereka berdua berjalan keluar dari dalam cafe ini.

"Avery!" Panggil seseorang dari sebelah kiri mereka. Niall dan Avery pun menoleh ke asal suara, dan menemukan Liam, Sahabat Avery.

Liam berlari kecil mendekat ke arah Avery dan Niall berdiri. Dan, dengan cepat Liam menarik Avery ke dalam pelukan nya.

Entahlah, melihat itu Niall rasa nya sangat geram. Sedari dahulu, Liam memang selalu saja membuat Niall merasa cemburu.

"Kenapa kita bisa bertemu disini?" Tanya Liam sambil menyentuh hidung Avery. Membuat Niall sedikit merasakan hawa panas.

"Hahaha tidak tahu, Eh? sejak kapan kau di London, Li?" Jawab Avery yang sekaligus bertanya.

"Aku baru tiba tadi pagi. Eh, Hai Niall." Ucap Liam yang seperti nya baru sadar kalau Niall berada di situ juga.

"Em iya hai." Jawab Niall sambil tersenyum kecut, tidak sedikit pasti orang yang melihat nya sudah bisa menebak kalau mood Niall sudah sangat hancur sekarang.

"Kau makin cantik saja Ave." Goda Liam sambil menarik rambut Avery pelan.

"Bisa saja kau Li." Ucap Avery memukul pelan lengan Liam.

"Ekhm, panas sekali. Matahari muncul malam hari kah di London?" Sergah Niall sambil melihat ke arah langit, mungkin lelaki tampan ini berniat untuk menyindir Avery dan Liam.

"Em baiklah, Kau sudah mau pulang? Atau baru mau makan juga Ave?" Tanya Liam.

"Aku sudah selesai, dan ini sudah mau pulang. Aku duluan ya Li." Ucap Avery. Liam pun mengangguk dan mencondongkan badan nya kedepan, mendaratkan satu kecupan di kening Avery, membuat Avery sendikit tersentak.

Niall yang melihat itu sudah sangat murka, jika ia tokoh kartun mungkin sudah keluar asap dari kedua telinga nya.

---

Avery dan Niall sudah terduduk di dalam mobil, tapi sampai sekarang Niall belum kunjung menyalakan mesin mobil nya.

"Ada apa Ni?" Tanya Avery. Niall pun menoleh dan menatap Avery tajam.

"Bagaimana kecupan tadi itu? Aku tadi transparant atau bagaimana? hahha." Ucap Niall sarkastik. Avery menggelengkan kepala nya.

"Astaga Niall, Liam itu sahabat ku. Dari aku kecil. Kenapa kau ini?" Jawab Avery mencoba tenang.

"Dan dia mencium mu di depan kekasih mu," Ucap Niall, yang sekarang sudah mengemudikan mobil nya.

"Niall, sudah lah jangan sekarang!" Sergah Avery yang sudah lelah beradu mulut dengan Niall.

Niall pun diam, keadaan hening sepanjang perjalanan.

---

"Niall," Tegur Avery memecah keheningan.
"Hem." Deham Niall.

"Kapan kau ini berubah Ni?" Tanya Avery, pertanyaan yang sudah ada di lubuk hati Avery sejak lama.

"Maksud mu?" Tanya Niall,

"Ya, A-ku lelah dengan sifat mu." Ucap Avery hati-hati.

Niall pun memberhentikan mobil nya di tepi jalan, ia menghadapkan tubuh nya ke arah Avery dan menatap nya penuh arti.

"Ulangi?!" Ucap Niall.

"Aku lelah, dengan sifat posesif mu, sensitif mu dan rasa cemburu yang berlebihan itu. Kita sudah tiga tahun bersama, tapi kenapa selama itu sifat mu tidak berubah Niall" Ucap Avery meluapkan semua nya.

"Kau menganggap ku begitu?" Tanya Niall tak percaya.

"Ya, aku lelah berdebat dengan mu. Aku lelah menjelaskan semua nya tapi kau tetap saja tidak mau mengerti dan menganggap aku ini selalu salah." Ucap Avery.

"Lalu mau mu apa?" Jawab Niall parau, ia tidaj menyangka jika kekasih nya berpikiran seperti itu.

"Aku ingin sendiri dulu." Jawab Avery yang mulai menangis. Niall menatao Avery tak percaya.

"Aku pulang sendiri," Susul Avery lalu membuka pintu dan turun dari dalam mobil. Niall tidak tinggal diam, ia pun turun menyusul Avery.

"Avery! tunggu! Ma-maksud mu apa?" Tanya Niall menarik tangan Avery.

"Aku butuh waktu untuk sendiri Niall. Aku lelah. Selama ini, kau tidak sadar. Bagaiman tertekan nya berada di posisi ku." Ucap Avery yang sedang mencari taksi.

"Tidak, maafkan aku Avery!! Kumohon." Pinta Niall. Avery seperti tidak mau mendengar, dan setelah mendapat kan taxi ia pun segera naik. Tidak perduli dengan Niall yang sedang menahan nya.

"Avery!! Maafkan aku. Aku akan berubah demi kau!" Mohon Niall lagi, tapi Avery tetap dalam pendirian nya.

Taxi itu itu pun berjalan meninggalkan Niall.

Haiii!!! Awal-awal nya nih :3

Gimana? pendapat nya dong? ;;)

Masih ada yang mau baca kan? heheh. Maaf kalau ada typo.

Tinggalin jejak kalian ya kalau kalian baca ini. Vote sama Comment kalian berharga banget tau :3

Chapter ini gue dedikasiin buat diva aka xxdvrs, yang udah ngasih gue ide untuk di chap ini heheh. Thanks bae <3

Btw, gue lagi degdegan nunggu hasil UN gue besok masa :'( /? *gakpenting abaikan.

Big Love,
Tasya Tomlinson.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top