•Surat[22] : Menyerah


Nara, aku sudah merasa begitu sekarat beberapa hari ini.

Kepalaku terasa semakin sakit setiap harinya. Untuk terapi saja, aku udah nggak bisa.

Dokter terus menyuntikkan obat pereda rasa sakit. Tapi, obat itu nggak bertahan lama.

Kepala aku rasanya mau pecah, Ra.
Sakit banget.

Aku bener-bener ingin cepat mati aja kalau kayak gini terus.

Maaf, maaf, maaf.
Aku udah nggak sanggup untuk hidup, Nara.

Aku udah berusaha bertahan sebisa aku, demi kamu. Demi terus bersamamu. Tapi, kayaknya udah saatnya aku menyerah.

Aku udah bilang ke dokter kalau aku siap untuk dioperasi.

Dan aku sebenernya optimis, kalau operasi itu pasti gagal.

Aku akan pergi, meninggalkan kamu, Roni, mama, papa, Bang Indra, Bang Andra, dan semua orang yang mengenalku.

Aku takut mati, Ra.
Akan seperti apa di sana, ya?
Apa aku akan masuk neraka? Aku 'kan sering banget bohongin kamu dan yang lain. Bohong itu dosa, 'kan?

Apa saat aku sakit, semua dosa aku udah terhapus? Aku nggak tau.
Hanya Tuhan yang tau.

Semoga aja aku bisa masuk surga, ya. Doain aku terus ya, Nara. Jangan pernah lupain aku. Walau aku mungkin bukan pacar kamu, tapi ... pokoknya kamu harus inget aku. Jangan sampai lupa!

Janji, ya?

Nanti, kalau operasi aku gagal, aku juga udah buat surat terakhir yang berisi ucapan selamat karena kamu menang lomba nulis novel.

Gimana aku bisa tau dan yakin banget kalau kamu menang?

Karena yang ngadain lomba itu sebenernya om aku. Tapi, tenang! Aku nggak maksa om aku untuk bikin kamu menang, kok! Aku nggak mau curang gitu.

Aku tau kamu menang tuh kemarin, pas aku nanya ke om aku.

"Om, pemenangnya siapa? Dari sekolah mana?"

"Namanya ... Nara Cantika. Dari SMA Tunas Pradipta. Eh, itu kan sekolah kamu ya?"

Haha, kira-kira gitu obrolan aku sama om aku kemarin. Kamu menang, bukan karena aku. Tapi, karena kamu emang layak banget untuk menang!

Aku bahagia banget saat tau kamu yang menang. Aku ngerasa ... bisa pergi dengan tenang.

Jadi, SELAMAT YA!

Tinggal satu langkah lagi, kamu akan jadi penulis sesungguhnya!
I'm so proud of you, Nara.

I love you...

With every beat of my heart,
Deeka.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top